60. Better

1.6K 97 10
                                    

Nara tersenyum memperhatikan mobil Rajendra yang sudah melaju pergi. Wajahnya masih bersemu merah saat mengingat perlakuan tulus Rajendra. Di dalam benaknya seperti terputar lagu Can't Help Falling in Love yang memeriahkan jiwanya.

"Can't help falling in love, with you." Nara menyanyi pelan saat berjalan memasuki kostnya namun senyumnya berganti raut keterkejutan saat melihat dua orang yang duduk di sofa ruang tamu kostnya, duduk dengan menatapnya seolah dia adalah tersangka yang akan diintrogasi.

"Kalian ngapain pagi-pagi udah nongki disini?" Nara menggelengken kepalanya pelan melihat tingkah dua sahabat yang sangat dia sayangi ini.

"Kita butuh penjelasan," begitu mendengar jawaban datar Luna, Nara segera menarik keduanya masuk ke dalam kamarnya.

Nara mendudukkan keduanya di karpet bulu di bawah lalu mengambilkan berbagai snack dan minuman yang dia punya di kulkas kecilnya. Setelah selesai, Nara duduk di hadapan mereka, siap diintrogasi.

"Darimana aja lo? Bufallo gathering?" Tanya Luna menyipitkan kedua matanya.

Nara membelalak kesal, "Ngawur lo!" Katanya dengan kekesalan maksimal.

"Ya darimana?" Tanya Diva kemudian. Diva yang selalu tenang pun tampak memelototkan matanya pada Nara.

"Gue... gue nginep di rumah Tante Kirana," jelas Nara dengan jujur.

Luna dan Diva mengangguk, "Tidur dimana lo?" Tanya mereka dengan bebarengan membuat Nara menganga, sejak kapan mereka menjadi sangat kompak seperti ini?

"Ya ya ya gue tidur... gue tidur di kamar Mas Rajen," Nara terbata-bata saat menjawab tanpa berani menatap kedua temannya.

"WHAT? Wah Div udah unboxing pasti temen lo ini," ujar Luna yang membuat Nara menatapnya dengan cepat.

"Mulut lo!" Nara gantian menatap Luna dengan sengit. Enak saja unboxing-unboxing, mereka tidak sejauh itu walaupun ya sudah ciuman dan tidur di tempat yang sama. Nara penganut no sex before marriage dan Rajendra pun dari keluarga baik-baik pasti setuju.

"Ck gak segitunya juga kali Lun," Diva juga ikut berdecak sebal membuat Luna meringis diserang dua sisi, padahal tadi Diva mendukungnya kan?

"Sorry deh," ujar Luna lalu wajahnya kembali terlihat serius. "Kalau gitu jelasin tentang postingan Instagram lo!" Tuntut Luna yang diangguki oleh Diva kali ini.

Nara menghela nafasnya lalu menjelaskan dari awal saat Rajendra ternyata opname di rumah sakit lalu bagaimana saat pulang malah disuguhi video dan ucapan orang sekitar yang menjodoh-jodohkan dia dengan Chandra. Lalu tentang Nara yang jujur perihal hubungannya pada Tante Nara dan Chandra. Yah dan semuanya yang terjadi Nara ceritakan.

Luna dan Diva tampak bertepuk tangan salut mendengar cerita Nara yang cocok dijadikan film itu, terlalu penuh drama.

"Terus reaksi Chandra?" Tanya Luna penasaran.

Nara mendengus sebal mengingat sikap menyebalkan Chandra tadi. Tapi Nara juga maklum, siapa yang tidak kaget tiba-tiba teman yang katanya menyukaimu malah berhubungan dengan kakakmu. Begitulah judul yang tepat untuk mereka. "Dia nyebelin banget tau tadi. Sinis banget sama gue," cerita Nara tentang Chandra yang tiba-tiba berubah jadi Hulk tadi.

"Cemburu dia," ucap Luna dengan yakin.

Diva mendengus, "Cemburu boleh tapi kalau sampai sinis ya keterlaluan sih Chandra. Dia yang gak gerak cepet kenapa sekarang jadi kesel sendiri. Makan tuh," Diva tampak kesal dengan Chandra membuat Nara meringis.

"Ya bener juga sih, Chandra yang kalah cepet sama kakaknya. Tapi kalau gue jadi Nara jelas milih Mas Rajen, abaikan kata-kata gue yang mendukung Chandra waktu itu," Luna mengangguk-anggukkan kepalanya.

Fall In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang