Pesan Untuk Para Wanita
Menjadi perempuan seperti menjadi api, kadang menjelma api unggun yg menghangatkan, kadang pula berkobar menyulut marah dan memakan gedung-gedung dalam kobaran.
Menjadi perempuan seperti menjadi air, kadang kala muncul dengan gemericik nan sejuk, kadang pula hadir sebagai gelombang ganas atau badai yg mematikan.
Menjadi perempuan seperti menjadi angin, kadang muncul dalam semilir, sepoi-sepoi membelai nyiur di tepi pantai, namun dapat pula menjelma puting beliung yg merusak tatanan kota.
Kita ingin mnjdi prempuan sperti apa itu adlh pilihan.
Itulah mengapa perempuan membutuhkan penyeimbang. Agar iya tak Membadai atau menyulut bahkan berkobar.
Dan pengendali itu adalah ilmu. Itulah mengapa ilmu bagi perempuan sama pentingnya dengan laki-laki.Meskipun pada akhirnya ia tidak di garda depan atau menahkodai rumah tangga.
Ilmulah yg akn menjadikan perempuan sebagai apa nantinya. Ia akan menjadi bidadari surga atau mewujud sebagai marabahaya.*******
Aisyah terus berlari keluar rumah pak kiayi dan masuk kedalam mobilnya dan melajukannya, tepat saat itu fikri dan yang lainnya datang namun terlambat aisyah sudah pergi.
"Aisyah" teriak fikri
"Zam ikut gue" fikri mengajak azzam untuk ikut bersamanya mengejar aisyah menaiki mobil.
"Ya allah ka asiyah, nad gimana dong. Aku takut ka aisyah kenapa-napa. " nayla nampak gelisah melihat kepergian aisyah
"Kita berdoa aja nay, agar aisyah gak papa " nadira berusaha menenangkan nayla meski dia sendiri pun tampak cemas
Aisyah melajukan mobilnya di atas rata-rata meninggalkan fikri yang jauh di belakangnya.
Dia melajukan mobilnya dengan lihay tanpa ada kesulitan meski melewati jalan yang berbelok dan berlubang, berbahaya memang namun itulah aisyah.Ciiiit.
Fikri mengerem mobilnya secara mendadak karna tiba-tiba ada seekor kucing yang melintas di depan mobilnya."Astaghfirullah hal adzim" ujar fikri dan azzam
"Aakkkh" fikri memukul stir mobil dan berteriak frustasi
"Kemana lagi mobilnya" gumam fikri
"Tenang fik, lo harus tenang" azzam berusaha menenangkan fikri
"Gimana gue bisa tenang zam, gue takut aisyah kenapa-napa. Dengan kondisinya saat ini dia bisa ngelakuin apapun " fikri berkata dengan nada tinggi terhadap azzam
"Fik, aisyah itu sudah dewasa. Dia tau mana yang baik dan tidak, lo harus yakin kalo dia gak akan kenapa-napa" ujar fikri
Setelah banyak berdebat akhirnya fikri melanjutkan perjalanannya untuk mencari aisyah.
Sementara itu di pesantren kedatangan orang tua aisyah, Ardila dan Arman. Mereka datang sebab ingin mempersiapkan rencana yang sudah mereka buat, namun semuanya terhenti saat nayla mengatakan bahwa aisyah pergi dari pesantren setelah mendengar pembicaraan mereka dan fikri.
Ardila yang mendengar itu pun syok dan nampak cemas dengan keadaan aisyah.
"Dad aisyah, bagaimana ini" ardila menggoncang lengan arman dengan cemas
"Sttt, tenang. Bukankah fikri sudah menyusul jadi kita tunggu saja, " arman berusaha menenangkan istrinya
"Sst nay, kok ka aisyah bisa tau sih. Padahalkan dia datengnya beberapa menit sebelum kejadian" isabel berbisik pada nayla
"Maksud kamu apa ?" Nayla berkata tak mengerti
"Ck, ikut aku" isabel menarik nayla keluar rumah
"Jadi gini, tadi kan aku berantem sama dinda dan ka aisyah yang misahin kita berdua. Setelah itu ka aisyah langsung pergi. Baru 10 menitan dia pergi ehh aku malah denger suara mobil yang kejar-kejaran. Kamu ngerasa janggal gak sih jarak pondok putri ke rumah pak kiayi itu sekitar 4 menitan. Dan tadi kamu bilang ka aisyah sempet ngomong juga kan, berapa menit dia ngomong?"
"Eum,, mungkin kira-kira 5 menitan" ujar nayla mengingat-ingat
"Naah kan itu berarti ka aisyah gak mungkin denger semuanya kan, hanya beberapa kalimat yang dia denger. Dan aku tau persis kalo ka aisyah itu gak akan menyimpul kan sesuatu tanpa tahu kebenarannya"
"Jadi maksud kamu ka aisyah memang tau sejak awal tapi dia menunggu saat yang tepat buat membongkarnya" nayla menyimpulkan
"Naah, bener. Lagian kalian juga siih, buaya mau di kadalin, ular bermuka dua aja kalah apa kabar dengan kelinci seperti kalian ?" Ujar isabel memberi perumpamaan
"Mati" lirih nayla
Isabel menepuk pundak nayla "berdoa saja agar ka aisyah tidak memakan mu nay." Setelah mengatakan itu isabel berbalik dan meninggalkan nayla yang mulai gelisah
"Kira-kira kejutan apa lagi yang akan ka aisyah buat ya, heuum. Gak sabar" batin isabel bertanya-tanya
Sementara itu fikri masih melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, namun di tengah perjalanan dia melihat kerumunan orang menghalangi jalan dan terdengar suara sirine mobil Ambulance.
Karna penasaran fikri dan azzam turun dari mobilnya dan menghampiri orang-orang yang berkumpul itu, fikri menerobos masuk diantara kerumunan dan betapa terkejutnya dia saat melihat mobil yang di kendarai aisyah sudah rusak parah dan keluar asap, Juga di sekitarnya terlihat banyak percikan darah.
"Ya allah aisyah " fikri berlari untuk melihat kedalam mobil namun kosong, aisyah tidak ada di dalam.
"Maaf mas, korban sudah di bawa kerumah sakit. Baru saja di bawa oleh Ambulance" ujar salah seorang warga yang melihat kegelisahan fikri
"Pak, apa kondisi korban mengalami luka serius ?" Tanya azzam khawatir
"Sepertinya iya, karna tadi kepalanya terluka cukup parah" jelas orang itu
"Lalu korban dilarikan ke rumah sakit mana ?" Tanya fikri
Setelah mengetahui nama rumah sakitnya fikri dan azzam langsung memasuki mobil dan menyusul kerumah sakit.
Setelah kepergian mobil fikri, datanglah seorang pria berpakaian hitam dan memakai kaca mata menghampiri warga tadi yang berbicara kepada fikri.
"Ini, karna telah membantu saya" ujar seseorang itu memberikan amplop berwarna coklat
"Terima kasih tuan"
"Aisyah, kita lihat nasibmu setelah ini " seseorang itu tersenyum sinis dan pergi dari tempat kejadian
_______^^^__
Heuuum, cerita yang tak ada habisnya. Semoga kalian tidak bosan yaa ;)..
5 September 2019 💕🌹
KAMU SEDANG MEMBACA
Dendam Dan Cinta
Nonfiksi"Masa lalu. Rasa sakit. Masa depan. Mimpi-mimpi. Semua akan berlalu, seperti sungai yang mengalir. Maka biarlah hidupku mengalir seperti sungai kehidupan, selalu percaya dan yakinlah kepada Allah." ~Aisyah putri salsabila. "Terima kasih untuk kesemp...