EP2. Rajendra, My Love

1.5K 88 7
                                    

Nara menatap ke depan dengan gugup, tangannya saling meremas. Sekarang dia sedang menunggu Rajendra di kamar perawatan Chandra. Sesuai dengan apa yang mereka rencanakan, Rajendra datang kepada Ale sebagai pasien. Ada sesuatu yang harus diperbaiki dari cara Rajendra dalam mencintainta dan Nara jelas mendukung itu dengan penuh namun Ale meminta Rajendra sendiri dahulu dan menunggu di kamar rawat Chandra. Entahlah, Nara tidak mengerti apapun selain menurut.

"Nar," panggil Chandra setelah mereka hanya dikuasai oleh keheningan.

"Kenapa?" Tanya Nara sembari menyamankan dirinya, berpikir tentu saja Rajendra dapat melewati sesinya dengan Ale.

"Gue kok merasa lega ya?" Chandra tersenyum sembari menatap Nara.

Nara mengerutkan keningnya, "Kenapa gitu?"

Chandra mengendikkan bahunya, "Karena Kak Adam dapatnya lo dan lo dapatnya Kak Adam. Kak Adam itu... Gue emang jarang interaksi tapi gue tau kalau dia kesepian. Dia... Dia belum bisa nerima kita dengan penuh." Chandra memandang ke depan dengan tatapan kosong. "Ah, sorry gue-"

"Gue tau," Nara menyela dengan menghembuskan nafasnya pelan, "Gue tau kalian bukan saudara kandung. Mas Rajen cerita."

Chandra menatap Nara takjub, "Dia cerita? Bener sih, mungkin rasa cinta milik Mas Rajen ke lo melebihi rasa gue ke lo, Nar. Bahkan mungkin melebihi rasa cinta ke dirinya sendiri. Gue jadi nyesel udah ganggu kalian," kini Chandra meringis dengan tatapan penuh rasa bersalah.

Nara menggelengkan kepalanya pelan, "No need. Gue juga bloon sih dulu, bisa-bisanya jahat sama Mas Rajen yang lo tau? Mas Rajen yang bahkan menempatkan gue di nomor satunya, di apapunnya." Nara berdiri dari sofa, berjalan pelan menuju Chandra dan memberikan senyuman. "Bukan lo aja yang harus nyesel, tapi juga gue. Sekarang gue bakal mengusahakan apapun buat menghapus hal-hal jahat gue dan lo pun sama. Jujur, gue kaya gak kenal lo beberapa hari ini. Tapi kali ini gue tau, lo tetaplah Chandra yang baik hati," Nara memberikan tepukan pada punggung tangan Chandra.

Mereka lalu melempar senyuman, "Lo harus bahagia Chan. Jangan gegayaan jadi red flag deh," kata Nara membuat senyum Chandra luntur.

"Gue? Gue red flag?" Tanyanya tidak percaya.

"Heum, banget dan kenapa gue baru sadar sekarang ya seberapa red flag nya lo? Ck, emang mata gue buta kali ya dulu," kata Nara lalu keduanya tertawa bersama hingga Chandra berhenti karena merasakan nyeri di kakinya.

"Aduh, lo sih!" Nara memarahi Chandra yang meringis namun wajahnya terlihat sangat khawatir. Hal ini bersamaan dengan pintu yang terbuka, menampakkan Rajendra yang memandangi mereka dengan kening berkerut dan ekspresi yang Nara tau menyimpan rasa cemburu. Namun yang membuat Nara suka adalah tidak ada lagi raut terluka di sana dan Rajendra yang mengontrol cemburunya dengan cukup baik. Apakah Dokter Ale seampuh itu ya?

"Kenapa Tink?" Tanya Rajendra setelah merubah tatapannya dan memberikan senyum pada Nara.

Nara juga tersenyum, menyambut Rajendra dengan senyuman. "Adik ipar bandel banget makanya sakit," katanya dengan senyuman yang membius Rajendra.

Rajendra mengerjap lalu menatap Chandra dan manapun asal tidak menatap Nara yang manis sekali, "Nyeri?"

Chandra mengangguk, "Ringan, skala dua. Cuma beberapa detik, gak nyebar, dan bagian ini." Chandra menunjuk pada kakinya membuat Rajendra mengangguk paham.

"Kenapa?" Tanya Rajendra lagi.

Hanya dengan satu kata itu, Chandra menjawab. "Oh gue lupa, nyerinya waktu gue ketawa ngakak tadi gara-gara kakak ipar ngatain gue." Jawabnya kemudian.

"Kamu bilang apa Tink?" Kini pandangan Rajendra beralih pada Nara, nada suaranya pun melembut total beserta caranya menatap membuat Chandra ingin mendengus.

Fall In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang