Dalam rangka menghabiskan liburan semester genap dengan penuh keseruan, dengan penuh kesadaran, saya (nama) memutuskan mengikuti kegiatan liburan bersama.
Wajib memilih satu!
1. Bandung
2. Puncak
3. Bali
4. Lombok
5. Karimun Jawa
*Coret yang tidak perlu
Tertanda tangan
(Nama Lengkap)
"Nih," Luna menyerahkan beberapa kertas yang berisi angket dan surat persetujuan serta berapa budget yang dibutuhkan untuk liburan. "Kalian pilih disini tapi tetap diisi kertas ini," lanjut Luna pada kedua sahabatnya.
Diva mengangguk, "Gue pilih Karimun Jawa deh," Diva mencoret empat pilihan lain dengan yakin. "Diantara semuanya, Raza paling setuju dan ngizinin dengan penuh di Karimun Jawa," beritahu Diva.
Luna ikut menganggukan kepalanya, "Gue juga Karimun Jawa, banyak banget seliweran gimana cantiknya disana. So yeah, gue milih ini," sama seperti Diva, Luna pun mencoret empat pilihan lain dengan yakin.
Kini pandangan keduanya menatap Nara yang sedang menatap kertas itu dengan pandangan serius, "Gue juga pengennya Karimun Jawa..." Nara menggantungkan kalimatnya.
"Tapi Mas Rajen bakal ngizinin kan?" Diva bertanya kemudian.
"Masa gak sih? Lagipula Raza sama Aria juga ngizinin dengan penuh keikhlasan," Luna menambahi, Aria pacarnya bahkan mendukung penuh rencana ini. Yah, memang diantara semuanya hanya Nara saja yang susah. Biasalah, jarak umur mereka dengan Rajendra jauh jadilah mereka maklum.
Nara menghembuskan napas lalu memilih Karimun Jawa dengan yakin, "Okey, gue harus buat proposal liburan ini!" Katanya dengan keyakinan penuh.
Karena keyakinannya itulah dia disini, di gazebo rumah barunya dengan Rajendra yang sudah jadi dan menjadi tempat favorite mereka walaupun hanya menjadi tempat singgah sementara.
Nara fokus dengan laptopnya, mencari beberapa referensi penginapan yang cocok dan destinasi wisata yang cocok di Karimun Jawa. Telah disepakati jika mereka akan melakukan girls time-nya untuk pertama kali di luar kota dengan lama waktu tujuh hari dan Nara yakin seratus persen jika Rajendra akan susah sekali mengizinkannya.
"Yakin lo bakal diizinin?" Chandra mengangsurkan siomay ayam pesanan Nara. Dia baru saja datang kemari hanya untuk mengantarkan pesanan Nara.
"Menurut lo?" Nara perlu menanyakan pendapat orang lain, dan itu adalah Chandra.
Chandra menggeleng, "Susah apalagi tujuh hari, kayak gak tau Kak Adam yang udah ketergantungan sama lo aja," pendapatnya yang disetujui Nara.
"Gue tahu."
"Lo gak bakal nyerah tapi kan?" Chandra menatap Nara, Nara pun dengan yakin mengangguk. Apapun untuk izin Rajendra, yah kecuali Rajendra mengajaknya menikah langsung. Semua akan Nara lakukan kecuali itu, jadi saat Rajendra datang dengan senyumannya yang terlihat lelah dan wajah pucat pun membuat Nara jadi tidak tega.
"Tadi Ian kemari?" Tanya Rajendra memeluk Nara, menghirup harum tubuh Nara yang dia rindukan.
"Iya bentar, cuma ngasih siomay titipan aku terus langsung pulang." Jawab Nara sembari mengelus punggung Rajendra lembut. "Mas pucet, udah makan?"
Rajendra menggeleng, "Gak nafsu makan, cuma pengen makan masakan Nara. Boleh masakin mas?" Rajendra menatap Nara tanpa melepaskan pelukannya.
"Mau makan apa emang?" Nara tampak berpikir sejenak, sudah malam begini dan Rajendra sudah tampak kelelahan. Jelas makanannya harus cepat jadi, tapi apa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall In Love
General FictionFall in love Love And become a lovers Pernahkah kalian mendengar kalimat ini? Love enters a man through his eyes, woman through her ears, kutipan oleh Polish Proverb. Lalu, pernahkah kalian jatuh cinta? Jika iya, apa yang pertama kali membuatmu jatu...