TCV 116 | Ketertarikan Yang Terlambat

96 24 1
                                    

TCV 116 | Ketertarikan Yang Terlambat

"Apa maksudnya lima tahun lalu Anda di jebak untuk mendapatkan hukuman mati?" Tanpa berbasa basi, Peter bertanya dan menatap Sophia lekat-lekat. Pria itu maju melangkah, mendekat meski mereka terpisah di antara dua balkon.

Sophia memalingkan tatapannya, "bukankah menguping pembicaraan orang tidaklah baik? Tuan Kesatria yang rupanya Tuan Muda Wolfenbuttel?" Sophia merapikan surainya yang sempat dibuat berantakan oleh George. Gadis itu tampak hendak beranjak, namun Peter masih berusaha menahannya.

"Lima tahun lalu, apa yang sebenarnya terjadi?" Sophia menghela nafas dan kembali membalik tubuhnya menatap Peter yang masih menatapnya dengan cara yang sama. "Setahu saya itu bukan urusan Anda," Sophia berbalik pergi.

Tepat saat Damian datang dan berusaha memberikan minuman yang telah dibawanya kepada sang Nona. "Nona minuman Anda?" Panggil Damian meski Sophia tetap melewatinya.

"Aku akan kembali sekarang!" Titahnya sambil keluar dari balkon dan langsung di hampiri oleh Raimund yang memang mencarinya sejak tadi.

Damian melirik sisi balkon lain dan mendapati tuan muda Wolfenbuttel yang masih berdiri dan menatap kosong ke arahnya.

'Semua laki-laki ini. Kenapa terus berkerumun di sekitar nona seperti serangga sih?' Damian menunduk kecil memberi salam sebelum berbalik pergi dan menyusul sang nona.

Tidak lama setelahnya, kereta kuda Brunswick terlihat meninggalkan istana. Seperti biasa, lady Sophia dari Brunswick tidak pernah menerima tawaran berdansa dengan pemuda manapun dan selalu pergi lebih awal dari pesta.

Tentu sikapnya itu mendapatkan perbincangan, dalam pikiran mereka mungkin terlintas kata arogan. Meski begitu, tidak ada yang berani mengatakannya secara langsung.

Jelas karena citra baik Sophia yang sudah melekat. Tidak ada yang begitu berani membicarakan Sophia secara terang-terangan seperti dulu.

Tuan muda dari Wolfenbuttel masih berada di balkon yang sama. "Tuan apa Anda tahu? nona harimau adalah nona Sophia. Mantan tunangan Anda!" Tiba-tiba si kesatria bersurai merah–Chris datang menghampiri. Tuannya itu masih berdiri diam sambil menatap kereta kuda yang sudah jauh tidak terlihat.

"Lima tahun lalu, apa ada bola sihir yang merekam persidangan lima tahun lalu?" Tanya Peter pada Chris dimana pria itu terlihat seolah tengah berpikir mengenai jawaban atas pertanyaan yang diajukan tuan mudanya.

"Tentu saja, itu kan persidangan besar. Seharusnya di simpan di kehakiman kan?" Jawab Christ yang langsung membuat Peter beranjak pergi.

"Anda mau kemana?" Tanya Chris sambil mengekori Peter.

"Apa ini karena Anda mengetahui nona harimau adalah nona Sophia? Ehh Anda tidak menyesali keputusan Anda mencampakannya tiga hari setelah pertunangan kalian diresmikan kan?" Chris berkata dengan nada gurauan. Tidak ada jawaban yang Peter berikan, pria itu mengabaikan dan terus berjalan keluar dari istana.

'Ada yang harus aku pastikan. Apa maksudnya di jebak dan hukuman mati yang di rekayasa? Apa itu tujuannya menemuiku waktu itu?' Peter menaiki kudanya dan memacu dengan cepat kudanya itu.

'Harusnya saat itu aku merasa curiga dengan pertanyaan-pertanyaan aneh si Hannover. Kenapa aku bisa bersikap begitu acuh?' Peter tidak akan begitu memperdulikan semua desas-desus yang beredar mengenai kesalahpahaman terhadap Sophia selama ini.

Dia tidak akan begitu peduli bahkan walaupun mengetahui gadis yang ditemuinya di pusat kota waktu itu adalah Sophia, mantan tunangannya. Namun, perlakuan tidak wajar tuan muda Hannover pada Sophia sangatlah mengusik.

The Crowned Villain'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang