EP3. Act of Food Fiancè

1.3K 83 3
                                    

"Tante Kirana mana?"

Nara mengalihkan pandangannya dari laptop pada Chandra yang duduk di sofa dengan kameranya. Chandra menatap Nara sebantar lalu menjawab, "Biasalah. Kumpul keluarga besar."

Nara mengangguk.

"Lun, lo bisa geser dikit gak sih? Gue mau video call sama Raza malah lo dempetin mulu," Diva mendorong tubuh Luna dengan kesal.

Luna yang ditegur oleh Diva malah cengengesan, "Posesif amat buk," godanya membuat Diva mendengsus.

"Ganggu aja lo Lun, minta Aria lamar sana. Heran gue," kata Chandra.

"Gue masih belum mau komitmen serius. Kalian tau kan iman gue belum kuat?" Luna mengendikkan bahunya. Nara, Diva, dan Chandra memusatkan perhatiannya pada Luna dan menggelengkan kepalanya tidak habis pikir. "Masih banyak cogan diluaran sana dan Aria juga masih suka main. So, ini namanya win-win solution," lanjutnya.

"Win-win solution apaan. Bilang aja lo playgirl," Nara menatap Luna keki, ada-ada saja alasan pencari cogan ini. "Kalau bilang iman belum kuat, jelas gue juga belum seratus persen. Lihat cowok ganteng masih deg-degan-"

"Heh, gue bunuh lo kalau selingkuh dari Kak Adam. Gak rela gue Kakak gue yang cinta mati kayak gitu malah lo-" Chandra memelototkan matanya namun Nara dengan cepat menyela.

"Heh wajar kali! Walaupun begitu cinta gue cuma buat Mas Rajen seorang. Lagian, lihat cogan ya sebatas itu gak lebih. Santai aja, hati gue sudah tertawan pesona Rajendra," Nara berkata dengan jumawa.

Sudah dua bulan lebih sejak pertunangan mereka, hubungan keduanya pun sungguh harmonis. Sejauh ini tidak ada masalah yang berarti, yah kecuali jika Rajendra cemburu dan posesif. Tapi jelas ada perubahan besar pada sikap Rajendra, masih cemburuan dan posesif namun Rajendra sudah terbuka dan legowo. Nara saja sudah bersikap biasa saja pada Chandra, Rajendra tau.

"Gue lihat-lihat, lo sama Chandra udah biasa aja. Udah gak cemburu lagi Mas Rajen lo?" Tanya Luna kemudian, Diva yang tadi akan menelpon Raza pun tidak jadi. Mereka semua memusatkan perhatian pada Nara.

"Cemburu? Masih lah, tapi ditaraf wajar kok menurut gue. Reaksinya Mas Rajen juga sudah oke," jawab Nara dengan senyuman.

Luna mengangguk, "Artinya cintanya Mas Rajen ke lo udah berkurang dong?" Tanya Luna sembari menaik-turunkan alisnya menggoda.

Nara melotot mendengarnya, "Mana ada kaya gitu! Lo tanya deh Chandra," Nara menunjuk pada Chandra yang diam mengamati.

"Bukan berkurang malah tumpah-tumpah, parah si bucinnya Kakak gue. Nara tuh sering dibawain bekal padahal gue aja jarang atau gak pernah ya lihat Kak Adam masak tapi demi Nara biar gak kebanyakan makan mie," kata Chandra sembari menggeleng-gelengkan kepalanya mengingat bagaimana cara Rajendra menatap Nara, bagaimana Rajendra memperlakukan Nara, dan bagaimana berusahanya Rajendra melindungi Nara. Kini dia sadar, bahkan cintanya pada Nara tidaklah berarti apa-apa jika dibandingkan cintanya Rajendra pada Nara.

"Oh bekal unyu-unyu itu dari Mas Rajen?" Dive bertanya histeris.

Nara mengangguk dengan malu-malu lalu mengeluarkan kotak bekal yang dibawakan Rajendra tadi pagi dan belum sempat dimakannya sampai siang ini.

Nara mengangguk dengan malu-malu lalu mengeluarkan kotak bekal yang dibawakan Rajendra tadi pagi dan belum sempat dimakannya sampai siang ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Fall In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang