Nara menatap sengit pada cowok yang baru saja turun dari motornya, dia mendelik saat Chandra sudah menanggalkan helmnya dan tertawa ngakak bahkan sebelum menghampirinya.
"Gila lo Chan! Masa lo nulis Geboy Mujaer!" Nara meraup rambut Chandra dan menariknya hingga Chandra berteriak kesakitan.
"Weh kekerasan dalam rumah tangga ini," Chandra menahan tangan Nara yang masih menjambaknya dengan brutal. Chandra meringis, tidak ingin main-main dengan Nara lagi.
"Rumah tangga pala lo peang!" Nara melepaskan tangannya dengan menghentakkan kakinya kesal.
Chandra tertawa sambil mengusap kulit kepalanya yang terasa nyeri. "Brutal banget buk pagi-pagi," katanya yang membuat Nara maju ingin menjambak rambut Chandra lagi. "Eits, ya nanti gue ganti kalau bisa. Udah sarapan belum?" Chandra menahan Nara agar tidak semakin brutal.
Nara mendengus, "Gak ngaruh! Gue masih marah ya sama lo!" Ujar Nara lalu masuk ke dalam rumah kost dan mengambil tas punggung kecilnya.
"Ayo!" Nara mengajak Chandra dengan nada ketus, Chandra tertawa pelan karena Nara yang masih marah.
"Bentar," Chandra berucap sambil berlari pelan menyusul Nara yang sudah jalan duluan. Chandra berdiri di depan Nara, memandang sepatu Nara. "Ceroboh, kalau jatuh gimana?" Ujar Chandra sambil menundukkan tubuhnya, membenarkan tali sepatu Nara yang terlepas.
"Nah, gini kan oke. Jangan clumsy dong Nar," ujar Chandra menatap Nara dengan senyuman. "Dimaafin kan?" Tanyanya serasa menaikturunkan alisnya menggoda.
Nara mendengus dengan pipi yang memerah, "Makasi," ujarnya masih berusaha ketus.
Chandra tertawa, "Udah dimaafin aja oke?"
"Gak. Lama deh, ayo!" Nara mendelik.
"Maafin dulu ya?"
"Hih oke," Nara menjawab dengan sebal. Chandra tertawa lalu mengambil helm dan memakaikannya pada Nara. Nara diam saja dengan jantung yang deg-deg an. Please, Rajendra Rajendra Rajendra. Nara menyebutkan nama Rajendra berkali-kali dalam hatinya.
"Udah siap tuan puteri?" Tanya Chandra mempersilahkan Nara menaiki motornya.
"Siap bawahanku," ujar Nara membuat Chandra mendelik namun tak urung tertawa. Chandra ini mungkin kotak tertawanya besar karena sedari tadi tidak berhenti tertawa.
"Pegangan," ujar Chandra lalu melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Sepanjang jalan mereka mengobrol hal-hal random yang ditemuinya sepanjang perjalanan.
"Rame banget ya?" Nara melepaskan helmnya saat sudah sampai di tempat, biasanya memang CFD ramai tapi karena ada jalan sehat dan perlombaan jadi tambah ramai. Apalagi banyak makanan, sungguh memanjakan mata dan perut.
"Heum, mana Luna sama Diva?" Tanya Chandra menggulirkan pandangannya, lalu melambaikan tangannya saat melihat keduanya berlari.
"Kirain bakal telat," sindir Luna pada Nara. Nara mendengus sinis lalu memandang mereka berempat yang memakai hoodie yang sama dengan warna yang berbeda, ehm maksudnya Nara dan Chandra sama lalu Diva dan Luna berbeda. Dalam hati Nara meruntuk, sungguh caper sekali dulu dia pada Chandra.
"Karena lombanya satu-satu gantian jadi kita ikut nonton satu sama lain aja kali ya?" Ujae Diva yang diangguki mereka.
Pertama, mereka jalan santai bersama banyak orang. Memang selalu menyenangkan untuk Nara berbaur dengan banyak orang seperti ini, selama berjalan mereka membahas gosip-gosip terbaru. Chandra hanya bertugas mendengarkan sambil sesekali menimpali.
"Segitunya?" Tanya Nara saat mereka membahas salah satu teman seangkatannya yang berpacaran sesama mahasiswa.
"Bener! Lo tau kan gimana si Nicka, dia kerja kelompok yang ada cowoknya aja langsung gak boleh." Luna bercerita dengan menggebu-gebu menceritakan kisah percintaan orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall In Love
General FictionFall in love Love And become a lovers Pernahkah kalian mendengar kalimat ini? Love enters a man through his eyes, woman through her ears, kutipan oleh Polish Proverb. Lalu, pernahkah kalian jatuh cinta? Jika iya, apa yang pertama kali membuatmu jatu...