I don't wanna go
But baby, we both know
This is not our time
It's time to say goodbyeUntil we meet again
'Cause this is not the end
It will come a day
When we will find our wayViolins playin' and the angels cryin'
When the stars align, then I'll be thereNo, I don't care about them all
'Cause all I want is to be loved
And all I care about is youYou're stuck on me like a tattoo
No, I don't care about the pain
I'll walk through fire and through rain
Just to get closer to you
You're stuck on me like a tattooTatoo-Loreen
Selalu ada tempat untuk musik di hati Nara, selalu ada tempat untuk menari dengan riang di hati Nara, selalu ada tempat untuk Chandra di hati Nara, dan untuk Rajendra... Dia akan memberikannya.
Nada-nada mengalun, suara indah Loreen memadukannya menjadi harmoni yang menyenangkan. Tatoo selalu memiliki makna yang mendalam bagi orang-orang yang mendengarkannya. Ada harmoni menyedihkan di dalamnya. Di pelukan Rajendra ini membuat Nara merasa aman, tentram, dan sangat nyaman. Persis seperti pelukan papanya. Mendengarkan detak jantung berirama cepat milik Rajendra memberikannya ketenangan. Ini bahkan belum dua puluh empat jam misi Rajendra, namun perasaan Nara sudah naik hingga 25 persen.
"Aku pernah baca sebuah novel," Nara memulai pembicaraan di suasana yang hikmat ini.
Rajendra mengelus kepala Nara sambil mengangguk, tanda untuk Nara melanjutkan ceritanya. "Ada seorang laki-laki yang suka, ah gak, tapi cinta banget sama seorang perempuan. Dia mau lakukan apapun buat kebahagian si perempuan. Apa menurut mas laki-laki seperti itu ada di dunia nyata?" Tanya Nara mengingat tokoh Malam dalam novel berjudul Let's See The Together, novel yang membuatnya menangis akhir-akhir ini.
Rajendra diam selama beberapa detik lalu menjawab, "Pasti ada Naraa," singkatnya tanpa memberikan penjelasan lebih.
Nara diam tidak menjawab lalu mengeratkan pelukannya pada Rajendra, Rajendra membalasnya dengan sama erat. Keheningan yang Nara suka. Keheningan yang memberikan ketenangan pada jiwanya dan memberikan istirahat pada tubuhnya.
"Ingin kemana lagi?" Tanya Rajendra memecah keheningan. Dia tidak akan membiarkan malamnya berjalan dengan cepat, dia ingin waktu yang lebih lama dengan Nara.
"Pasar malam? Aku pengen naik bianglala," jawaban Nara lah yang mengantarkan mereka berdua untuk sampai di pasar malam. Nara menatap sekitarnya dengan berbinar.
"Mas gak masalah kan di tempat ramai gini?" Tanya Nara memastikan apakah Rajendra merasa nyaman disini.
"Mas nyaman asal dengan kamu," jawab Rajendra jujur, Nara tersipu walaupun dia tahu betul Rajendra bukan bermaksud menggodanya.
"Ayo!" Nara mengajak Rajendra membeli es cream dulu sebelum berjalan ke arah bianglala. Ini yang dia sukai, melihat pemandangan di bawahnya dengan tatapan berbinar.
Ada yang datang sendirian, dengan pasangan, dengan teman, dan dengan keluarga. Nara suka sekali memandang betapa bahagianya mereka. Energi bahagia seolah terserap ke dalam tubuhnya membuat energi positif terpancar. Lihatlah, bukannya mau sombong atau bagaimana, Rajendra sekarang sedang menatapnya dengan intens.
"Kenapa?" Tanya Nara sambil tersenyum.
Rajendra membalas senyuman Nara lalu memajukan badannya, memandang tepat ke arah mata Nara. Nara memalingkan mata ke kiri, mata Rajendra mengikutinya. Nara berpaling ke kanan, mata Rajendra mengikutinya. Begitu terus hingga membuat Nara memekik tertahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall In Love
Ficción GeneralFall in love Love And become a lovers Pernahkah kalian mendengar kalimat ini? Love enters a man through his eyes, woman through her ears, kutipan oleh Polish Proverb. Lalu, pernahkah kalian jatuh cinta? Jika iya, apa yang pertama kali membuatmu jatu...