Kesedihan

1.2K 71 9
                                    

Aisyah dan Fiona kembali ke ruangan tempat Arman dirawat, dan menghampiri Fikri dan Azzam yang sedang duduk di bangku tunggu.

"Assalammualaikum" ujar Fiona dan Aisyah

"Waalaikumsallam" jawab Fikri dan Azzam berbarengan

"Loh bang, tiga Curut itu kemana ?" Tanya Fiona pada Fikri karena tidak melihat ketiga anak manusia yang bersamanya tadi

"Mereka pergi ke kantin, katanya laper" jelas Fikri

Dan Fiona hanya ber ohh ria

Berbeda dengan Fiona dan Fikri yang terlibat obrolan, sedangkan Azzam dan Aisyah malah sibuk dengan pikirannya masing-masing. Aisyah yang sejak kedatangan nya tadi menunduk untuk menyembunyikan kesedihannya dan Azzam yang kaget dengan kedatangan Aisyah bersama Fiona.

"Emm, bang. Aku boleh minta izin gak, ka Ais.. ehh maksud aku mba Latif ingin melihat om Arman di dalam" ujar Fiona ragu, dia takut jika Fikri tidak akan mengizinkan nya

Fikri sempat bingung dengan pernyataan Fiona itu, pasalnya dia sama sekali tidak mengenal sepupunya itu dan tidak memiliki hubungan apapun dengan keluarganya, namun mengapa dia ingin melihat Dady nya ??

Meskipun sempat ragu namun tak ayal Fikri pun menyetujuinya, dan memperbolehkan Aisyah masuk ditemani oleh Fiona.

Aisyah pof

Aku tidak mampu lagi menahan bendungan air mata yang kini telah memenuhi pelupuk mataku. Demi Allah, pemandangan ini sungguh menyakitkan! Aku mempererat genggamanku pada tangan fiona, berharap genggaman ini mampu menguatkanku.

Isak lolos dari bibirku. Fiona memeluk ku erat, namun itu tak mampu menghilangkan rasa sakit yang kini kurasakan.

Dengan langkah gontai, aku menghampiri dady yang terbaring tak berdaya di atas ranjang pesakitan. Mata dady terpejam erat dengan selang infus yang menempel di hidungnya dan beberapa alat medis yang tertanam di beberapa bagian tubuhnya sungguh membuat hatiku teriris pilu.

Ku langkahkan kakiku menghampiri Dady dan menggenggam tangannya, wajah yang terlihat damay namun terlalu pucat itu sungguh membuat hatiku sakit, air mataku menetes membasahi kain cadarku.

Aku mencium kening Dady dengan perasaan bergetar, sungguh ini pertama kalinya aku melihat Dady terbaring tak berdaya seperti ini.

"Maafkan Aisyah dad, maafkan Ais. " Lirih ku dengan suara bergetar

Aku merasakan ada usapan lembut di punggung ku, dan itu adalah Fiona. Dia merangkul ku dan mengusap punggung ku lembut.

"Menangis lah ka jika itu bisa membuat mu merasa lebih baik. Tapi aku mohon setelah ini jangan ada lagi air mata kesedihan, aku yakin om Arman juga pasti gak akan suka jika melihat anak kesayangan nya ini menangis. Ka Aisyah harus kuat, ka Aisyah harus tegar, percayalah Allah itu ada. Dan kita serahkan semua pada-Nya" bisik fio

Yaa, apa yang diucapkan fio itu benar. Tidak ada gunanya jika aku terus menerus bersedih, Dady tidak membutuhkan air mata ku tapi dia membutuhkan doa dariku.

Aku harus kuat, dan aku harus bisa bangkit untuk Dady.

Aisyah dan Fiona keluar dan berpamitan untuk langsung kembali pulang ke Jakarta.

Aisyah baru tersadar bahwa dia tidak membawa ponsel nya dan tidak memberi kabar pada orang rumah bahwa dia akan pergi kesini.

Aisyah yakin pasti kedua pengawal pribadi nya itu sangat khawatir soal ini. Sebab saat Aisyah pergi kedua pengawal nya itu sedang tidak ada di rumah.

Namun karena saat ini sudah tengah malam, maka Aisyah memutuskan untuk menunda kepulangan nya esok hari dan menginap di hotel tempat Fiona menginap.

Keesokkan harinya suasana mension tempat tinggal Aisyah diliputi oleh ketegangan yang sangat kental. Pasalnya pagi-pagi buta sekali semua orang di kagetkan dengan kedatangan Alex beserta anak dan istrinya yang tiba-tiba.

Dan saat Alex menanyakan keberadaan Aisyah semua orang yang berada di sana terdiam tak menjawab, Alex pun merasa curiga dan bertanya pada Jakson orang yang ditugaskan olehnya untuk menjaga Aisyah. Dan saat Jakson menjelaskan bahwa Aisyah pergi dari rumah dan tidak diketahui keberadaannya sontak saja membuat Alex marah.

"Bagaimana kalian tidak tahu ah, bukan kah saya sudah menugaskan kalian untuk menjaga dia. Dan apa saja yang kalian kerjakan hingga dia bisa pergi" cerca Alex

Hening... Tidak ada yang berani menjawab Alex, semua orang yang berada diruangan itu diam menunduk takut.

Alex masih saja memarahi para pengawal dan penjaga rumah itu, hingga anggel memisahkan dan menarik Alex untuk pergi ke kamarnya.

____________________________

Selamat hari senin 😉

01-04-2019💞

Dendam Dan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang