Nara berlari menuju ke kamar Rajendra, nafasnya terengah-engah lalu membuka pintu dengan perlahan. Dia melihat bukan hanya Vero namun juga ada Ale yang duduk di sofa sedangkan Rajendra menatapnya tepat di mata bahkan setelah Nara baru membuka pintunya.
"Kenapa bisa jatuh?" Tanya Nara cepat saat melihat ada lebam kemerahan di dahi Rajendra. Nara menatap Rajendra lekat, yang ditatap hanya diam memandanginya.
Nara menghela nafas, dia sedang menunggu pengumuman siapa yang memenangkan lomba menyanyi. Dia tidak jadi menyanyikan Geboy Mujaer, Chandra menggantinya dengan Rewrite The Star karena Nara marah dan ngambek. Ya sih, Chandra ingin memeriahkan suasana tapi Nara juga ikut turut serta jelas dia malu! Lalu saat ternyata mereka juara satu, Nara senang. Mereka naik ke panggung dan saat turun betapa terkejutnya Nara saat mendapatkan telepon dari Vero yang mengatakan Rajendra terpleset di kamar mandi. Dan ternyata Pak Hirman sudah menunggunya di sebuah warung, Nara segera pergi ke rumah sakit.
"Mas tiba-tiba pusing," jawaban Rajendra tidak lantas membuat Nara percaya, dia menatap Vero dan Ale yang mengangkat bahunya.
"Tadi katanya udah sembuh. Terus Tante Kirana mana?" Tanya Nara saat tidak melihat Tante Kirana, dia agak lega sih. Ini belum waktu yang tepat untuk mengatakan yang sebenarnya.
"Disuruh pulang Adam tadi," Ale yang menjawab membuat Nara mengerutkan keningnya.
"Mama capek Naraa jadi mas suruh pulang," ujar Rajendra. Nara menghela nafasnya dan mengangguk, pura-pura percaya padahal aslinya tidak.
"Untung aja gue datang habis poli tadi. Kalau gak pasti bukan cuma kepleset deh Nar," ujar Vero yang diangguki oleh Ale.
"Sini," Rajendra seolah tidak mendengarkan perkataan-perkataan dari sahabarnya merentangkan tangannya, meminta Nara mendekat.
Nara menurutinya saja. Saat Rajendra memeluk Nara, Rajendra bisa mencium bau samar milik Chandra dan dia ingat, ini hoodie yang mirip dengan punya Chandra. Berwarna ungu, dengan tulisan yang sama. Starts and End.
"Nara bawa ganti baju lain?" Tanya Rajendra membuat Nara bingung.
"Kenapa?" Tanya Nara sambil menggelengkan kepalanya karena dia memang tidak membawa. Jangankan baju ganti, dia saja sekarang memakai sepatu olahraga.
"Aku bau ya?" Tanya Nara sambil mengendusi tubuhnya. Dia tidak bau, bahkan dia wangi. Tapi kenapa Rajendra memintanya ganti baju.
Rajendra menggeleng, "Nara wangi banget, wangi vanila. Tapi... Mas minta Pak Hirman belikan baju terus ganti ya?" Rajendra belum menyerah.
Nara cemberut, "Kalau wangi kenapa harus ganti?" Nara menggelengkan kepalanya tidak habis fikir.
"Yasudah tidak apa-apa," ujar Rajendra, kembali menarik tubuh Nara untuk dipeluknya. Ale yang melihat itu mendengus membuat Vero memandangnya bertanya-tanya.
"Kenapa?" Bisik Vero tidak mau menganggu momen berpelukan mereka.
"Temen lo cemburu sama adiknya. Hoodie Nara sama Chandra sama makanya Adam minta ganti," ujar Ale membuat Vero manggut-manggut.
"Nara emang gak peka sih," masih dengan berbisik, Vero memulai bergosip. "Adam udah klepek-klepek sama Nara dari lama. Yang cowok lemah terus ceweknya gak peka, ya yang makan ati si cowok terus." Vero mengasihani temannya itu.
"Nara," panggil Ale membuat Vero membelakak. Mau apa si gila ini? Batin Vero. Dia takut gosipnya diadukan pada Rajendra. Bisa mati berdiri dia.
"Iya Kak Ale?" Tanya Nara melepaskan pelukannya membuat Nara menatap Ale datar namun Ale tidak gentar.
"Adam minta kamu ganti baju bukan karena kamu bau," beritahu Ale. Nara menatap Rajendra dan Ale tidak mengerti lalu saat Ale melanjutkannya, Nara tidak tahu harus bereaksi apa. "Dia cemburu. Hoodie kamu sama punya Chandra couple?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall In Love
Fiction généraleFall in love Love And become a lovers Pernahkah kalian mendengar kalimat ini? Love enters a man through his eyes, woman through her ears, kutipan oleh Polish Proverb. Lalu, pernahkah kalian jatuh cinta? Jika iya, apa yang pertama kali membuatmu jatu...