Semenjak kepergian aisyah tadi pagi membuat pak kiayi dan umi nyai sangat khawatir ditambah hari yang semakin siang tapi belum juga ada tanda-tanda bahwa aisyah sudah kembali.
Mereka (bu nyai & pak kiayi) sengaja tidak memberitahu para santri yang lain karna tidak ingin mengganggu aktifitas belajar para santri. Dikarenakan hari ini sudah memasuki tahun ajaran baru dan sudah mulai belajar kembali.
"Abi, bagaimana ini, aisyah belum kembali juga. Shazzam pun sama, dia belum kembali abi " ujar umi nyai dengan sangat cemas
"Tenang umi, tenang. Kita tunggu saja sebentar lagi, jika belum juga ada kabar maka abi akan meminta santri lain untuk mencari mereka. Kita berdoa saja agar mereka tidak mengalami hal buruk umi " jelas pak kiayi panjang lebar
"Aamiin abi. Semoga saja mereka cepat kembali "
"Aamiin "
------------------------
Sementara di tempat lain.
Masih di area pesantren tepatnya di belakang pondok pesantrenan ada seorang pemuda tampan yang kelihatannya sedang cemas dan khawatir mencari seseorang.
Yaa orang itu adalah ustadz muda pondok itu, gus azzam. Dan orang yang sedang dia cari adalah aisyah.
Sudah hampir 3 jam dia berkeliling pesantren untuk mencari aisyah namun nihil aisyah sama skali tak bisa di temukan entah kemana perginya gadis itu. Pikir azzam
Karna sudah di pastikan aisyah tak ada di pesantren maka azzam memutuskan untuk mencarinya di luar pesantren.
Dari mana dia tau aisyah tidak ada disana ? Bahkan dia belum pernah mengenalnya.
Yaa jawabannya simpel saja. Karna gaya dan pakayannya yang berbeda sendiri dari santriwati yang lain.Azzam pun mulai melangkahkan kakinya ke luar pesantren dan mulai mencari aisyah. Walai kemungkinan untuk bisa menemukannya itu kecil, setidaknya dia sudah berusaha mencari dan juga agar uminya itu tidak hawatir lagi.
------------------
Pov aisyahSaat mengingat kejadian itu air mata gue gak bisa di bendung lagi. Gue pun menangis di depan abi dan umi. What the hill gue nangis di depan mereka ? Ohh No big no no. Karna tingkat gengsi gue yang tinggi maka gue kabur dari sana dengan mesih ada air yan menetes dari mata gua.
Saat gue mau keluar, tiba-tiba gue ngerasa terbentur seseuatu. Bukan tembok atau pintu tapi dada seseorang.
"Astagfirullah, kamu gak papa ? "
Suara bariton yang cukup err.. lembut menurut gue dia nanya ke gue, tapi gue langsung ngacir dari hadapan nya. Bukan apa-apa gue tengsinlah karna gue nangis.
Gue lari dan terus lari tanpa gue sadari gue udah ada jauh dari pesantren.
Jujur gue gak marah sama omongan abi dan umi tadi. Tapi gue marah sama diri gue sendiri, karna gue gak bisa lupain lejadian itu dan gue juga gak bisa ngontrol emosi gue.
Gue berusaha nyari jalan untuk kembali ke pesantren. Tapi bukannya ketemu gue malah makin nyasar jauh dari pesantren, karna gue cape dan laper gue pun mutusin untuk istirahat sebentar di pinggir jembatan yang di bahawnya itu ada sungai yang yaaa cukup jernihlah bahkan dasarnya pun tampak terlihat dari atas jembatan ini.
Saat gue lagi nikmati suasana disana sambil merhatiin gelang yang ada di tangan gue, tiba-tiba aja gelang itu jatuh. Lebih tepatnya siih nyangkut ke ranting pohon yang tumbuh di sekitar pinggir sungai.
"Oh May God. Gelang gue, gimana caranya gue ngambil coba " pekik aisyah
Sekedar info, gelang yang aisyah pake itu adalah gelang istimewa baginya. Karna gelang itu pemberian dari seorang anak laki-laki yang menjadi teman pertama sekaligus cinta pertama aisyah saat masih kanak-kanak.
Namun sejak hari itu aisyah tidak pernah bertemu dengan anak lelaki itu bahkan sampai sekarangpun aisyah masih berharap agar dapat di pertemukan lagi denga my prienc nya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dendam Dan Cinta
Nonfiksi"Masa lalu. Rasa sakit. Masa depan. Mimpi-mimpi. Semua akan berlalu, seperti sungai yang mengalir. Maka biarlah hidupku mengalir seperti sungai kehidupan, selalu percaya dan yakinlah kepada Allah." ~Aisyah putri salsabila. "Terima kasih untuk kesemp...