Setelah keluar dari kamar nayla fikri langsung menghampiri semuanya dan bertanya kenapa aisyah bisa seperti itu.
Lantas umi nurul pun menceritakan semua kejadian dari pertama mereka kepasar dan berakhir dengan aisyah yang mengamuk.
"Sepertinya ada sesuatu yang membuat aisyah seperti itu " gumam fikri
"Sebenarnya ada apa dengan aisyah nak fikri ? " tanya umi nurul penasaran
"Sebenarnya.." dan mengalirlah cerita kenapa aisyah sampai seperti itu dan tidak mau berhijab sampai sekarang
Umi, abi, dan nayla kaget tak percaya kecuali azzam yang memang sudah tau sebelumnya
"Masya allah. Tega sekali orang itu " lirih umi yang mulai berkaca kaca karna anak dari sahabatnya itu harus mati dengan cara yang memilukan
"Kasihan sekali kak aisyah, padahal selama ini aku kira Ka' aisyah itu wanita yang hebat dan tangguh tapi ternyata dia mempunyai masa lalu yang sangat kelam " ujar nayla kasihan
"Dia selalu bersikap seperti itu agar tidak ada orang yang tau dengan masa lalu nya." Ujar fikri
Cukup lama suasana menjadi hening hingga suara aisyah memecahkan keheningan itu dan membuat mereka terkejut dan lantas berdiri langsung menghampiri kamar nayla
"Lepasin ira, lepaass " gumam aisyah yang mesih terpejam namun peluh sudah membasahi keningnya. Fikri langsung duduk di pinggir ranjang dan menepuk nepuk pipi aisyah pelan
"Syah, bangun syah. Ini abang "
"Jangan tinggalin kaka ra, jangan " lirih aisyah dan ada cairan bening yang mengalir dari sisi mata aisyah yang masih terpejam
"Syah, aisyah." Panggil fikri lagi
"Iraaa " pekik aisyah yang langsung duduk dengan bercucuran keringat dan nafas yang memburu
"Istighfar syah." Ingat fikri
"Astaghfirullah halazzim " ujar aisyah berkali kali dan menormalkan detak jantungnya serta nafas yang memburu
Setelah cukup tenang fikri menyodorkan air putih pada aisyah yang langsung di tenggak habis.
"Kamu gak papa syah? " tanya fikri seraya menhelus puncuk kepala aisyah lembut
"Bang fikri? " lirih aisyah dengan air mata yang kembali menetes dan langsung menubruk fikri dan menangis di dalam pelukan fikri
"Tenang syah, abang ada disini. Kamu gk perlu hawatir " ujar fikri dan mengelus punggung aisyah
"Dia kembali bang " gumam aisyah yang masih berada di pelukan fikri
"Dia siapa syah ? " tanya fikri
"Lelaki itu. Lelaki yang buat ira mati hiks " ujar aisyah yang semakin memeluk fikri
Degg
Darahnya seakan berdesir hebat, nafasnya memburu, dengan tatapan tajam kedepan. Tanpa sadar fikri mengepalkan tangannya gingga buku buku tangan nya memutih. Rahangnya mengeras menahan emosi yang mulai meluap. Hingga usapan lembut di bahunya menyadarkan fikri"Tenang, istighar fik " bisik azzam yang tadi mengusap pundaknya
Fikripun mulai beristighfar dan mulai mengendur kepalan tangannya itu
"Ssst.. kamu jangan takut syah, abang akan slalu jagain kamu. Abang janji gk akan ulangi kesalan abang yang dulu syah, abang janji " ujar fikri dan mempererat pelukannya. Tanpa sadar sebulir air mata jatuh namun kali ini fikri membiarkan nya dan memejamkan matanya merasakan rasa sakit dan penderitaan yang di rasakan oleh aisyah adiknya.
Sementara ditempat lain seorang lelaki jangkung yang menggunakan kaca mata hitam baru saja turun dari mobilnya dan memasuki rumah mewahnya
"Papah " ujar seorang pria tampan
"Hai raka " ujar lelaki jangkung itu pada pria yang dipanggil raka
"Papah kapan sampai ? " ujar raka pada lelaki jangkung itu"Baru aja " ujar lelaki jangkung itu dan langsung pergi kelantai atas menuju kamar pribadinya
Baru saja lelaki itu masuk ke kanarnya tiba-tiba ada yang menelfon
Derrt.. derrt..derrt
"Halo tuan "
"Ya ada apa? "
"Tuan kami sudah mendapatkan informasi tentang anak dari arman bagaskara "
"Bagus, segera kirimkan lewat email saya "
"Baik tuan, akan segera saya kirim "
Tuut
Panggilan itupun terputus dan lelaki jangkung itu berjalan menuju pintu rahasia yang ada disana. Dan langsung memasuki ruang rahasia itu lalu berjalan kesebuah foto keluarga berukuran sedang yang terdiri dari 5 anggota keluarga.Foto itu adalah foto keluarga aisyah. Arman, ardira, fikri, aisyah dan khumaira yang masih bayi berada di gendongan ardila.
"Kita akan segera bertemu lagi gadis kecil. Dan serangan balas dendam ini akan selesai " ujar lelaki jangkung itu yang ternyata adalah irwan dengan tersenyum devil.
————————————-———
Pendek ?
Yes, I know.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dendam Dan Cinta
Non-Fiction"Masa lalu. Rasa sakit. Masa depan. Mimpi-mimpi. Semua akan berlalu, seperti sungai yang mengalir. Maka biarlah hidupku mengalir seperti sungai kehidupan, selalu percaya dan yakinlah kepada Allah." ~Aisyah putri salsabila. "Terima kasih untuk kesemp...