Keputusan

1.2K 85 10
                                    

Seperti matahari.
Jalanilah hidup layaknya matahari, dilihat orang atau tidak ia tetap bersinar.
Dihargai atau tidak ia tetap menerangi.

Jadilah matahari yang keindahan nya mampu menundukkan berjuta pasang mata yang melihat mu.
Jangan jadikan dirimu seperti rembulan yang indah nya bisa dinikmati semua orang yang melihat mu.

Jangan jadikan dirimu seperti rembulan yang indah nya bisa dinikmati semua orang yang melihat mu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia Aisyah sedang sibuk dengan pekerjaan nya. Dia duduk di meja kerjanya, membuka map dan file disana, menyalakan laptop miliknya, membolak-balik setiap lembar mapdan file disana, Mencari kesibukan yang ada. Tatapan matanya tertuju pada pintu yang dibuka, ia melihat Alex masuk dan berjalan kemeja kerjanya, keduanya sempat saling bertatap sebelum akhirnya Aisyah menatap ke arah laptopnya kembali.

Alex masih saja bingung dengan perubahan sifat Aisyah. Alex menarik nafas nya dalam-dalam dan menghembuskannya, mencoba bisa memahami sifat Aisyah itu. Alex melihat Aisyah yang sedang fokus pada layar laptopnya dan berdiri berjalan memutari meja kerja Aisyah dan berdiri di samping Aisyah.

"Kamu kenapa Syah,?" Tanya Alex

"I'm fine"jawab Aisyah tanpa mengalihkan pandangannya

"No. Ada yang salah dengan sikap kamu Syah. Ada apa ?" Tanya Alex lagi

"Nothing" jawab Aisyah singkat

Alex mulai geram dan langsung memutar kursi Aisyah jadi menghadapnya, menatap mata Aisyah dalam. Meneliti raut wajah Aisyah meskipun itu percuma karena wajahnya yang tertutup bukan/cadar.

"Jujur dan katakan ada apa?" Ujar Alex tegas tanpa bantahan

Aisyah mengalihkan pandangannya dari mata Alex dan berkata "i'm fine, tidak ada yang perlu dibicarakan lagi okay"

"No, kamu berbohong syah. Jika kau tidak apa-apa lihat dan tatap mata saya, lalu katakan bahwa kau baik-baik saja"ujar Alex tak mau kalah

Aisyah bangkit dan berjalan menghampiri kaca pembatas yang menyuguhkan pemandangan indah di kota Jakarta.

"Aku hanya bingung dengan semua ini Lex, jujur saat aku melihat bang Fikri yang kelelahan menjaga dady. Dan melihat Dady yang terbaring lemah tak berdaya seperti itu aku seperti anak yang durhaka dan seorang adik yang tega pada kakaknya aku juga ingin menjaga Dady, merawatnya dan ada disampingnya Dady setiap saat" jelas Aisyah yang menghadap keluar kaca pembatas dan membelakangi Alex yang sejak tadi mendengar kan

"Dan momy, bahkan aku belum melihat momy. Bagaimana keadaannya apakah dia baik-baik saja atau malah sebaliknya, aku gak tau." Aisyah berbalik dan menatap Alex, dia berjalan menghampiri Alex dan melanjutkan ucapannya saat berada satu meter di hadapan Alex.

"Aku cape Lex, aku cape. Aku ingin seperti Aisyah yang dulu,yang baik-baik saja tanpa ada sandiwara dan apalah semua ini, aku cape. Hikss" ujar Aisyah menumpahkan segala emosi dan keluh kesah nya, hingga tanpa terasa air matanya menetes keluar membasahi nikabnya.

Aisyah berbalik dan duduk kembali di kursinya, dia menumpukan kedua tangannya diatas meja kerjanya dan menyembunyikan kepalanya disana. Aisyah menangis sesenggukan, menumpahkan segala yang dia rasakan selama ini.

Alex menghampiri Aisyah dan ingin memegang bahunya namun dia urungkan karena dia menghormati Aisyah sebagai seorang muslim. Dia tau apa yang boleh dan tidak dibolehkan sebagai seorang muslim, oleh karena itu Alex lebih memilih duduk di depan meja kerja Aisyah dan menunggu hingga Aisyah selesai dengan kegiatan nya itu.

Hingga setengah jam berlalu hanya ada keheningan di antara mereka, Aisyah sudah tidak mengisi sejak 5 menit yang lalu namun Aisyah belum mau mengangkat kepalanya, entah dia malu karena menangis didepan Alex atau malah tertidur karena cape setelah menangis, entahlah hanya Aisyah yang bisa menjawab.

"Baiklah, begini saja. Kau pergilah ke pesantren dan aku yang akan menggantikan mu disini" ujar Alex

Satu detik,, dua detik. Aisyah masih belum menunjukkan respon nya. Hingga tiba-tiba Aisyah menggebrak meja kerjanya membuat Alex terkejut dan menatap Aisyah horor.

"Kau serius kan, kau tidak berbohong bukan?" Tanya Aisyah antusias dan di angguki oleh Alex tentu saja itu membuat Aisyah Sangat bahagia

"Tapi.." sela Alex membuat Aisyah mengerutkan keningnya dan was-was

"Tapi apa ?" Tanya Aisyah bingung

"Kau masih tidak boleh memberi tahu  jati diri mu yang sebenarnya pada siapa pun itu termasuk keluarga mu, setidaknya tidak untuk sekarang dan waktu dekat ini. Cukup Fiona yang tahu apa yang sebenarnya terjadi, mengerti?"ujar Alex tegas

"Bagaimana mungkin, lalu untuk apa aku kesana jika aku masih tidak boleh memberi tahu mereka bahwa aku masih hidup" sergah Aisyah tak terima

"Untuk menyelamatkan mu. Karna orang-orang itu masih menginginkan kematian mu dan kehancuran keluarga mu, mengerti." Pernyataan Alex membuat Aisyah terdiam seketika.

Memang benar apa yang dikatakan Alex barusan, dia tidak menyangkalnya karena itu memang benar adanya.

"Yaa, kau benar. Baiklah aku setuju" putus Aisyah

_________________________

Spesial isra' mi'raj, aku cepetin cerita nya yaa 😁.

Bentar lagi tamat.😎

03-04-2019

Dendam Dan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang