67. Danger Love

1.5K 98 12
                                        

"Mas," Nara menahan tangan tubuh Rajendra yang akan berbalik. Dia melirik Vero dan Ale yang juga sudah siap sedia jika terjadi pergulatan. "Mau ngapain?" Bisik Nara dengan panik, apalagi saat Rajendra melepaskan pelukannya. Nara menahan tangan Rajendra dengan kuat sambil menggeleng.

"Ah gue gak butuh persetujuan lo kok, Kak Adam. Gue cuma bilang aja biar lo jaga-jaga," Chandra kembali mengatakan kata-kata menyebalkannya.

"Ian, kok gitu sih?" Tanya Kirana namun Chandra membalasnya dengan senyuman yang terlihat senang.

"Mama lihat kan tadi malam? Mama bisa nilai pastinya," perkataan Chandra jelas menimbulkan huru-hara. Nara menelan ludahnya dengan susah payah apalagi saat dirasa Rajendra kini yang menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa Nara deskripsikan.

"Tadi malam?" Bisik Rajendra pelan sembari menatap Nara lekat.

Nara diam lalu membulatkan tekadnya, "Tante, Nara permisi dulu." Pamitnya, Nara membawa Rajendra yang diam. Untung saja Rajendra tidak memberontak, dia seolah sudah pasrah.

Nara membuka kamar tamu, tempat dimana dia tidur semalam. Nara mendudukkan Rajendra di kasur sedangkan Nara bersimpuh di bawah Rajendra, memperhatikan Rajendra yang kini tenggelam dalam lamunannya. Nara mengambil tangan Rajendra yang mengepal, menggenggamnya erat.

"Hey," panggil Nara namun Rajendra tidak bereaksi apapun membuat Nara menghela nafasnya. "Mas Rajen," Nara kembali memanggil dengan lembut sampai akhirnya Rajendra mematapnya.

"Tadi malam?" Masih dengan pertanyaan yang sama, Rajendra menatap Nara dengan pandangan penasaran. Persis seperti anak kecil yang penasaran akan suatu hal.

Nara menghela nafas lalu mengangguk. "Tadi malam mas tidur nyenyak banget. Mas minta aku tunggu sampai mas nyenyak, mas ingat?" Tanya Nara mengawali ceritanya.

Rajendra mengangguk. "Nara... Nara gak ninggalin Mas kan?"

"Aku tunggu Mas Rajen di kamar, gimana aku bisa ninggalin mas kalau mas aja genggam tangan aku kuat banget bahkan setelah setangah jam tidur?" Nara tersenyum lembut pada Rajendra. Lalu dia menatap Rajendra dengan lekat, menunjukkan jika ceritanya ini adalah sebuah kejujuran. "Setelah satu jam, mas benar-benar pulas. Mas capek ya?" Nara menatap Rajendra penuh perhatian.

Rajendra mengangguk, "Mas gak bisa tidur," adunya pada Nara membuat Nara tersenyum.

"Heum, kelihatan." Nara tertawa pelan, "Aku mutusin buat balik ke kamar, gak baik dong aku tidur di kamar mas yah walaupun kita pernah tidur bareng sih. Bisa bahaya kalau ketahuan Tante Kirana," Kata Nara. Dia menjelaskan dengan pelan dan perlahan agar Rajendra pun bisa memahami maksudnya dengan baik.

"Biarin," jawab Rajendra.

"Loh, bahaya dong Mas. Nanti kita dipaksa nikah gimana?"

"Itu yang mas mau."

Nara tergelak, ketegangan Rajendra pun sudah luruh sedikit. "Aku mau nikmatin proses jatuh cinta ke mas." Ucap Nara dengan sungguh-sungguh.

"Bener?"

Nara mengangguk, "Mau dilanjutin gak ceritanya?" Tanya Nara sambil bangkit dari posisinya. Nara duduk di sebelah Rajendra lalu merentangkan tangannya. Nara membawa tubuh Rajendra ke pelukannya. Memberikan kenyamanan dengan mengelus rambut Rajendra secara teratur. Rajendra pun menggenggam tangannya.

 Rajendra pun menggenggam tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Fall In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang