42. The Beginning

1.6K 87 0
                                        

Nara menghapus air matanya yang meleleh saat membaca novel yang sudah dibelinya beberapa bulan lalu namun baru sanggup dia baca sekarang. Saat masih kuliah seperti biasa, hidupnya sungguh hectic. Berangkat kuliah lalu mengerjakan tugas, praktikum dan laporan praktikum. Biasanya dia lebih suka berkumpul dengan sahabatnya jika ada waktu luang. Karena sekarang sudah akhir semester, tinggal menunggu nilai keluar maka Nara memutuskan untuk membacanya.

Novel ini menceritakan tentang gadis buta yang bertemu seorang laki-laki yang kemudian si laki-laki jatuh cinta. Ya pokoknya novelnya sedih, Nara tidak ingin spoiler. memang sebenarnya hatinya itu gampang tersentuh, saat kecil bahkan sampai sekarang jika ada hal menyedihkan tidak sengaja lewat di berandanya maka dia akan menangis. bahkan pernah suatu hari dia membaca sebuah novel di perpustakaan, Nara menangis tergugu hingga wajahnya bengep semua. Sungguh Nara sebal. Nara akan kembali melanjutkan kegiatan membacanya saat mendengar pintunya terketuk lalu terdengar suara Cindy yang memanggil namanya.

"Kenapa?" Tanya Nara pada Cindy setelah membuka matanya.

Cindy memperhatikan Nara lalu menggelengkan kepalanya pelan, "Wajah lo kaya orang habis diputusin pacarnya," katanya urung menjelaskan apa yang membuatnya mengetuk pintu Nara.

"Ish kenapa lo ketuk pintu gue? Tumben banget," tanya Nara karena pertanyaannya tadi bukannya dijawab malah Cindy mengomentari wajahnya.

"Ada yang nyariin lo. Cowok," jawabnya.

Nara mengerutkan keningnya, "Ciri-cirinya?" Nara perlu memastikan siapa gerangan cowok yang datang ke kostnya malam-malam begini. Tidak mungkin Rajendra kan? Mereka baru bertemu dua jam lalu, Rajendra sendiri yang mengantarnya pulang.

Cindy tampak mengerutkan keningnya, "Cowok tinggi, putih, ganteng, dan wangi. Hm, kalau gak salah ingat dia namanya Chandra. Temen lo," jelasnya yang kemudian mengingat cowok di depan sana yang pernah mengantarkan Nara pulang beberapa kali.

Nara membulatkan matanya terkejut. Mau apa Chandra datang ke kost nya malam-malam? Setelah pernyataan Winda tadi? Nara gugup, jangan-jangan Chandra akan confess padanya? Ah sial. Harus Nara jawab apa nanti.

"Muka lo kaya cewek mau ditembak aja," ujar Cindy yang melihat muka panik Nara.

Nara mendelik, "Please muka gue seburuk itu kah sekarang?" Tanyanya.

Cindy tertawa lalu pergi dari hadapan Nara membuat Nara mendengus sebal. Sebelum pergi ke depan Nara menarik nafasnya lalu menghembuskannya dengan pelan. menenangkan detakan jantungnya yang menggila. Nara harus bersikap biasa saja di depan Chandra nanti. jangan sampai terlihat canggung atau apa.

Kembali Nara menarik-menghembuskan napasnya dengan pelan saat sampai di depan pintu. Lalu saat pintu terbuka betapa terkejutnya Nara melihat bagaimana penampilan Chandra saat ini. Bukannya tampil rapi seperti biasa, tampilan Chandra ini membuat Nara reflek berteriak dan melotot.

"What the hell Chandra! Siapa yang berani-beraninya buat wajah lo babak belur kaya gini?" Teriaknya lalu memegang wajah Chandra dan memutarnya ke kiri kanan untuk memastikan ada luka lain tidak.

Chandra meringis mendengar teriakan Nara yang membahana namun pasrah saja saat wajahnya dihadapkan ke kanan dan kiri oleh Nara. "Gue tadi dikeroyok," jelasnya singkat.

"Dikeroyok dan lo kalah?" Tanya Nara dengan histeris.

Chandra mendelik tidak terima dibilang kalah, "Enak aja! Gue menang ya cuma ya bonyok," Chandra meringis pelan saat Nara memegang lukanya dengan terlalu keras. "Jangan lo pencet Nar. Sakit!"

Nara sadar lalu menarik tangannya. "Sorry-sorry, mereka begal?" Tanyanya sambil meringis.

"Iya, mau begal motor gue. Tadi ada yang jatuh di depan gue jadi inisiatif nolongin eh malah tiba-tiba datang dua orang lagi. Dikeroyok deh gue," jelasnya. Tadi dirinya baru saja pulang dari UKM fotografi lalu saat melewati gang sepi ada orang yang sudah jatuh di jalan. Karena memang dia tidak bisa membiarkan orang kesusahan, dengan pedenya Chandra turun lalu membantu. Yang tidak Chandra sangka adalah korban yang aslinya begal itu memukul belakang kepalanya jadilah pertarungan itu, apalagi muncul dua orang. Untung saja dia pandai bela diri.

Fall In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang