47. Dreamcatcher

1.6K 90 8
                                    

Nara menatap dreamcatcher di hadapannya dengan senyum terkembang. Nara suka membuat prakarya dan saat hasilnya memuaskan dia pun merasa senang. Seperti dreamcatcher ini, walaupun bisa dibeli jadi namun Nara memilih membeli berupa bahan yang kemudian dia rancang sendiri sesuai dengan apa yang dia sukai. Nara memfoto dreamcatcher itu lalu membagikannya dalam grup yang berisi dia, Luna, dan Diva.

2 Sold Out, 1 OTW

Me
Send a picture
Rate 1-10, mwu gue kasih ke Mas Rajendra yang tampan

Luna Bestie
WADUW, tidak perlu diragukan lagi si
1000/10, tapi terlalu girly? Emang Mas Rajen mwu?

Diva Bestie
10/10, ga perlu ditanya si
gue yakin si Mas Rajen mau secara kalau denger dari cerita Nara dia bucin mampus

Me
okay, terima kasih atas rate nya
ya emang sengaja ungu, Mas Rajen ngasi gue hairpin ungu soo gue juga kasi ungu

Luna Bestie
Wah, bau-bau pertahanan lo sudah sangat rapuh
Chandra aman kan? Wkwkwkwk

Me
Pssttt please jangan bahas sekarang

Diva Bestie
iya, let it flow aja
nikmati proses

Lalu Nara tidak menjawab lagi walaupun grupnya masih rusuh perkara move on itu. Huh, mau bertahan pun susah karena gempuran Rajendra sangat kuat. Nara hanya wanita biasa, yang gampang tergoda apalagi oleh laki-laki tampan macam Rajendra. Ya realistis saja, siapa yang tidak mau? Tapi cinta kan punya pandangannya sendiri.

Mas Rajendra💫 is calling

"Halo assalamualaikum Mas Rajen," awal Nara setelah mengangkat telepon dari Rajendra. Nara melirik jam yang menunjukkan pukul sepuluh pagi, tumben sekali Rajendra menelpon sepagi ini.

"Waalaikumsalam Nara," balas Rajendra.

"Kenapa? Tumben banget jam segini nelpon emang gak di rumah sakit?" Tanya Nara, bukannya jam segini jam-jamnya sibuk ya? Harus visit dan segala macamnya, Nara lupa jadwal poli Rajendra tapi Rajendra orang tersibuk di sekitaran Nara sih.

"Mas cuti hari ini," jawab Rajendra yang mengejutkan Nara. Nara tidak dapat info dari Rajendra kalau dirinya cuti hari ini, Rajendra semalam diam saja.

"Hah? Kok mendadak? Mas gak bilang tuh tadi malam," Nara mengerutkan keningnya. Rajendra mau makan siang saja bilang padanya lewat chat, ini cuti yang dalam hal ini lebih besar pun dia tidak diberitahu.

"Maaf ya, mas ada acara ke Semarang. Kamu mau oleh-oleh apa?" Tanya Rajendra.

Yang tadinya Nara bertanya-tanya sekarang dia menjawab dengan kelewat antusias, "Mau tahu bakso, lumpia basah sama goreng, bandeng presto. Apa lagi ya? Pokoknya yang enak-enak, boleh kan?"

"Of course, anything for you Naraa. Mau apalagi?" Tanya Rajendra sama antusiasnya saat mendengar ternyata Nara senang menitipinya sesuatu.

"Itu aja, sebenernya aku pengen salah satu lapis legit di Semarang tapi gak deh, itu aja. Mas balik kapan emang?" Tanyanya, Nara mengambil jedai untuk rambutnya. Hari ini terasa panas sekali padahal masih terlalu pagi.

"Mas langsung pulang nanti malam. Sore nanti tidak ada kegiatan kan Nara?" Tanya Rajendra memastikan, ingat dia harus memberikan ruang Nara untuk memilih. Itu selalu Rajendra tekankan dalam dirinya.

Nara berpikir sejenak. Setelah ini dia ingin mandi lalu tiduran di kamar sampai sore baru mencari makan kalau tidak ya order online saja. Ah intinya Nara nganggur hari ini, "Gak sih. Aku free hari ini," jawabnya kemudian.

Fall In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang