Fikri telah sampai di depan hotel Santika dan Langsung buru-buru turun dari mobilnya diikuti yang lain.
Bertepatan dengan turunnya Fikri, sebuah mobil Lamborghini yang diikuti beberapa mobil polisi di belakangnya terparkir tepat di sebelah mobil nya.Alex turun dari mobil nya diikuti oleh Jakson pengawal pribadi dia.
"Pa Alex, anda ada disini" tanya Fikri bingung kala melihat kehadiran orang besar di kota ini
"Tentu saja, saya ingin menemui adik angkat saya yang nakal." Ujar Alex tersenyum
Fikri mengerutkan keningnya bingung, setau dia rekan bisnisnya itu tak memiliki seorang adik bahkan saudara. Tapi...
"Bang ayoo.." sentak farel membuat lamunan Fikri buyar
"Ahhh. I,,, iya ayo. Pak, saya duluan yaa. Permisi" dan Fikri langsung melesat masuk kedalam diikuti yang lainnya,
Termasuk Alex dan beberapa polisi yang mengikuti nya s mengatakan sisanya berjaga di sekitar lokasi."Siapa Lo sebenarnya hah ? Kenapa Lo bisa tau tentang gue?" Teriak Naina pada Aisyah
"Ohh iya, kenalin namaku Aisyah Putri Salsabila, adik dari bang Fikri" jelas Aisyah
"What?? , Tapi bukannya Lo udah meninggal?"
"Benarkah? Bukannya kamu sendiri kan yang bilang bahwa aku masih hidup. Bukan begitu zam"
"Omong kosong. Lepasin gue, lepaaaas" teriak naina berusaha melepaskan cengkraman tangan Angga.
"Syah.." lirih Azzam melihat Aisyah tak percaya
"Iya zam ini aku Aisyah" Aisyah mengangguk menatap Azzam dengan berlinang air mata
Aisyah bersyukur, bahwa Azzam tidak apa-apa dan dia merasa lega bahwa dia bisa memberi tahu kebenaran pada Azzam
"Tapi.. bagaimana??" Tanya Azzam masih tak percaya
"Cerita nya panjang, lain kali akan aku jelaskan sama kamu"
"Cihh, drama banget idul Lo" naina berdecih
Azzam melirik pada naina "na, kamu anaknya Om Ilham ? Kenapa kamu melakukan hal ini " Tanya Azzam
"Diem Lo, ini semua gara-gara orang tua Lo yang serakah itu. Kalau saja mereka tidak mengambil hak papah gue. Dia gak akan depresi dan mengkonsumsi obat-obatan hingga dia overdosis dan meninggal. Dan mamah gue sakit-sakitan semenjak ditinggal papah, hingga mamah pun ikut menyusul minggat gue sendiri. Dan Lo, Lo dan keluarga Lo itu malah seneng-seneng diatas penderitaan gue. Sialan" teriak Naina di depan muka Azzam dengan menggebu-gebu namun juga ada air mata yang menetes dari pelupuk matanya
"Maksud kamu apa na? Aku gak ngerti
"Ohh gak ngerti yaa, Biar gue jelasin. Lo tau, tanah juga pesantren itu sebenarnya milik orang tua gue. Mereka mendapatkan nya dari almarhum kakek karena dia anak pertama dan menjadi ahli waris yang sah. Dan semenjak kakek meninggal kami semua menjemput keluarga Lo yang ada di Banten untuk tinggal di pesantren itu dan membantu mengurus pesantrennya.
Sebulan setelah itu, bokap gue ada dinas keluar kota selama dua tahun dan otomatis kita semua ikut. Dan bokap gue mempercayai pesantren pada Abi lo., Dua tahun berlalu dan saat ingin kembali ke pesantren kami semua malah ditolak dan dilarang masuk oleh para penjaga, dan kami dapat kabar bahwa semua yang ada di pesantren adalah milik kiayi Mahmud dan bukan milik bokap gue lagi." Jelas naina
Azzam menggeleng kuat. "Ngga na kamu salah faham, Abi gak mungkin melakukan hal itu. Justru Abi selalu mencari keberadaan Om Ilham selama ini na."
"Bohong. Gue gak percaya sama Lo" teriak Naina di depan Azzam
"Azzam benar qil, itu semua hanya kesalah pahaman semata" ujar Aisyah
Naina mendorong Aisyah hingga jatuh tersungkur dan di saat bersamaan Fikri dan yang lainnya datang melihat kejadian itu.
"Aisyaah" teriak semua orang
"Diem Lo, Lo bukan siapa-siapa dan Lo gak tau permasalahan nya. Jadi stop ikut campur sama urusan gue, ngerti loh " bentak Naina menunjuk Aisyah meskipun kini lengannya sudah di pegang oleh angga.
Polisi langsung masuk dan mengambil alih naina untuk di pegangi, sementara Fikri langsung memeluk Aisyah dan melihat keadaannya
"Syah, kamu gak papa kan, gak ada yang luka kan. Kamu gak di apa-apain sama dia kan " ujar Fikri panik"Tenang bang tenang, aku gk papa ko. Abang gak usah khawatir" ujar Aisyah menenangkan
"Syukurlah.." Fikri menarik nafasnya lega dan membantu Aisyah untuk berdiri
"Syah lo gak papa kan ?" tanya farel mewakili yang lainnya.
"Tenang aja, aku gak papa ko."
"Tunggu, jadi kalian semua tau kalo Aisyah masih hidup ?" tanya Azzam memicingkan matanya
"Eumm.. Eheheh, kita juga baru tau kok zam" ujar Farel gelagapan dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal
"Lo juga fik ?" tuduh Azzam pada Fikri
"Gue abangnya, jadi gue berhak tau dong" jawab Fikri santai
"Ekheem" alex berdekhem membuat fokus Aisyah dan yang lainnya teralihkan.
"Menikmati peranmu heum ?" tanya alex
"Yaah tidak buruk, meskipun tidak sesuai rencana" jawab Aisyah
"Well, itu karna kecerobohanmu sendiri dan bersiaplah dengan masalah yang akan datang nanti, kau tau maksud ku kan ?" tegas alex pada Aisyah
"Yaah, aku tau konsekuensinya itu"
"Tunggu,, tunggu.. Kalian saling kenal ?" tanya Fikri bingung
"Yaa, dialah yang ada dibalik ini semua" jawab Aisyah singkat
Azzam melihat punggung Aisyah yang sedang bersama dengan Fikri dan alex, melihat wajah Aisyah yang kini tertutup nikab membuat otaknya memutar kembali semua kejadian dimasa lalu, masa kecilnya dan saat di pesantren dulu. Azzam bersyukur melihat Aisyah yang baik-baik saja di depan matanya.
Dilain sisi, naina menatap Aisyah penuh kebencian, naina telah diamankan oleh polisi, kedua tangannya di pegang erat oleh polisi disana.
"Aisyah jika aku dan keluarga ku tidak dapat bahagia, kau dan Azzam pun tidak boleh bahagia".. Batin naina menatap tajam Aisyah di sebrang sana, dia melihat pistol nya yang terlempar tadi di dekat pintu, dengan cepat naina memberontak sekuat tenaganya membuat cengkraman polisi itu terlepas dan mendorong kuat kedua polisi itu hingga tersungkur. Naina mengambil pistol yang berada tak jauh dari dirinya dan mengarahkan itu kearah Aisyah berdiri.
Tatapan Azzam tertuju dilain arah melihat kedua polisi yang tersungkur dan tatapannya tertuju pada seorang wanita yang sedang mengarahkan senjata api kearah ...
"Aisyah awaaas!" teriak Azzam kencang.
Tanpa membuang-buang waktu Azzam langsung berlari kearah Aisyah kala melihat naina yang akan menarik pelatuk pistol itu. Azzam berlari kencang kearah Aisyah dan memeluk tubuh Aisyah erat, Aisyah diam mematung saat Azzam memeluknya erat begitupun dengan semua orang yang ada disana, tertegun dengan teriakan dan tindakan Azzam yang tiba-tiba itu.
Doaaaarr
"Aakhhh!" lirih Azzam saat peluru itu menembus punggung nya.
Tubuh Aisyah membeku dan menegang melihat semua kejadian itu didepan matanya. Tangan Aisyah terulur memeluk dan memegang punggung Azzam, merasakan lengket di punggung itu.
________________________________
Uhhhhh gimana, dilanjut atau ending ??😝😝..
26-04-2019💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Dendam Dan Cinta
Non-Fiction"Masa lalu. Rasa sakit. Masa depan. Mimpi-mimpi. Semua akan berlalu, seperti sungai yang mengalir. Maka biarlah hidupku mengalir seperti sungai kehidupan, selalu percaya dan yakinlah kepada Allah." ~Aisyah putri salsabila. "Terima kasih untuk kesemp...