Kehilangan

1K 69 7
                                    

Fikri sedang dalam perjalanan menuju ke rumah sakit untuk melihat keadaan azzam, karna sudah seminggu ini dia tidak melihat bagaimana perkembangan azzam dikarenakan sibuk mengurusi bisnisnya yang kini berkembang pesat.

45 menit kemudian barulah fikri memarkirkan mobilnya di parkiran rumah sakit, dia langsung menuju ke ruangan tempat azzam di rawat.

"Assalammualaikum" ujar fikri saat membuka pintu kamar rawat

Disana, diatas ranjang pesakitan  azzam terbaring koma, dengan selang infus yang tertempel di lengan kirinya dan beberapa alat yang tertempel di badannya.

Fikri mulai mendekat dan duduk di sebelah azzam.  "Zam, gimana kabar lo, lo sehat kan ?"
Meskipun fikri tau azzam sedang koma namun dia yakin azzam pasti bisa mendengar apa yang dia ucapkan

"Zam, sampe kapan lo mau tidur kek gini terus? Gue kangen sama lo zam"

"Zam, kalo lo sadar. Gue janji bakal langsung nikahin lo sama aisyah deh" fikri masih saja mengeluarkan celotehannya meski dia tau azzam tak meresponnya

"Zam, satu hal yang harus lo tau. Aisyah sungguh mencintai lo zam, lo harus tau itu"

Tiba-tiba ponsel fikri berdering keras, suaranya menggema di ruangan itu. Tak ingin membuat azzam terganggu fikripun keluar kamar untuk mengangkat telfonya.

Tanpa fikri sadari jemari azzam tiba-tiba bergerak dan setetes kristal bening meluncur keluar dari pelupuk matanya, azzam menangis. Dia merespon apa yang fikri ucapkan, bahkan diapun dapat mendengar bahkan merasakan kehadiran orang-orang di sekitarnya. Hanya saja sangat sulit baginya untuk membuka matanya itu.

Setelah kepergian fikri, taklama masuklah seseorang berpakayan serba hitam dan memakai masker juga memakai kupluk dikepalanya mengendap-endap masuk kedalam kamar azzam. Setibanya dia di hadapan azzam, orang itu mengeluarkan sesuatu dari saku jaketnya.

Itu satu suntikan dan cairan bening yang berada di dalam botol kecil, orang itu menyuntik botol kecil itu untuk mengambil cairannya lalu di suntikanlah cairan itu kedalam selang infusan azzam.

Setelah semuanya selesai, dia keluar dengan tergesa hingga tanpa sadar botol kecil itu terjatuh dari dalam saku jaketnya dan menggelinding ke kolong ranjang.

Beberapa menit kemudian fikri kembali lagi ke kamar azzam dan betapa kagetnya dia saat melihat azzam yang kejang-kejang. Tanpa buang waktu fikri langsung memencet tombol merah yang berada di dekat ranjang. Tak lama kemudian dokter dan tim medis lainnya memasuki kamar azzam dan langsung memeriksanya.

Sementara itu fikri sedang mencoba menghubungi aisyah namun nihil, berapa kalipun fikri menelfonya tetap saja tak bisa tersambung. Begitupun dengan umi dan abi nayla, tidak ada yang bisa di hubungi.
"Sial" desis fikri dan langsung berlari keparkiran memasuki mobilnya dan mengendarainya dengan kecepatan diatas rata-rata.

Dan tiga puluh menit kemudian dia sudah sampai di pesantren dan melihat dari kejauhan bahwa aisyah sedang berkumpul bersama teman-temannya

"Aisyah" teriak fikri membuat si empunya nama menoleh begitupun yang lainnya

"Bang fikri" gumam aisyah

"Ponsel kamu kemana sih, dari tadi abang nelfon kamu gak bisa terus."

Ponsel, jangankan ponsel bahkan dia sendiripun tak ingat kapan terakhir kali dia memakainya.

"Memang ada apa bang" tanya aisyah

"Abang gak bisa jelasin sekarang syah, kita harus cepat kerumah sakit"

"Rumah sakit" kaget semua orang

"Rel, gue minjem motor lu ya. Lo bawa mobil gue sekalian ajak pak kiayi dan bu nyai, aisyah kamu ikut abang"

"Tunggu, tapi ada apa bang ?"

"Azzam syah, kita harus cepat ke rumah sakit"

Mendengar nama azzam di sebut seketika sekelebat bayangan mimpi itu terputar kembali, seperti kaset rusak yang di ulang-ulang bagiannya. "Tidak, jangan lagi. Aku tak ingin kehilangan untuk yang kedua kalinya, tidak" batin aisyah

"Syah ayo" titah fikri dan tanpa banyak bicara aisyah menurut dan duduk di belakang fikri

"Bang, kita ikutin di belakang yaa" ujar naufal dan di angguki fikri

Fikri langsung menancap gasnya meninggalkan halaman pesantren di susul dengan naufal dan arkan, sedangkan farel pergi ke rumah pak kiayi untuk menjemputnya.

Dua puluh menit, waktu yang cepat saat fikri sudah sampai di depan rumah sakit. Fikri melajukan motornya di luar batas normal, untunglah jalanan saat itu sedang lenggang dan tak banyak  pengguna jalan yang melintas jalan itu.

Mereka langsung menuju ruang oprasi setelah sebelumnya di beri tahu oleh salah satu perawat disana bahwa azzam di larikan ke ruang oprasi karna kondisinya yang semakin kritis.

Di dalam ruang oprasi kondisi azzam sangat buruk, detak jantungnya pun tak beraturan terlihat jelas dari layar monitor yang meperlihatkan garis yang tak beraturan .
Aisyah dan yang lainnya terlihat tegang dan harap-harap cemas, namun tak pernah putus untuk mendoakan keselamat azzam.

"Bang sebenarnya apa yang terjadi ?" Tanya aisyah setelah sekian lama diam
Fikri menceritakan dari awal kedatangannya dan saat melihat azzam yang tiba-tiba kejang dan harus di larikan ke ruang oprasi

Sepuluh menit kemudian farel datang bersama umi abi nya azzam juga dady dan momy nya aisyah.

"Bagaimana kondisi azzam" tany nurul

"Kami belum tau umi, dokter masih memeriksa azzam" jelas fikri

Dokter berusaha mengeluarkan racun di dalam tubuh azzam yang untungnya belum sempat mengenai organ vitalnya seperti jantung dan ginjal jika sampai itu terjadi maka azzam tak bisa tertolong saat itu juga.

Namun Tiiitttt pendeteksi detak jantung itu berbunyi nyaring bahkan layar monitorpun menunjukan garia lurus.

"Dokret, detak jantung pasien berhenti"  ujar asisten dokter itu

"Siapkan alat kejut jantung" ujar dokter

"Siap dok" perawat itu memberikan alat kejut jantung pada sang dokter

Deegh

"Tidak ada perubahan dok"

"Tingkatkan lagi"

Deeegh

"Masih sama dok"

"Batas maksimum"

Deegh

"Tetap tidak ada perubahan dok" ujar sang asisten

Dokter itu menaruh kembali alatnya dan membuka masker nya.

"Pasien tidak bisa diselamatkan" ujar dokter

__________________________________
Yaaah, akhirnga update juga kaan 😊. Gimana chapter hari ini ????

Masukan tanggapan anda di bawah ini ⬇⬇⬇ Oke aku tunggu 🤗

25 mei 2019💕

Dendam Dan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang