Ciieeettt
Suara rem ban motor beradu dengan aspal membuat ngilu telinga siapa saja yang mendengar nya."Astaga, tuhaan. Sumpah gue gak nyangka hanya dalam 5 menit lo berhasil sampai ke tempat ini. Astagaa lo hampir bikin gue mati muda tau gak.." ujar angga histeris dengan nafas yang tak beraturan dan melupakan sikap sopan dan formalnya terhadap Aisyah.
Pasalnya ditengah perjalanan Aisyah meminta memberhentikan motornya dan meminta untuk berganti posisi hingga kini Aisyah yang mengemudi. Aisyah membawa motor itu dengan kecepatan diatas rata-rata bahkan angga pun serasa melayang dibuat nya.
(Gambar hanya pemanis)
Aisyah turun dari motor itu dan membuka helm nya.
"Gak usah lebay, lo kaya emak-emak tau gak " ledek Aisyah
"Lo gila, lo hampir bikin gue serangan jantung tau gak"
"Itu kan baru hampir, Dan kenyataannya ngga kan. So apa yang harus di ributin"
"Whaat "
"Lo mau diem aja disana apa mau ikut gue?" sentak Aisyah yang melihat angga yang masih diam tak bergeming di tempatnya
Meski dengan perasaan kesal namun tak elak angga mengikuti langkah Aisyah.
Aisyah mulai menaiki lift dan mencari kamar yang diberitahu oleh Fikri sebelumnya.Tiing
Pintu lift terbuka dan Aisyah mulai melangkahkan kakinya namun saat berada di belokan tiba-tiba angga menarik lengan Aisyah dan membekap mulutnya agar tak mengeluarkan suara."Suuut, jangan melangkah sembarangan kita tidak tahu bahaya apa yang sedang menunggu kita disana" jelas angga berbisik pada Aisyah. Dan Aisyah mengangguk barulah setelah itu angga melepaskan genggamannya.
"Ambil ini, ini, dan ini" angga memberi kan beberapa peralatan untuk menjaga keamanan Aisyah dan Aisyah menerimanya tanpa banyak bicara.
"Aku akan maju terlebih dulu, dan kau ikuti aku dari belakang. Aku tak ingin mengambil reaiko di marahi oleh alex kau mengerti"
"Heumm.." dan Aisyah hanya menggumam malas
Mereka berdua mulai mengendap-endap menyusuri lorong itu. Berjaga-jaga untuk tidak melakukan hal yang dapat mengancam keselamatan mereka berdua.
"Tunggu" angga menghentikan langkahnya karna melihat ada 2 orang lelaki berbadan besar yang berlalu lalang di lorong itu
"Seperti nya tempat ini sudah di jaga oleh beberapa orang bayaran, yang sudah siap berjaga ditempat ini. Kau tidak boleh melakukan sesuatu tanpa pengawasanku nona. Mengerti" ujar angga tegas.
Angga memencet sebuah mikrofon kecil yang tertempel di telinga kirinya yang terhubung langsung dengan rekan-rekannya yang lain yang sudah stand bay di beberapa titik di hotel itu dan menyuruhnya untuk segera menyusul nya kelantai atas.
"Tunggu, jangan bilang kau memberi tahukannya pada alex" tuduh Aisyah
"Tidak. Aku hanya memberitahukannya pada nyonya anggel, dan dialah yang memberitahukannya pada tuan alex" jawab angga enteng
Aisyah menatap angga tajam setajam elang yang siap menerkam mangsanya.
"Apa ? Kau hanya melarangku untuk tidak memberitahukannya pada alex kan tidak untuk yang lain, so aku tidak bersalah disini."
"Whatever.." jawab Aisyah malas
Yaa sebelum nya Aisyah sudah meminta angga untuk mencari tahu tentang naina dan memata-matai tentang kehidupan nya selama ini.
Dan dalam waktu 1 minggu angga sudah mendapatkan informasi yang bahkan sangat diluar dugaan. Semua info itu benar adanya dan sangat akurat karna angga sudah sangat terlatih dalam hal itu saat bergabung dengan kelompok mafia yang diketuai oleh alex.
"Lebih baik sekarang kau diam dan ikuti saja nona"
Sementara itu Fikri dan yang lainnya masih berada di perjalanan yang cukup padat malam ini terlebih saat ini adalah malam minggu jadi banyak para pelancong yang datang kekota ini.
"Bang, bisa lebih cepet lagi gak. Sumpah gue khawatir banget sama Aisyah" ujar Farel yang duduk di belakang Fikri
"Lo pikir gue ngga hah, justru gue lebih khawatir sama dia ketimbang sama lo. Gue abangnya ngerti lo" sentak Fikri yang mulai kesal dengan keadaan ini
"Sudahlah tidak ada gunanya juga kita berdebat disaat seperti ini. Lebih baik kita berdoa saja agar mereka baik-baik saja" ujar isabel menengahi
"Iya, bener apa yang dia bilang. Lebih baik sekarang kita berdoa agar merek tidak apa-apa" ujar Naufal
Sementara itu di lorong kamar hotel di lantai 3 mulai terasa menegang karna terjadi perkelahian antara anak buah alex dan orang bayaran naina.
Orang-orang yang mendengar keributan itu langsung keluar kamar dan berlarian menyelamatkan diri mereka masing-masing.
Doaar..
Suara tembakan memekakan telinga mulai terdengar menandakan suasana yang semakin menegang dan mulai tak terkendali bahkan sudah banyak orang-orang yang dibawa angga yang mengalami cidera meski tak memakan korban jiwa tetap saja kondisi mereka tak bisa dikatakan baik-baik saja.Ternyata naina tak main-main dengan semua ini. Dia bahkan menyewa pembunuh bayaran yang sangat profesional dalam hal ini untung saja angga sudah mengetahui nya terlebih dulu jadi dia bisa meminimalisir kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi saat ini.
Sementara diluar sana sedang terjadi adu jotos bahkan baku tembak, beda halnya dengan naina yang sedang berada didalam kamarnya yang kedap suara jadi dia tidak bisa mendengar keributan yang terjadi diluar sana.
Naina sedang duduk di sisi Azzam yang terlelap di ranjangnya. Dia menatap Azzam lekat dan tersenyum.
"Akhirnya aku bisa melihat mu sedekat ini zam, dan sebentar lagi kamu akan menjadi milik aku sepenuhnya. Hahahha" gumam naina menyentuh rahang Azzam dan terkikik geli
________________________,,,__________
Chapter ke 2 untuk hari ini yaakz 😅✌.
25-04-2019💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Dendam Dan Cinta
Non-Fiction"Masa lalu. Rasa sakit. Masa depan. Mimpi-mimpi. Semua akan berlalu, seperti sungai yang mengalir. Maka biarlah hidupku mengalir seperti sungai kehidupan, selalu percaya dan yakinlah kepada Allah." ~Aisyah putri salsabila. "Terima kasih untuk kesemp...