Aisyah menyetujui saran alex untuk pergi ke pesantren dengan tidak membongkar identitasnya meskipun pada momy dan abangnya sendiri. Yaa biarlah begitu, yang penting dia bisa mengawasi orang yang dia sayang dari dekat.
Dan dengan penampilan nya sekarang pasti akan mudah untuk menyamarkan identitasnya. Pikir Aisyah
"Syah kau yakin ingin pergi kesana ?" tanya anggel tak yakin dengan keputusan Aisyah dan suami nya itu
"Tenanglah nyonya csandrov, aku akan baik-baik saja" ujar aisyah
"Tante mau pelgi kemana? Kenapa bawa tas besal sekali ?" tanya aca dengan logat khas anak kecil nya.
"Tante ingin menemui momy tante" jawab Aisyah
"Tante punya momy ?" tanya aca lagi dan di angguki Aisyah
"Momy,, momy,, apa aca boleh ikut tante cantik? Aca ingin beltemu dengan momy nya Tante cantik. Boleh yaa mom" ujar aca dengan menarik ujung baju anggel
Anggel berjongkok guna mensejajarkan tingginya dengan aca, anggel memegang pundak aca "Tidak boleh sayang, aca gk boleh ikut"
"Tapi kenapa mom ?" tanya aca dengan mata yang berkaca-kaca
Anggel melirik ke arah alex, namun alex malah menggendikkan bahunya yang membuat anggel mendengus tak suka.
"Sudah yaa sayang, Tante Aisyah hanya..." belum selesai anggel berbicara dan sudah di potong oleh aisyah
"Biarlah aca ikut dengan ku," ujar aisyah
"Serius tan" ujar aca berbinar
"Yaa, tapi aca jangan panggil tante lagi yaa "
"Telus ?"
"Bunda, mulai sekarang aca harus panggil tante bunda. Okay"
"Bunda ??"
"Iya, kalo aca pengen ikut tante. Aca harus panggil tante bunda disana dan jangan bilang sama siapa pun kalo nama tante itu Aisyah. Okay"
"Okay"
"Promiss"
"Promiss"
Dan jadilah sekarang Aisyah berdiri di depan pagar yang bertuliskan PESANTREN NURUL HIDAYAH di atasnya.
"Tan,, ehh bunda ini tempat apa ?" tanya aca yang berdiri di sebelah nya
"Ini tempat bunda menuntut ilmu ca" jelas Aisyah
"Tapi, bunda bilang ingin bertemu momy bunda"
"Iya, karna momy bunda ada disini. Yasudah ayo kita masuk"
Aisyah dan tasya memasuki halaman pesantren untuk menemui umi nurul dan kiayi mahmud yang berada di rumah nya.
"Assalammualaikum" ujar Aisyah ketika sudah sampai di depan pintu rumah pak kiayi.
Tak lama kemudian ada sahutan dari dalam, dan keluar lah seseorang yang selama ini dia rindukan
"Waalaikumsallam" ujar seorang wanita paruh baya
Aisyah hampir saja memeluk wanita dihadapan nya itu jika saja dia tidak ingat ada aca disebelahnya.
"Maaf apa ada yang bisa saya bantu?" Tanya wanita paruh baya itu
"Saya ingin melamar menjadi guru mengajar disini, apa boleh?" ujar aisyah dengan gugup
"Mengajar" ulang nyai nurul sembari menimang-nimang dan menilai penampilan Aisyah dari atas ke bawah
"Iya bu nyai, saya butuh tempat tinggal dan pekerjaan" ujar aisyah
Bu nyai melirik tasya yang berdiri di belakang Aisyah dan sesekali mengintip dari balik hijab Aisyah. Merasa kasihan dengan Aisyah maka nyai nurul pun menerima Aisyah bekerja disini sebagai pengajar. Dan memperbolehkan Aisyah menempati rumah yang berada tak jauh dari rumah nyai nurul.
"Ini rumahnya, maaf jika terlalu kecil ini sebenarnya tempat menyimpan barang, dan untuk sementara kau bisa tidur di salah satu kamar santri untuk sementara, dan tempat ini akan di rapihkan terlebih dulu " ujar nyai nurul menjelaskan
"Trimakasih bu nyai untuk semua nya, saya tidak tau dengan cara apa lagi saya berterima kasih " ujar aisyah
"Sudahlah nak, jangan terlalu formal begitu. Panggil saya umi seperti yang lainnya dan jangan sungkan jika kamu memerlukan sesuatu. Jujur saat pertama kali umi melihat kamu, umi seperti melihat Aisyah putri umi" ujar bu nyai memandang Aisyah lekat
"Aisyah? " lirih Aisyah
"Yaa, dia sudah umi anggap sebagai putri umi sendiri walaupun sebenarnya dia anak dari sahabatnya umi. Namun dia sudah meninggal 9 bulan yang lalu" jelas umi nurul dengan nada bergetar dan sebulir air mata yang menetes
Sontak saja pernyataan umi Nurul tadi seperti hantaman keras di dadanya, terasa sesak dan sangat menyakitkan saat mengetahui bahwa semua orang telah menganggapnya tiada. Sungguh itu sangat menyesakkan, hingga tanpa dapat di tahan lagi Aisyah meneteskan sebulir air matanya yang sedari tadi sudah menggenang di pelupuk matanya.
"Sudahlah, ayo umi antarkan kamu ke kamar yang akan kamu tempati sementara" ujar nyai Nurul menghapus air matanya dan melangkah mendahului Aisyah yang berada di belakang nya sehingga tidak melihat bahwa Aisyah menangis disana
"Bunda gak papa ?" Tanya aca pada Aisyah
"Bunda gak papa ko sayang, ayo" ujar Aisyah menghapus air matanya dan menuntun aca untuk mengikuti umi Nurul
Tok tok tok.. "Assalammualaikum"
Umi nurul mengetuk pintu kamar dan tak lama pintu itu terbuka menampilkan sosok seorang gadis cantik"Waalaikum sallam, ehh umi nyai. Ada apa umi" jawab gadis itu
"Begini, kita mempunyai guru pengajar baru di pesantren ini, namun karena tempat yang akan dia tempati masih harus di beresin dulu, maka dari itu untuk sementara dia akan tinggal bersama kalian. Apa kalian bersedia ?" Jelas umi nurul
Siti melihat kearah belakang yang terdapat Aisyah disana, siti memperhatikan Aisyah dari atas ke bawah dengan pandangan menilai Dan pandangan siti terhenti saat melihat mata Aisyah, dia seakan terhipnotis untuk terus berlama-lama memandang mata itu, tatapan itu seperti mengingatkannya pada seseorang.
"Sit.. Siti.." panggil umi nurul yang membuat siti kembali ke alam sadarnya
"Ehh.. I.. iya umi, kenapa ?" tanya siti gugup
"Apa kamu tidak keberatan jika bu tatifah tidur di sini untuk sementara?"
"Tidak umi, saya tidak keberatan sama sekali"
"Baiklah, nak sekarang kamu dan anakmu bisa istirahat disini dulu dan umi harus pergi untuk mengurus sesuatu"
"Baik umi terimakasih"
"Yaa, Assalammualaikum"
"Waalaikumsallam"
__________________________________
Niat hati pengen update malem, tapi malah ketiduran😥🙏..
05-04-2019💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Dendam Dan Cinta
Документальная проза"Masa lalu. Rasa sakit. Masa depan. Mimpi-mimpi. Semua akan berlalu, seperti sungai yang mengalir. Maka biarlah hidupku mengalir seperti sungai kehidupan, selalu percaya dan yakinlah kepada Allah." ~Aisyah putri salsabila. "Terima kasih untuk kesemp...