TCV 114 | Lady Harimau? | Lady Sophia?

80 19 3
                                    

TCV 114 | Lady Harimau? | Lady Sophia?

"Apa yang akhir-akhir ini bocah itu lakukan?" Tanya Harald sambil menatap Raimund yang dengan bahagia dan senyuman mengembang tengah berdansa dengan Sophia. "Tuan Raimund belajar dengan giat, dia menguasai semua pelajaran dan unggul dalam semua bidang." Damian membetulkan kacamatanya, ikut melihat Raimund yang terlihat bahagia dalam lantunan melodi.

"Anak yang semula bermalas-malasan dan mengurung diri, mendadak menjadi sangat rajin dan sangat sarkastik, lalu dia pernah beberapa kali sakit di akademi dalam jangka waktu panjang sampai harus di isolasi kan?" Harald masih tidak melepaskan pandangannya dari Raimund.

"Apa yang terjadi?" Tanya Harald kepada Damian yang membuat Damian terlihat berpikir. "Ah saya ingat. Para pelayan pernah mengatakan bahwa nona Sophia saat kecil sempat kesal lantaran tuan Raimund selalu mengikuti nona kemanapun ia pergi. Untuk mengusir tuan Raimund nona menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang sulit, lalu saat tuan Raimund tidak bisa menjawabnya, nona Sophia hanya mengatakan satu kalimat yang membuat tuan Raimund berlari kembali ke diamannya dengan mata bengkak. Setelah itu tuan Raimund jadi sangat rajin belajar, dia bahkan menambah guru dalam semua bidang. Soal jatuh sakit, sepertinya karena hal sepeleh. Nona Sophia tidak menjawab surat-surat tuan Raimund, tuan muda mengira bahwa kakaknya mengacuhkannya, jadi dia jatuh sakit. Saat balasan surat dari nona datang, tuan muda langsung sembuh, ia keluar dari ruang isolasi akademi dan beraktifitas kembali." Damian terkekeh seolah mengingat kejadian lucu itu.

"Apa yang Sophia katakan?" Tanya Harald sambil menatap kedua kakak beradik yang tengah berdansa itu dengan tatapan penuh selidik.

"Aku benci adik bodoh, enyahlah dari pandanganku!" Damian kembali tertawa kecil. "Bagaimanapun tuan Raimund menjadi sangat unggul sekarang. Anda tidak perlu memikirkan pertengkaran kecil mereka di masa lalu." Harald menghela nafas sebelum akhirnya menoleh pada Damian.

"Apa kau pikir, itu hal biasa? Jika anak lain yang mengatakannya maka itu akan menjadi hal biasa. Semuanya berbeda saat putriku yang mengatakannya." Harald menatap Sophia.

'Mengapa aku tidak bisa memberikan apa yang dirinya inginkan?' Pikir Harald sambil menatap Sophia. 'Padahal, bahkan jika yang dia minta adalah kerajaan, aku akan dengan senang hati menghancurkan kerajaan dan membangun kerajaan baru untuknya.' Harald terdiam selama beberapa saat.

'Kenapa aku berpikir sampai sejauh itu?'

'Kenapa aku bersedia melakukan hal segila itu untuknya?'

'Tidak seperti diriku.'

'Apa ini karena mimpi-mimpi yang terus datang menghantuiku?'

Dari seberang sana, ia mendapati sosok George yang juga tengah memperhatikan putrinya dengan begitu seksama. Tatapannya tidak kunjung teralihkan dan terus menatap Sophia seolah hendak menerkamnya.

"Kenapa pula bocah itu menatap putriku seperti itu?" Keluh Harald yang membuat Damian mengikuti arah pandangannya. Damian hanya bisa menghela nafas saat melihat tatapan George. Tidak heran, mengingat bagaimana George dengan begitu gilanya merencanakan hukuman mati untuk Sophia, hanya agar bisa menyembunyikan Sophia dan memilikinya dengan bebas.

'Orang gila yang sebenarnya,' pikir Damian sambil menatap sang nona dengan lesu. Damian melirik pandangan Harald dan Raimund, kemudian melirik pandangan George.

Tidak ada bedanya, mengapa nona dikelilingi semua orang yang terobsesi padanya?' Pikir Damian merasa miris.

***

"Aku masih tidak percaya, jadi nona harimau itu adalah nona Sophia?" Tanya Chris tidak percaya. Beberapa kesatria Wolfenbuttel yang mengawal keluarga Wolfenbuttel saat menghadiri pertunjukan dan pesta, tidak bisa berkata-kata.

The Crowned Villain'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang