Kamu kah itu

1.6K 76 2
                                    

"Ais tunggu " ujar azzam

Seketika itu pun aisyah langsung membalikkan badannya dan menatap azzam lekat
"Ka ari " gumam aisyah pelan namun masih bisa di dengar azzam. Yang membuatnya tersenyum samar

------------------------

Detik berikutnya pun aisyah tersadar dan menatap azzam tajam.

"Lo manggil gue apa tadi ? " tanya aisyah tajam

"Ais. Kenapa ? " ujar azzam singkat

"Don't call me Ais. Panggil gue salsa. Ngerti " ujar aisyah dengan nada penekanan di setiap katanya

"Nama kamu aisyah kan ? Lalu kenapa saya harus panggil kamu salsa." Tanya azzam

"Karna lo bukan siapa-siapa gue. Paham." Ujar aisyah kesal

Dan aisyah pun langsung melangkahkan kakinya lgi untuk pergi. Namun lagi-lagi langkahnya harus terhenti karna azzam.

"Ais, kamu mau kemana ? Jalan ke pesantren kesini bukan kesana " ujar azzam dengan menunjukkan arah jalan yang benar.

Aisyah pun langsung berbalik dan menatap azzam marah
" lo bilang kek dari tadi. Ngeselim dasar " dan langsung melenggang pergi ke jalan yang di tunjukkan azzam tadi.

Dan azzam yang melihat itu hanya mengulas senyum dan langsung menyusul aisyah.

-----------------
Di pesantren.

"Assalammu'alaikum. Umi abi " ujar nayla yang memasuki ndalem

"Waalaikumsallam " ujar umi nyai

"Umi, kak aisyah kemana? Dari tadi pagi nayla belum liat ka isyah " tanya nayla

"Emm.. nak aisyah pergi dari pondok nay " ujar umi ragu

"Astagfirullah. Kok bisa umi ? Bukankah tadi pagi kak isyah bertemu dengan abi dan umi ? " tanya nayla lagi

"Iya. Tapi.." mengalirlah cerita tadi pagi yang menyebabkan aisyah pergi dari pondok

"Astagfirullah, jadi sampai sekarang ka aisyah belum kembali umi ? Yaa Allah bagaimana ini ? " ujar nayla panik

"Kamu tenang dulu nay. Abang kamu azzam lagi berusaha buat nyari nak aisyah ko " ujar umi menenangkan

"Tapi kan umi, kak aisyah itu punya penyakit magh. Udah gitu dari melem kak isyah belum makan karna keburu tidur dan tadi pagi juga dia belum sempet sarapan karna langsung kesini. Dan sekarang, sekarang udah jam 2 siang umi. Nayla takut kak isyah kenapa napa " ujar nayla panjang lebar

"Astagfirullah, ya allah. Semoga nak aisyah tak apa apa ya allah. Lindungi dia " ujar umi hawatir

"Aamiin " ujar nayla

------------------------------
Pov aisyah.

"Ais tunggu " kata-kata itu terus terngiang-ngiang di telinga gue.
Entah kenapa gue ngerasa kalo orang yang ada di depan gue itu 'dia' my princ gue. Tapi apa iya ? " tanya batin aisyah

"Ais kamu gak papa ? " suara bariton yang membuat gue tersadar dari lamunan gue

"Gak " jawab gue singkat, karna emang jujur gue lemes bgt sekarang.

Gue baru inget dari semalem gue belum sempet makan. Dan gue rasa penyakit sialan ini kambuh lagi. Shit umpat gue saat gue udah mulai merasa pusing
"Apa masih jauh? " akhir nya gue nanya dah tu ke cowo itu
Karna udah lumayan jauh juga gue jalan tapi kaga nyampe2.

"Engga ko, itu gerbang pesantrennya " ujarnya dengan menunjukan jari telunjuknya. Dan gue mulai ngeliat ke arah yang dia tunjuk. Dan bener aja itu gerbang pesantrennya.
Thenks god. Akhirnya nyampe juga " batin aisyah

-----------------------

Pov azzam

Saat aku sedang mencari wanita yang umi makaud di luar pesantren. Entah mengapa langkah kakiku malah membawaku ke sebuah jembatan yang terbuat dati bamba.

Dan entah kebetulan atau emang taqdir, aku melihat wanita yang di maksud umi itu. Tapi apa yang dia lakukan" pikir ku

Apa dia mau bunuh diri ? Astagfirullah. Buru-buru aku berlari dan mmenariknya agar turun.

Entah aku harus mengatakan ini anugerah atau musibah.
Karna saat aku tarik wanita itu agar turun, tapi malah membuatnya terjatuh dengan aku berada di atasnya.

Beberapa detik aku terpana akan sorot mata hitam legam nan lentik itu. Hingga dia mendorong ku dengan kuat sampai aku terjungkal ke belakan dan mengucapkan istigfar sebanyak-banyaknya.

Kita sempat berdebat sebentar, hingga aku tau bahwa dia tidak ingin bunuh diri tapi ingin mengambil gelangnya.

Tapi apa maksudnya ini. Hanya karna gelang dia rela mengirbankan nyawanya sendiri ? . Dasar cewe aneh

Aku pun mulai membantunya untuk mengambil gelang itu.
Dan saat aku sudah berhasil mengambilnya. Aku sempet tercenung untuk beberpa saat.

Pasalnya gelang itu sangat mirip dengan gelang yang aku berikan pada 'hafidzah cantik' ku waktu aku kanak-kanak dulu

Tapi bagaimana wanita ini bisa memiliki gelang yang sama. Karna memang gelang itu aku yang buat sendiri.

Saat aku sedang berkecambuk dengan pikiran ku sendiri tiba-tiba saja dia bicara dan meminta agar gelangnya kembali

Sesaat aku menatap wajah nya dan kembali menatap gelang ini.
Benarkah itu kamu ? " tanya batinku sendiri

Wanita itu terus meminta tapi aku malah memberikannya pertanyaan dan dia menjawabnya.

Tapi mendengar jawabannya itu aku malah semakin penasaran.
Hingga tiba-tiba dia langsung merebut gelang itu dari tanganku dan mulai melangkah pergi

Ais tunggu " teriak ku yang membuatnya berhenti melangkah dan langsung membalikkan badannya.

Tampak jelas semburat keterkejutan di wajahnya.

Dan dia bergumam atau lebih tepatnya berbisik tapi aku masih bisa mendengarnya walau samar-samar. Tapi itu cukup membuat aku tersenyum.

Tapi aku bingung. Mengapa 'hafidzah cantik'ku bisa menjadi seperti ini?

Apa benar itu kamu." Hanya kata-kata itu yang sekarang memenuhi isi otak ku.

-------------------
Alhamdulillah..

Next part..

Dendam Dan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang