Sebelum baca, jawab pertanyaan ku dulu yaa.
-Apa sih kesan pertama kalian membaca cerita ini?
-Lalu alasan apa yang membuat kalian suka membaca cerita ini ?
-dan terakhir, di bagian mana yang membuat kalian suka ?
________*****________
Aisyah masih berada didalam mobil yang di kendarai alex, duduk diam dengan sejuta pertanyaan yang berkeliayaran di kepala cantiknya itu.
Tuuk.
"Awww, apa-apaan kau ini ?" Aisyah mengusap keningnya yang baru saja di timpuk menggunakan sebuah pulpen oleh orang di sebelahnya yang kini sedang terkekeh"Hilangkan fikiran-fikiran konyol dalam kepalamu itu, lebih baik kau istirahat karna kau sangat membutuhkan itu " alex berbicara tanpa mengalihkan fokusnya untuk menyetir
"Satu hal yang ingin aku tanyakan padamu, kenapa kau sampai berfikir untuk meledakan prusahaan mu sendiri, bukankah itu sama saja kau menghancurkan bisnismu sendiri ?"
"Well, sepertinya kau belum mengenalku lebih jauh nona. Aku adalah alexcandrov Herrscher, yang dalam bahasa jerman adalah penguasa, alex sang penguasa" aisyah mendelik saat mendengar ucapan alex yang terkesan menyanjung diri sendiri.
"Sudahlah, lagi pula hanya satu bisnisku saja tak akan membuat ku jatuh miskin. Lagi pula itu bukan sesuatu yang penting saat ini, ada hal yang lebih penting dari hal ini ?"
Aisyah mengerutkan keningnya "apa?"
"Orang tua mu" satu kalimat itu sukses membuat degup jantung aisyah berdetak kencang
"Ma..maksudmu apa ?" Tanya aisyah
"Beberapa jam yang lalu, sebelum aku menelfonmu, dan sebelum kekacauan itu terjadi. beberapa orang mendatangi ruanganku mereka mengatakan bahwa aku harus menanda tangani surat pengalihan prusahaanku dan jika aku menolak maka mereka akan membunuh kedua orang tua mu dan juga fikri" jelas alex panjang lebar
"La.. lalu apa kau menandatanganinya?" Tanya aisyah
"Tentu saja" jawab alex santai dan menarik persneling
"Apa kau gila, itu hanya jebakan lex, dengan kau melakukannya belum tentu mereka melepaskan orang tuaku." Ujar aisyah tak habis fikir dengan otak seorang alex itu.
"Apa kau tau nona, itulah sebabnya aku meledakan prusahaanku sendiri. Sebab itu bukanlah miliku lagi, sudahlah lebih baik kita turun. Dan kau ambil ini." Setelah memberikan sebuah pisau dan senjata api pada aisyah alex pun keluar.
Meskipun bingung, tak elak aisyah pun mengikuti perintah alex dan keluar diikuti oleh angga dan jakson.
"Sebelumnya kau bisa menggunakan benda itukan ?" Tanya alex melihat aisyah yang memegang kedua benda itu dengan bingung
"Tentu saja, jangan kau pikir bahwa aku tak bisa apa-apa" sergah aisyah
"Baguslah, aku tak ingin melihatmu terluka karna benda yang aku berikan itu."
"Tunggu, ini dmna ?" Tanya aisyah bingung meneliti sekeliling tempatnya berdiri saat ini
"Tempat orang tuamu di sekap " ujar alex menatap kebangunan tua di depannya.
Sebenarnya tempat itu adalah sebuah pabrik tekstil yang sudah tak terpakai beberapa tahun lalu, sehingga membuat kondisinya terlihat menyeramkan ditambah dengan posisinya yang jauh dari keramaian, bahkan hanya ada beberapa rumah penduduk disekitar sini dan itupun saling berjauhan satu sama lain. "Cocok sekali untuk tempat penyekapan sekaligus pemakaman" pikir alex
KAMU SEDANG MEMBACA
Dendam Dan Cinta
Nonfiksi"Masa lalu. Rasa sakit. Masa depan. Mimpi-mimpi. Semua akan berlalu, seperti sungai yang mengalir. Maka biarlah hidupku mengalir seperti sungai kehidupan, selalu percaya dan yakinlah kepada Allah." ~Aisyah putri salsabila. "Terima kasih untuk kesemp...