Keputusan Fikri

1.3K 81 12
                                        

"Assalammualaikum " ujar Azzam saat sudah masuk kedalam rumahnya

"Waalaikumsallam" jawab fikri yang memang sudah menunggu azzam dari tadi. Fikri berdiri Lantas mereka bersalaman ala lelaki

"Kemana umi sama abi ?" Tanya Azzam setelah melepas pelukannya pada fikri

"Umi sedang pergi, dia bilang ingin menengok bayi zahra. Sedangkan abi gue gak tau, karna gue datang kesini abi udah gak ada" jelas fikri dan diangguki Azzam

"Gimana kabar lo zam ?" Tanya fikri pada Azzam yang sudah kembali duduk

"Alhamdulillah seperti yang lo liat sekarang. Lo sendiri gimana ?" balas Azzam

"Syukurlah. Alhamdulillah baik atau mungkin juga kurang baik" ujar fikri yang langsung menyandarkan punggungnya di sandaran sofa

"Keliatannya lo gusar banget, ada masalah?" tanya Azzam yang melihat perubahan raut wajah sahabatnya itu

"Gue bingung zam, semakin hari omset pengeluaran semakin besar sedangkan pemasukan sedikit bahkan nggak ada sama skali. Gue bingung apa yang harus gue lakuin, banyak para karyawan yang bahkan belum gue gajih bulan ini bahkan banyak diantara mereka yang mengundurkan diri. Sedangkan beberapa hari yang lalu ada seseorang yang ingin membeli prusahaan itu dengan harga tinggi tapi gue tolak, karna itu adalah peninggalan aisyah. Tapi kemarin semua karyawan dan staf pegawai menuntut meminta gajih mereka dibayar bulan ini dan ingin mengundurkan diri semua. Trus apa yang harus gue lakuin zam, gue bingung" Fikri menjelaskan panjang lebar apa yang dia rasakan saat ini

Azzam melihat sahabatnya itu kasihan. Terlihat sekali bahwa fikri sedang banyak fikiran hingga tertekan penampilan yang kusut dan badan yang sedikit kurus akhir-akhir ini membuktikan semuanya

"Lo udah solat istikhoroh belum?" tanya Azzam dan dibalas gelengan lemah fikri. Azzam tersenyum dab mengelus pundak fikri menenangkan

"Lebih baik lo solat istikhoroh dan tanyakan pada Allah mana yang terbaik dan langkah apa yang harus lo ambil kedepan nya." ujar azzam

Fikri mengangguk "Baiklah, tapi apa boleh gue nginep disini ? Gue butuh istirahat dan ketenangan "

"Tentu, selama yang lo mau"
.

Setelah dua hari tinggal di pesantren kini fikri menjalankan aktifitasnya seperti biasa dan kini dia sudah bulat dengan keputusan nya untuk menjual prusahaan milik aisyah, meskipun ada rasa ragu tapi dia harus memikirkan nasib puluhan bahkan ratusan para pegawai yang bekerja disana hingga dia memutuskan untuk menjualnya saja toh prusahaan nya memang sudah bangkrut lalu apa yang dia harapkan lagi ?

Fikri masih asik dengan dunianya sendiri hingga tidak menyadari keberadaan fio yang sudah berdiri dihadapannya saat ini

"Permisi pak" ujar fio yang sedikit meninggikan suaranya karna kesal dari tadi diacuhkan fikri

Fikri kembali kedunia nyata karna suara fio tadi "ahh ya ada apa fio ?"

"Apa anda memanggil saya ?"

"Ya, fio Kenapa kamu masih mau bertahan di prusahaan ini, padahal kamu bisa pergi dan bekerja di prusahaan lain yang lebih bisa menggajih kamu dengan layak"

"Tidak pa, saya tidak tertarik dengan itu semua" jawab fio

"Kenapa? Padahal potensi kerja kamu yang sangat baik kamu bisa diterima di prusahaan mana pun" Tanya fikri

"Karna disini adalah kenangan saya bersama ka aisyah. Dimana saat itu kami merintis prusahaan ini dari nol. Benar-benar dari nol tanpa ada bantuan orang lain ataupun suntikan dana dari siapapun. Bahkan saat itu saya bekerja disini tanpa bayaran karna saya ikhlas melakukan itu untuk ka aisyah yang sudah membantu kehidupan saya dan keluarga saya. Saya merasakan perjuangan ka aisyah yang mati matian untuk menjadikan perusahaan ini menjadi sebesar saat ini. Jatuh bangun, pahit manisnya sudah kami rasakan bersama, namun ka aisyah tidak pernah menyerah bahkan disaat kondisinya sedang sulit pun ka aisyah tetap mengatakan jangan menyerah, percayalah bahwa Allah bersama orang yang bekerja keras. Bismillah semua pasti ada jalannya itulah yang sering dia katakan saat saya mulai putus asa. Hingga setahun berlalu dan Allah mengabulkan doa kami, sedikit demi sedikit kami berhasil mendirikan ini yang awalnya hanya beberapa orang waryawan hingga menjadi ratusan karyawan yang bekerja disini. Lalu apakah pa fikri tega menjual apa yang telah ka aisyah rintis dari nol menjual apa yang telah ka aisyah perjuangan dengan mengorbankan semuanya. Rasa kantuk, rasa cape, dan rasa sakit yang telah ka aisyah kesampingkan. Apa pak fikri tega menjual semua ini "

Penjelasan panjang lebar fio menyadarkan fikri bahwa dia terlalu cepat mengambil keputusan tanpa tau perjuangan adiknya itu, fikri sadar bahwa selama ini aisyah selalu bekerja keras dan tak kenal lelah demi mewujudkan suatu keberhasilan.

Dan terbukti bahkan diusiannya yang masih muda aisyah berhasil mendirikan prusahaan sebesar ini bahkan melebihi prusahaan milik dadynya itu

"Baiklah fio aku tidak akan menjual ini sampe kapanpun" ujar fikri mantap dan membuat fio tersenyum lega

_____________

12-03-2019💕

Dendam Dan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang