"Masa lalu. Rasa sakit. Masa depan. Mimpi-mimpi. Semua akan berlalu, seperti sungai yang mengalir. Maka biarlah hidupku mengalir seperti sungai kehidupan, selalu percaya dan yakinlah kepada Allah."
~Aisyah putri salsabila.
"Terima kasih untuk kesemp...
Di dalam ruangan serba putih terbaring arman di ranjang pesakitan dengan beberapa alat yang menempel di beberapa anggota badannya dan Hidung yang tertutup selang oksigen.
Seara alat pendeteksi jantung pun menjadi pelengkap di dalam ruangan yang sunyi dan tenang itu, Azzam duduk di kursi sebelah ranjang Arman sembari memangku sebuah al quran kecil Di tangannya. Azzam masih melantunkan ayat-ayat alquran hingga suara ketukan pintu menghentikan bacaannya.
"Assalammualaikum" ujar fikri yang tadi mengetuk pintu
"Waalaikumsallam" jawab Azzam
"Bagaimana keadaan dady zam ?" tanya fikri lirih sembari menghampiri arman
"Om arman mengalami koma fik, dan belum tau kapan akan siuman" jelas azzam
"Astaghfirullah, dad. Bangun dad fikri gk bisa liat dady kaya gini. Bangun dad " ujar fikri memegang tangan arman dan mengecup punggung tangannya. Setetes air mata jatuh dari pelupuk matanya mengenai punggung tangan arman
"Sabar fik, ente gak boleh ngomong gitu. Lebih baik sekarang ente berdoa untuk kesembuhan om arman" ujar azzam berusaha menenangkan
Fikri mengangguk dengan masih memegang tangan arman yang kini ditempelkan ke pipikirinya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aisyah sedang duduk di bangku taman di halaman rumahnya. Dia masih memikirkan kejadian kemarin, bagaimana bisa kantor milik dady nya itu terbakar padahal tingkat keamanan disana sangat tinggi dan jika ada api sekecil apapun pasti alarm disana akan berbunyi. Namun kejadian kemarin sama skali tidak ada yang mengetahui hal itu bahkan para karyawan baru mengetahui hal itu setelah api itu membesar. Itu sama skali tidak masuk akal menurut aisyah
Belum usai kebingungan aisyah soal hal itu tiba-tiba miya menghampiri aisyah dengan terburu-buru.
"Nona, gawat non" ujar miya panik dengan nafas terengah
Aisyah langsung berdiri "Miya... Ada apa ? Kenapa kamu panik seperti ini ?" ujar aisyah kaget melihat miya yang tiba-tiba datang
"Itu non.. Itu "
"Itu.. Itu apa ? Coba sekarang kamu tenang dulu. Tarik nafas buang"
"Itu non tadi saya dapat telfon dari temen non yang namanya fio, dia bilang dady non aisyah masuk rumah sakit dan sekarang mengalami koma" jelas miya
Deugh
Bagai terhantam ribuan ton batu hati aisyah terasa sesak mendengar dady nya mengalami koma. Tanpa terasa air matanya menetes, kakinya terasa lemas hingga aisyah jatuh terduduk diatas rerumputan. Sungguh demi apapun aisyah sangat menyayangi dady nya dan tidak akan sanggup jika terjadi sesuatu menimpanya
Miya yang melihat itu kaget dan langsung merangkul aisyah. Membawanya untuk duduk diatas bangku taman. Aisyah menangis sesenggukan dan miya membawanya kedalam pelukannya.
Setelah beberapa saat, aisyah menghapus air matanya dan langsung bangkit, berlari kedalam menuju kamarnya. Miya hanya bisa terdiam menyaksikan majikannya itu.
Beberapa menit kemudian aisyah keluar dari kamarnya dengan membawa tas ransel berukuran besar di punggungnya. Aisyah menuruni tangga dengan tergesa dan langsung menyambar kunci mobil yang berada di atas nakas.
Aisyah melempar tasnya kedalam mobil di kursi penumpang dan langsung memasuki mobilnya. Untung lah saat ini angga dan jakson pengawal pribadinya itu sedang mendapat kan panggilan dari alex dan akan kembali nanti sore.
Buru-buru aisyah menghidupkan mobilnya dan menginjak pedal gasnya
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aisyah membuka kaca mobilnya saat melewati penjaga rumahnya
"Tolong buka pagarnya pak" ujar aisyah
"Maaf non, tapi anda tidak boleh keluar tanpa penjagaan" tolak penjaga itu
"Jika bapa tidak mau membukanya, akan saya tabrak pagar itu " ancam aisyah dan mulai mengambil ancang-ancang untuk melajukan mobilnya
Dan berhasil, penjaga itupun membukakan pagar untuk aisyah. Tanpa membuang-buang waktu lagi aisyah langsung menancap gasnya membelah jalanan kota menuju tempat dady nya di rawat.
Sebelum nya aisyah lebih dulu menghubungi fiona dan menanyakan keberadaan dady nya itu, dan sekarang dia sedang dalam perjalanan kesana. Rumah sakit dekat pesantren Nurul Hidayah.
"Dad, maafin isyah. Dady harus sembuh, Aisyah sayang dady" gumam aisyah dengan air mata yang menetes dari pelupuk matanya.
"Assalammualaikum"
"Waalaikumsallam, kalian?" jawab fikri melihat fio dan teman-temannya aisyah datang
"Hay bang apa kabar ?" tanya naufal
"Alhamdulillah bae" jawab fikri
"Bang tos emam ?" tanya arkan
"Alhamdulillah atos arkan" jawab fikri dengan nada bicara yang dibuat-buat
"Laah kumaha siih, boro mah saya teh bawain kerecek oncom jeung telur balado buatan ibu saya. Dikira teh belom makan atuh " ujar arkan dengan suara memelas dan raut muka yang sok sedih
Mereka yang melihat itupun tidak mampu menahan tawanya dan tertawa melihat kelakuan arkan.
"Hahahah, najis gua liat muka lo khan. Kaya pantat ayam tau gak. Hahahah" ujar naufal seraya mengeplak kepala arkan
"Naon sih sia, culangung" gerutu arkan seraya memegang kepalanya yang tadi di geplak naufal
"Hahahah" dan ruangan itu di penuhi oleh gelak tawa mereka semua yang ada disana