Sudah lebih dari 5 jam lamanya keluarga aisyah dan keluarga pak kiayi menunggu kedatangan aisyah. Namun sampai malam hari belum ada tanda-tanda kedatangannya, melihat itu ardila semakin cemas dan khawatir tentang keadaan aisyah. Ditambah ponsel aisyah yang tidak bisa di hubungi menambah kecemasan mereka semua.
Kini jam menunjukan pukul 10 malam dan sampai sekarang aisyah belum datang juga, ditengah kecemasan semua orang. Tiba-tiba datang seorang santri yang memberi tahu bahwa ada polisi yang ingin bertemu dengan keluarga aisyah.
Mendengar kata polisi, membuat semua orang yang mendengar itu langsung pergi menemui polisi tadi.
Setibanya mereka disana, suasana sudah ramai oleh mobil polisi juga ada ambulance, terlihat juga ada beberapa wartawan yang sedang meliput kejadian itu. Salah satu polisi datang menghampiri keluarga aisyah.
"Selamat malam pak, apa anda keluarga dari korban bernama Aisyah Putri Salsabila ? " tanya polisi itu pada arman
Mendengar kata "korban" yang terucap dari polisi tadi membuat semua orang terkejut dan mulai berpikiran macam-macam
"I..iya pak, saya orang tua aisyah, apa terjadi sesuatu pada putri saya pak ? " tanya arman mulai cemas
"Begini pak, mobil yang ditumpangi putri bawa mengalami kecelakaan.. ada jeda dari ucapan polisi itu,menurut saksi mata yang melihat kejadian itu, putri anda mengendarai mobilnya di atas rata-rata dan tanpa diduga ada mobil truk yang melaju dari arah berlawanan, sehingga tabrakan tak bisa di hindari dan membuat mobil yang di tumpangi putri anda berguling dan menabrak pembatas jalan. Dan sebelum bisa menyelamatkan korban, tiba-tiba mobil itu meledak dan terbakar " penjelasan polisi itu membuat semua orang terbelalak kaget dan tak percaya apa lagi ardila yang mendengar itu langsung terik histeris bahwa yang di katakan polisi itu bohong.
" Bohong. Anda pasti berbohong putri saya baik-baik saja. Aisyah masih hidup. Aisyaaaah " teriak ardila histeris dan membuat dia pingsan. Untung saja ada fikri disebelahnya yang sigap membopong tubuh ibunya itu.
Ardila di bawa kedalam dan dibaringkan didalam kamar nayla. Nurul dan nayla bertugas menjaga ardila hingga sadar sementara kaum lelaki bertugas mengurus dan memeriksa apakah itu aisyah atau bukan.
"Umi ..hiks, kak aisyah baik-baik aja kan umi ? " tanya nayla pada nurul dengan air mata yang tidak terbendung lagi
"Kita doakan saja aisyah nak. Semoga aisyah selalu dilindungi oleh allah " ujar ardila seraya mengusap air mata nayla
"Aamiin " lirih nayla yang langsung memeluk nurul erat.
Sementara diluar sedang dilakukan pemeriksaan dan penyelidikan tentang identitas korban.
Selang beberapa saat diketemukan bukti kuat yang mengatakan bahwa korban itu adalah Aisyah.
Sebuah kalung yang melingkar di leher korban adalah kalung yang sama yang dipakai aisyah.
Kalung itu adalah kalung pemberian orang tuanya saat ulang tahun ke 18 tahun. Dan masih banyak lagi kesamaan korban itu dengan aisyah, seperti golongan darahnya yang sama seperti fikri dan ardila.Sehingga membuat semua orang menyimpulkan bahwa jasad itu adalah aisyah.
Mengetahui kenyataan itu membuat semua orang merasa terpukul. Bukan hanya keluarga dan sahabat aisyah tapi juga para santri dan santriwati juga merasa demikian. Merasa terpukul dan tak sedikit dari mereka yang menangis. Tak terkecuali Isabel, nadin dan siti mereka menangis sesenggukan atas kepergian aisyah. Karna aisyah bukan hanya sekedar teman namun dia juga sudah seperti kaka untuk mereka.
Dan dimalam itu pesantren dipenuhi dengan mereka yang menangis pilu akibat kepergian orang terkasih mereka. Aisyah.
—————--——-
Tbc....
KAMU SEDANG MEMBACA
Dendam Dan Cinta
Non-Fiction"Masa lalu. Rasa sakit. Masa depan. Mimpi-mimpi. Semua akan berlalu, seperti sungai yang mengalir. Maka biarlah hidupku mengalir seperti sungai kehidupan, selalu percaya dan yakinlah kepada Allah." ~Aisyah putri salsabila. "Terima kasih untuk kesemp...