.Chapter 40

1.6K 82 0
                                    

Aisyah melangkahkan kakinya masuk kedalam ruang rapat yang sudah di penuhi oleh para pemimpin perusahaan yang ingin bekerja sama dengan perusahaan nya tak terkecuali fikri yang kini menatap aisyah tak percaya sedangkan aisyah hanya menatapnya dengan tatapan datar, bersikap profesional dan berwibawa.

"Maaf karna keterlambatan saya " ujar aisyah yang sudah berada di depan para klain nya.

"Maaf, anda siapa ? " ujar salah satu klain yang ada disana

Belum sempat aisyah menjawab, pintu ruangan kembali terbuka dan disusul dengan langkah kaki seorang lelaki seumuran fikri

"Maaf sebelumnya. Perkenalkan, beliau adalah nona aisyah putri ardila. Dia adalah CEO sekaligus pemilik dari AISPUTRA CORP. " Ujar lelaki itu yang diketahui bernama rafa. Dia jugalah yang selama ini selalu menghadiri rapat perusahaan

Tiba-tiba semua orang yang ada di ruangan itu berdiri menatap rafa dan aisyah bergantian dengan tatapan tak percaya. Tak terkecuali fikri

"Lelucon macam apa ini pak rafa ? " ujar salah satu pria paruh baya

"Jadi, selama ini anda bukan pemilik dari prusahaan ini? " ujar pria lainnya

"Harap semuanya tenang. Saya memang bukan pemilik perusahaan ini. Saya hanya bertugas untuk menggantikan nona aisyah untuk menghadiri rapat, dan juga pertemuan-pertemuan lainnya " ujar rafa menjelaskan

Sedangkan aisyah menghela nafas panjang dan memutar bola matanya malas, mendengar perdebatan yang terjadi di depan matanya.

Kriet
Suara kursi yang diduduki aisyah memecah suasana yang menegangkan saat itu. Semua orang menoleh pada aisyah yang kini sedang duduk bersandar dengan tatapan tak terbaca

"Ada apa ?  Kenapa diem ?  Silahkan teruskan adu mulut kalian. Saya punya banyak waktu untuk menonton " ujar aisyah pelan namun tegas dengan tatapan mengintimidasi dan fikri melongo tak percaya dengan apa yang ia lihat sekarang.

"Saya masih tidak percaya jika anda pemilik dari perusahaan sebesar ini!" Ujar lelaki berperawakkan tinggi tegap

"Saya juga tidak percaya, bahwa perusahaan saya ini akan menerima kerja sama dengan anda " ujar aisyah tenang namun dapat membuat lelaki itu terdiam

Aisyah beranjak dari duduknya dan berdiri di depan para klainnya dan rava berdiri di sebelah aisyah

"Dengar. Mungkin memang sulit dipercaya bahwa  saya pemilik dari prusahaan ini mengingat saya adalah seorang wanita. Terlebih umur saya yang baru menginjak 22 tahun. Namun saya tegaskan pada kalian bahwa prusahaan ini adalah murni dari kerja keras saya. Saya membangun prusahaan ini dari nol hingga sampai sebesar ini. Dan saya juga tidak sendiri ada karyawann, dan para pekerja lainnya yang membantu saya membangun ini semua " ada jeda dalam ucapan aisyah dan tergantikan layar monitor yang berada di samping aisyah. Layar itu menampilkan berbagai foto dari awal perusahaan itu di buka hingga sampai bisa menjadi sebesar sekarang ini
"Sekarang terserah kalian. Jika memang kalian merasa keberatan dengan adanya saya sebagai pemimpin rapat ini, silahkan keluar. Karna masih banyak prusahaan yang ingin bekerja sama dengan saya. Saya tidak memaksa dan saya paling benci memohon terhadap orang lain "

Hening, tidak ada sepatah katapun yang keluar dari bibir mereka. Semuanya terdiam berusaha mencerna kata-kata aisyah hingga

"Maaf kan saya, karna sudah lancang terhadap anda " ujar salah satu orang yang tadi sempat ber adu argumen dengan aisyah

"Kami juga minta maaf. Karna sudah meragukan anda nona "

"Baiklah, lebih baik kita lupakan saja. Dan bisakah kita mulai rapat hari ini, karna saya masih ada urusan lain diluar sana " ujar aisyah yang kini sudah duduk dikursinya dan disusul yang lainnya. Rapat kali ini berjalan demgan lancar meskipun ada sedikit masalah diawalnya dan aisyah sudah menduga hal itu. Jadi dia meminta rafa untuk mengumpulkan foto-foto dan mengeditnya menjadi sebuah film pendek itulah alasan aisyah terlambat datang.

Kini aisyah sedang berjalan menuju ruangannya dengan fikri yang berada di belakang aisyah memang tadi saat rapat selesai fikri ingin bicara pada aisyah dan aisyah mengajak fikri untuk keruangannya.

"Masuk " ujar aisyah yang membuka pintu dan masuk terlebih dulu.

"Apa ini semua syah ? " ujar fikri saat sudah duduk di sofa yang ada diruangan aisyah dan menatap aisyah lekat

"Apa? " tanya aisyah balik

"Syah jangan bercanda, apa maksud ini semua ? "

"Disini siapa yang bercanda bang ? Lo nanya gak jelas, sumpah."

"Aisyah kamu pemilik perusahaan ini ?  Maksudku AISPUTRA CORP itu perusahaan besar syah, dan. Dan kamu pemiliknya. Sulit dipercaya "

"Tapi, itulah kenyataannya."

"Tapi kenapa syah ? Kenapa kamu gak pernah ngomong soal ini sama abang, dad ataupun mom? "

"Ck. Bang lo gak inget, waktu itu gue pernah ngomong kan sama lo. Dan lo semdiri juga liat kalo gue lagi ngurus pekerjaan gue di laptop waktu itu. Dan apa lo percaya ?  Engga kan. Lo malah bilang kalo gue halu, dan mengada-ngada. See gue gak salah kan? "

"Itu.. Abang kira kamu cuma bercanda syah "

"Apa abang liat raut candaan dari wajahku bang ? "

Fikri menggeleng lemah dan menatap aisyah lekat. Sedangkan aisyah menarik nafas dalam dan berjalan menghampiru fikri dan duduk disebelahnya

"Sudahlah bang, lupakan saja.
Gimana kabarmu, kabar semuanya ? "

"Buruk. Semenjak kamu kabur semuanya buruk syah. Dad slalu menyalahkan dirinya sendiri, mom terus saja menangis, dan gue, gue kehilangan orang yang bisa gue ganggu "

"Ck. Bilang aja lo kangen kan sana gue? "

"Idihh. Gue?  Kangen sama lo ? ... iya sih, hahahaha " dan merekapun tertawa dan berpelukan melepas rindu.

Tanpa tau, bahwa sebentar lagi akan ada sesuatu hal yang akan terjadi.

Dendam Dan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang