Nara menegang di tempatnya menatap Rajendra yang membalikkan badannya tanpa berani untuk melakukan hal lebih. Katakan dia pengecut, Nara memang sepengecut itu. nara merutuki dirinya dalam hati, kenapa dia bisa sebego ini dan tidak melihat situasi kondisi. Sekarang dia merasa seperti seorang kekasih yang dengan terang-terangan selingkuh.
"Kenapa?" Tanya Chandra penasaran karena Nara yang tiba-tiba tampak terkejut memandang ke belakangnya namun saat dia menengok tidak ada siapa-siapa. "Jangan bilang lo lihat hantu?" Chandra bertanya sembari bergidik ngeri.
Nara hanya menggelengkan kepalanya lalu melenggang pergi meninggalkan Chandra. Dia sudah tidak mood dan ingin pulang saja namun sudah terlanjur mengiyakan Tante Kirana, Nara masih punya sopan santun. Nara menatap Tante Kirana yang bercengkerama dengan kedua sahabatnya plus para pacar sahabatnya. Nara menghela nafas, dia memang tidak punya untuk ditujukkan sekarang namun kepalanya sungguh sudah pusing sendiri memikirkan percintaan.
"Hai Nara sayang. Sudah tahu kalau Adrian menang?" Tanya Tante KIrana sembari menghela Nara untuk duduk di sampingnya.
Nara menganggukkan kepalanya, "Udah Tan tadi Chandra ngasih tahu," jawabannya pelan.
Kirana mendekatkan dirinya kepada Nara, membisikkan sesuatu yang membuat Nara terkejut. "Nara tau Adam kenapa? Tadi Tante panggil malah lari ke dalam. Biasanya ya cuek si tapi ini kelihatan buru-buru. Gak ada masalah kan di jalan?" Bisik KIrana.
Nara menggelengkan kepalanya, "Aman kok tan. Mas ah Kak Rajendra seperti biasa aja," ujar Nara sambil mengacungkan kedua jempolnya. Memang Rajendra seperti biasa kan? Pendiam seperti itu, jadi Nara tidak berbohong. Namun Nara meringis dalam hatinya, meminta maaf pada Tante Kirana karena tidak jujur perihal hubungannya dengan Rajendra. Antara Tante Kirana dan Chandra jangan ada yang sampai tau sebelum Nara fix dengan perasaannya.
"Oh begitu ya? Syukurlah," Kirana tersenyum membuat Nara juga ikut tersenyum. Kirana pamit memanggil Rajendra pada mereka berenam, mereka menganggukkan kepalanya. Lalu mata Nara mengikuti pergerakan Kirana dan menghela nafasnya.
"Gue mau lihat videonya dong," Aria mengawali percakapan diantara mereka berlima. Luna mengangguk dengan antusias menyambut perkataan pacarnya sedangkan Diva dan Raza hanya tersenyum, pasangan kalem itu sungguh berbeda dengan Luna dn Aria yang sangat heboh.
"Ntar habis makan gue kasih tau. Mau tau foto Nara fairytale juga?" Tanya Chandra. Kali ini Nara mengangguk antusias karena jujur saja Nara juga belum melihat hasilnya. Chandra tersenyum lalu mengambil sesuatu yang ternyata sejak tadi berada di meja. Chandra membalikkan pigura itu membuat kelimanya berdecak kagum.
"Kenapa lo jadi cantik banget gini? Perasaan pas selesai make up gak sesilau ini?" Luna tampak memekik tertahan. Nara meringis malu, padahal tadi Luna juga memujinya sangat cantik tapi kenapa sekarang tampak tidak terima begitu?
"Gue udah cantik dari lahir ya!" Nara berdecak tidak terima.
"Ya lo emang cantik tapi skill editing Chandra gak bisa diragukan sih," Aria menimpali, sudah Nara bilang jika dua manusia itu-Luna dan Aria-sangat cocok, cocok membuatnya darah tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall In Love
General FictionFall in love Love And become a lovers Pernahkah kalian mendengar kalimat ini? Love enters a man through his eyes, woman through her ears, kutipan oleh Polish Proverb. Lalu, pernahkah kalian jatuh cinta? Jika iya, apa yang pertama kali membuatmu jatu...