44. His Love

1.4K 79 6
                                    

Nara merasakan kenyamanan di balik punggungnya, serta hangat yang menyelimuti dirinya dengan lembut. Seingatnya tadi Nara duduk di sofa dengan Rajendra yang tertidur meletakkan kepalanya di pangkuan Nara. Tunggu... Tidak mungkin bayangan Nara benarkan?

Nara tidak berani membuka matanya, di bayangannya kini ada Rajendra yang memeluk tubuhnya. Mereka berdua tidur di kasur yang sama dengan pelukan yang erat. Ya, biasanya di novel-novel yang sering Nara baca begitu. Tapi... Kenapa Nara tidak merasakan tangan atau sesuatu menindihnya? Maka, Nara membuka matanya pelan, sangat pelan untuk menyesuaikan mata dan pikirannya.

Dimana ini?

Sebuah ruangan berwarna abu-abu dan hitam yang mendominasi, tidak ada hiasan. Di balkon itu hanya ada kursi santai satu, tidak ada yang spesial. Apabila ini kamar Rajendra, huh sangat suram sekali. Bukannya lebih baik ada ornamen sebagai hiasan. Ck, bahkan jam dinding juga berwarna hitam. Hanya ada satu hal kontras di ruang ini, pintu walk in closet berwarna putih. Sudah.

"Ck suram banget ni kamar," gumam Nara pelan lalu Nara kembali mengedarkan pandangannya pelan. Menyusuri kamar Rajendra dengan mata sampai Nara terkejut melihat sesuatu.

Bukan, Nara terkejut melihat seseorang yang sedang duduk di lantai dengan kepala yang rebah di ranjang yang ditempati Nara. Lalu tangan Rajendra? Tangan Rajendra menggenggamnya!

Nara merendahkan tubuhnya, menghadap pada Rajendra yang tertidur dengan pulas. Lalu pandangan beralih pada tangannya yang digenggam oleh Rajendra. Apa tidak dingin tidur di bawah seperti itu?

Nara mengulurkan tangannya, mengarahkan pada wajah Rajendra yang terpahat sempurna. Pelan, Nara telusuri dari dahi lalu turun ke mata itu yang jika terbuka sering menatap tajam, hidung Rajendra yang sangat mancung itu, lalu bibir yang pernah mengecupnya beberapa kali, dan terakhir pada dagu Rajendra. Nara akui, Rajendra memang tampan, kelewat tampan malah. Nara juga ingin mengakui, memang sudah ada sedikit hatinya yang diberikan pada Rajendra. Nara tidak tahu itu akan berlangsung lama dan semakin berkembang atau akan pupus begitu saja. Waktu yang akan menjawab.

Nara mengerutkan dahinya saat melihat dahi Rajendra yang mengerut. Apakah Rajendra bermimpi buruk? Dengan inisiatifnya, Nara mengusap dahi Rajendra yang mengkerut dalam. Nara tersenyum saat melihat dahi Rajendra yang sudah tidak mengkerut. Kesenangan Nara harus terganggu saat perutnya berbunyi pelan. Sialan sekali, kenapa dia harus lapar di saat seperti ini.

Apa Rajendra punya mie instan? Ah iya Nara ingat memasukkan beberapa aneka mie instan di belanjaan mereka kemarin. Rajendra tidak protes tapi mengatakan jangan keseringan saja.

Nara menatap genggaman Rajendra lalu melepaskannya dengan pelan. Namun sulit, genggaman Rajendra sangat kuat. Saat menariknya dengan sedikit kuat, Rajendra terlihat tersentak terganggu, "Ssshhh," Nara mengelus-elus rambut Rajendra hingga kembali tenang. Melihatnya begitu nyaman saat rambutnya dielus, Nara mengelus rambut Rajendra sambil melepaskan tangannya dannn berhasil!

"Bentar ya. Aku laper banget," izinnya pada Rajendra yang tertidur. Nara turun dari kasur dengan pelan lalu mengambil selimut dan menyelimuti Rajendra. Nara dengan berani memeluk Rajendra singkat lalu berjalan ke dapur.

"Disimpan dimana ya kemarin? Kenapa gue harus jadi pelupa si," gumam Nara sambil mencari dimana letak mie instan lalu saat sudah menemukannya Nara tersenyum lebar.

Nara membuka kulkas dan mengambil telur, sayuran, sosis, dan aneka suki yang kemarin dia beli tidak lupa juga tomat dan cabe. Malam-malam begini enak buat mie rebus telur pedas, ah tidak lupa diberi perasan jeruk nipis.

Nara mengambil air ke panci lalu memasukkan cabai rawit merah utuh-utuh dan tomat, menunggu hingga cabai sedikit layu baru kemudian dia menambahkan air kembali setelah cabai diambil. Nara memasukkan sosis dan aneka suki disusul dengan mie serta bumbu, sementara cabainya Nara haluskan menggunakan chopper. Tidak perlu terlalu halus, yang penting pedas saja. Nara masukkan bersama dengan telur orak-arik. Setelah itu, baru sayur Nara masukkan. Setelah matang, Nara menatanya ke mangkuk kemudian diberi irisan daun bawang serta perasan jeruk nipis. PERFECT!

Fall In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang