Sudah 5 hari fikri berada di pesantren, dan selama itu fikri tak henti-hentinya bersyukur atas perubahan aisyah. Dan dia sangat berharap agar adiknya itu selalu bahagia dan bisa melupakan trauma masa lalunya.
Sedangkan aisyah, dia malah sibuk memperhatikan gerak gerik zahra lewat kamera cctv yang langsung terlihat dilayar laptopnya. Dan selama 5 hari ini dia sudah mendapatkan bukti-bukti yang menunjukan bahwa zahralah yang selama ini menggelapkan dana pesantren untuk keperluan pribadinya. Namun aisyah masih enggan membingkar itu, dan ingin bermain main dengan zahra. Aisyah pun ingin melihat sampai mana dia bisa menyembunyikan wajah aslinya itu.
Dan sampai saat inipun tak ada yang menyadari bahwa aisyah telah memasang kamera di beberapa titik di area pesantren. Termasuk kamarnya, gudang penyimpanan barang, kantor pengurus pesantren, dan tak lupa di kamar zahra. Yaa aisyah nekat menyimpan kamera itu di kamar zahra saat semua orang sedang melaksanakan solat berjamaah di masjid yang otomatis pesantren saat itu sangat sepi, dan untunglah dia berhasil tanpa ada yang melihatnya kecuali Allah tentunya. Hihihi
—————————————
Sore ini pesantren cukup sepi karna diadakannga kajian bulanan para santri dan wajib mengikutinya.Di halaman pesantren yang cukup sepi zahra sedang menelfon seseorang
"Halo " suara disebrang sana
"Ya halo, apa kamu sudah mengurus semuanya ? "
"Tentu nona. Saya pastikan tidak akan ada yang tau soal ini "
"Bagus. Saya harap kamu melakuannya dengan benar!"
"Baik nona. Akan saya usahakan "
Tuut dan panggilan itupun terputus
"Well aisyah kamu sudah merebut posisi aku, kamu juga sudah berhasil merebut perhatian semua orang bahkan kamu berhasil membuat ustad azzam menyukaimu. Sekarang rasakan apa yang akan aku lakukan. Kamu akan mati aisyah. Tunggu saja " gumam zahra dan tersenyum miring.
Namun.. kreeek suara ranting pohon yang terinjak sukses membuat zahra menengok dan menemukan isabel yang menegang dan menutup mulutnya dengan kedua tangnnya"Apa yang lo denger heh ? "
"Eng.. engga mbak, ak.. aku gak deger apa apa "
"Jangan coba menipuku sialan, ikut gue " setelah mengatakan itu zahra langsung menyeret isabel kedalam gidang penyimpanan barang, dan zahra langsung membanting tubuh isabel hingga terduduk dilantai tak lupa zahra menutup dan mengunci pintu itu dan mendekati isabel yang terisak ketakutan.
"Apa yang lo denger tadi heh? " pekik jahra
Namun tak ada jawaban dari isabel dia hanya menunduk dan terisak.
"Jawab" teriak zahra dan mencengkram rahang isabel
"Semua. Aku denger semuanya, kamu memang kejam. Kamu tega membayar orang untuk membunuh ka aisyah. Dasar munafik " entah keberanian darimana hingga isabel berteriak tepat dihadapan zahra dan membuat rahang zahra mengeras
Plaak
Suara tamparan yang cukup keras memenuhi seisi penjuru ruangan itu.
Perih dan panas itulah yang dirasakan pipi isabel saat ini"Kurang ajar. Berani sekali kau membentak ku heh "
"Untuk apa aku takut pada perempuan pengecut sepertimu heh. Bahkan membayar orang untuk membunuh gadia tak berdosa pun kmu memakai uang haram. Dasar pengecut "
Dan plaak
Tamparan kedua kini membuat pipi isabel lebam dan sedikit robek diujung bibirnya"Sekarang mau mu apa huh ? Melapirkannya pada kiayi ? Atau mengadukannya langsung pada aisyah ? Silahkan. Karna tidak mungkiun ada yang mempercayai mu. Karna tak ada bukti "
"Yaa, aku memang tidak punya bukti untuk semua kejahatanmu. Namun dengan lebam yang ada dipipiku ini dan ketiadaannya aku dan kamu di pengajian itu cukup untuk membuktikan semuanya " ujar isabel dan tersenyum remeh
"Sialan kau " geram zahra dan semakin brutal menampari isabel bahkan zahra tak segan-segan menjambak rambut isabel yang tertutup hijab hingga mendongak.
"Dengar baik-baik. Jika kau sampai berani mengadukan ini pada yang lain maka kaj habis di tangan ku " setelah mengatakan itu zahra langsung menghempaskan cengkramannya dan keluar dari tempat itu meninggalkan isabel yang menangis dengan keadaan yang sangat kacau.
Hingga beberapa saat berlalu terdengar derap langkah yang terburu buru dan langsung memeluk tubuh isabel yang sudah sangat lemas
"Ka..ka aisyah " lirih isabel di tengah-tengah isakan dan rasa nyeri di tubuhnya
"Maaf bel, maaf. Karna aku datang terlambat. Maaf " lirih aisyah meneteskan air mata dan memeluk isabel
"Gak apa ap.pa Ka'. Tapi ke..napa kaka bisa tau ak..u ada disini ? "
"Sstt, nanti gue ceritain semuanya, sekarang kita harus kerumah sakit oke "
"Tapi Ka' kalo ada yang liat gimana? "
"Lo tenang aja, kajian itu masih berlanjut hingga menjelang maghrib. Sekarang kita harus cepet, sebelum wanita ular itu kembali " ujar aisyah panjang lebar
"Lo masih bisa jalan kan ? " tanya aisyah dan diangguki oleh isabel
Dan merekapun keluar dari ruangan itu menuju tempat parkir mobil yang di bawa fikri waktu itu. Aisyah langsung melajukan mobilnya menuju rumah sakit terdekat. Setelah sampai disana aisyah langsung membawa isabel agar langsung ditangani oleh dokter.
"Dok, gimana kondisi teman saya ? " tanya aisyah saat melihat seorang dokter wanita keluar dari ruang rawat isabel
"Teman anda mengalami luka yang cukup serius di wajahnya hingga akan memerlukan waktu yang lama untuk bisa memulihkannya. Dia juga mengalami sedikit syok dan stress. Jadi saya sarankan agar teman anda jangan terlalu memikirkan hal-hal yang berat dan istirahat yang cukup " ujar dokter itu menjelaskan
"Kalau begitu saya boleh melihat teman saya dok "
"Silahkan. Kalo begitu saya permisi " selepas kepergian dokter itu aisyah langsung masuk dan melihat kindisi isabel
"Ka aisyah " ujar isabel dan berusaha untuk duduk namun gagal karna rasa pusing yang menjalar di kepalanya
"Ck. Ngapain si, udah tau lo itu lagi sakit " decak aisyah
"Gimana keadaan lo ? " kini aura aisyah yang dulu kembali
"Iya ka, aku udah mendingan "
"Bagus deh. "
"Ka tadi aku denger mbak zahra.." belum selesai isabel bicara aisyah sudah memotongnya
"Gue tau " potong aisyah
"Ehh " gumam isabel dan mengerutkan keningnya tak mengerti
"Gue tau semuanya. Termasuk rencananya yang ingin membunuh gue. Gue tau inah "
"Apaa? " pekik isabel tak percaya
—————±±+
Tbc..
KAMU SEDANG MEMBACA
Dendam Dan Cinta
Não Ficção"Masa lalu. Rasa sakit. Masa depan. Mimpi-mimpi. Semua akan berlalu, seperti sungai yang mengalir. Maka biarlah hidupku mengalir seperti sungai kehidupan, selalu percaya dan yakinlah kepada Allah." ~Aisyah putri salsabila. "Terima kasih untuk kesemp...