Baca sambil dengerin playlist di atas
Happy reading 🧡🧡🧡***
Nara pernah membaca suatu kutipan cinta : I would rather share one lifetime with you than face all the ages of this world alone. (Aku lebih memilih membagi seluruh hidupku bersamamu daripada menghadapi sepanjang zaman di dunia ini seorang diri)
Dia terkesima dengan kata-kata itu. Menurutnya, bersama dengan orang yang dicintai, membagi waktu dengan sang cinta selalu memberikan makna yang dalam bagi pecinta. Nara melihat temannya yang selalu bersama menghabiskan waktu hanya dengan saling berpegangan tangan, bercanda berdua, saling melemparkan kalimat ejekan, makan dalam satu piring yang sama, dan masih banyak lagi. Nara hanya melihat, dia belum merasakannya sampai datanglah Rajendra.
Rajendra yang selalu memeluknya, mencium keningnya dengan setulus hati, menatapnya seakan hanya dia yang berarti untuk Rajendra, dan mengutamakan apapun untuknya. Rajendra yang selalu merindukannya, yang selalu memintanya untuk selalu ada. Selalu tampak di mata Rajendra agar Rajendra tenang. Baru dua hari lebih tidak bertemu, Rajendra sudah seperti ini.
Nara ingat dia melarang Rajendra datang walaupun Nara yakin 100 persen Rajendra tidak akan menurutinya. Dan memang terbukti saat Rajendra datang bersama dua sahabatnya, pertama kalinya Nara melihat ketiga sahabat itu di mobil yang sama. Lalu saat Rajendra memeluknya dengan erat tanpa mempedulikan keadaan sekitar, Nara tau jika Rajendra benar merindukannya, amat merindukannya. Nara ingin melepaskan pelukannya namun Rajendra menahannya dengan kuat membuat Nara hanya membiarkan saja.
"Gila si Adam, pusing gue diajak balapan." Vero datang menghampiri mereka bertiga dengan wajah yang memerah.
Ale dibelakangnya meringis, "Gak nyangka gue," ucap Ale menepuk pundak Vero dengan pelan. Nara menatap keduanya sambil meringis, jika berpakaian seperti biasa, Ale dan Vero terlihat seperti anak kuliahan. Sedangkan Rajendra mirip dosen muda, yah saking rapinya Rajendra namun Nara mengerjap, saking rapinya Rajendra?
Nara melepaskan pelukan Rajendra walaupun Rajendra menampakkan wajah ingin protes, Nara menatapi penampilan Rajendra yang tidak seperti biasa. Kenapa Rajendra memakai kaos polo dan bawahan piama tidur?!
"Mas?" Nara speechless melihatnya. Nara menggaruk rambutnya yang tidak gatal. Rajendra menatap Nara dengan lekat, tidak mempedulikan penampilannya sama sekali. Nara melirik sekilas pada Diva yang juga melongo di sebelahnya.
"Naraa," kata Rajendra pelan lalu bergerak memeluk Nara lagi, Nara terdiam di tempat tidak tahu apa yang harus dilakukan di situasi aneh ini.
"Adek manis temannya Nara. Em Diva ya? Boleh minta air minum?" Tanya Vero di tengah keheningan.
Diva mengangguk kaku lalu masuk ke dalam, mengambilkan minum untuk Vero yang diterima Vero dengan senyuman. "Lo mau nginep sini Dam?"
Rajendra tidak menjawab, mengindahkan Vero pun tidak. Dia masih dan masih fokus pada Nara.
"Yah tau gitu gue nolak lo ajak kesini. Tumben amat padal gue udah bersemangat kirain mau nongki," Vero menggelengkan kepalanya membuat Ale mengangguk. Kalau begini memang keduanya sangat mirip. Kelakuannya tapi.
"Mas pulang?" Tanya Nara.
"Sama Naraa kan?" Tanya Rajendra pelan.
"Iyaa tapi lepas dulu pelukannya, okey? Digrebek warga bisa kacau," kata Nara realistis, bagaimanapun mereka di tempat padat penduduk. Bisa bahaya kalau digrebek.
"Biar, biar digrebek terus nikah sama Naraa. Mas siap," jawaban Rajendra yang keluar dari mulutnya dengan tegas membuat mereka semua melongo.
Waraskah Rajendra ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall In Love
Narrativa generaleFall in love Love And become a lovers Pernahkah kalian mendengar kalimat ini? Love enters a man through his eyes, woman through her ears, kutipan oleh Polish Proverb. Lalu, pernahkah kalian jatuh cinta? Jika iya, apa yang pertama kali membuatmu jatu...