Azzam Salting

1.6K 81 0
                                    

Keesokan harinya aisyah di buat terkejut manakala disaat dia bangun, yang pertama kali dia lihat adalah setumpuk makanan yang tersedia di atas nakas yang berada tak jauh dari tempatnya berbaring.

Hari itu aisyah terpaksa harus menginap di rumah pak kiayi karna keadaan nya yang masih lemas. Dan selama dia disana aisyah sama sekali tidak beranjak dari tidurnya. Bukan karna dia malas tapi karna memang dia sangat lemas hingga untuk pergi ke kamar mandi saja dia harus di papah oleh nayla.

Aisyah segera mendudukan dirinya dan menatap bingung ke atas nakas yang penuh dengan bermacam-macam makanan dan buah-buahan.

"Ini semua buat gue? " gumam aisyah dengan raut muka bingung.

Tok..tok..tok
"Assalammualaikum Ka' udah bangun ? " suara ketukan pintu dan suara nayla langsung membuyarkan lamunan aisyah.

"Waalaikumsallam. Masuk aja nay "

"Morning Ka' aisyah. Gimana, dah baikan ? " tanya nayla

"Cihh.. blaga pake bahasa inggis lo " ketus aisyah

"Yo ndak apa apa to. Kan aq lg blajar Ka' hehe.. ka ais gmana, dah baikan ? "

"Heem.. yaa, udah mendingan lah. Cuma masih agak lemes aja."

"Yowes, sekarang Ka' ais makan ya. Mau makan yg mana nih ? "

"Tunggu deh, gue bingung. Ini kenapa jadi banyak makanan gini sih ? "

"Itu loh, si siti. Dia yang bawa semua makanan inu buat Ka' aisyah "

"Buat gue ? Tumben tumbenan tuh anak "

"Tau tuh. Katanya sih dia hawatir sama ka aisyah."

"Ohh .."

--------------------------------

Setelah sarapan, aisyah langsung beranjak dari ranjangnya dan langsung masuk ke kamar mandi yang memang berada di dalam kamar nayla.

Setelah siap dan sudah merasa mendingan aisyah keluar kamar dan menuju ke ruang tamu yang sudah ada abi, umi, nayla dan.. shazzam.

"Assalammualaikum " ujar aisyah

"Waalaikumsallam " jawab mereka serempak

"Nak aisyah, kemari nak." Ujar umi seraya menepuk tempat di sebelahnya agar aisyah duduk disana

"Baik umi " ujar aisyah dan langsung menundukan dirinya di samping umi nurul

"Nak, sebelumnya umi mau minta maaf sama kamu jika perkataan umi dan abi kemarin itu menyakiti perasaan kmu. Abi dan umi tidak ada maksud untuk itu nak " terang umi nurul pada aisyah

"Tidak apa umi. Aisyah yg harusnya minta maaf, karna kemarin ais sudah membentak umi dan abi. Maaf " lirih aisyah

"Tidak apa nak. Jika boleh tau, kenapa kamu sangat tidak mau memakai hijab nak? Dan kemarin kamu sempat menyebut nama ira. Siapa dia ? " tanya pak kiayi pada aisyah, yang langsung membuatnya menegang di tempatnya dengan raut wajah yang sulit di artikan serta tatapannya yang kosong.
Selang beberapa detik aisyah termangu akan pertanyaan tadi hingga sebuah tepukan di pundaknya langsung menyadarkan aisyah

"Nak, kamu tidak apa-apa? " tanya umi nurul

"A..anu umi. A..ais tidak bisa cerita." Ujar aisyah dengan tergagap dan suara yang bergetar serta pandangan yang mulai berkaca-kaca

"Ka'. Ka aisyah gk papa kan? "

"Gu.. gue. Gue gk papa kok nay.
Abi aisyah mohon, tolang kasih waktu aisyah untuk dapat memakai hijab. A.aisyah janji akan memakai hijab tapi tidak sekarang." Ujar aisyah

"Tapi kenapa nak ? Bukankah menutup aurat itu wajib? " ujar pak kiayi

"Sa..saya tau abi. Tapi.. " kata kata aisyah langsung terpotong oleh azzam yang sedari tadi hanya diam mendengarkan

"Kenapa ais ? " potong azzam, yang langsung membuat aisyah menoleh ke arah si empunya suara itu.

"Ka..karna, sa..saya saya.. permisi " ujar aisyah dan langsung pergi keluar dari rumah pak kiayi

"Kak aisyaaaahh. Tunggu "teriak nayla dan langsung pergi menyusul aisyah.

"Aisyah kenapa abi? " tanya azzam

"Abi juga tidak tau zam. Yang abi tau ira adalah Humaira adik nya aisyah yang sudah meninggal 12 tahun yang lalu " jelas abi

"Meninggal abi ? Kenapa ? " tanya azzam

"Iya. Abi tidak tau kenapa, hanya saja abi denger dari arman ayahnya aisyah bahwa dulu aisyah pernah di culik. Yang mengakibatkan adiknya meninggal."

"Iya zam, sebenarnya dulu aisyah itu gadis yang baik, sopan dan pintar. Bahkan di umurnya yang baru 7 tahun dia sudah menjadi hafizah cilik. Tapi.. entah mengapa sekarang dia malah seperti itu " ujar umi nurul

"Azzam rasa ada seseuatu yang membuatnya hingga seperti itu umi " ujar azzam

"Kamu benar zaam. Abi rasa juga begitu "

"Abi, bukankah lusa abi akan ada ceramah di bandung ? Kenapa tidak mampir saja ke rumahnya ardila dan menanyakan perihal aisyah ini " ujar umi nurul

"Iya umi, insya allah abi akan sempatkan untuk mampir ke rumahnya arman" ujar pak kiayi

"Azzam boleh ikut abi ? " tanya azzam

Pertanyaan azzam itu membuat sepasang suami istri paruh baya itu menatapnya dengan alis yang bertautan pertanda tidak mengerti dengan apa yang azzam tanyakan tadi. Pasalnya azzam tidak mempunyai keperluan apapun disana justru dia sangat di butuhkan di pesantren karna pak kiayi tidak ada.

Mengerti dengan maksud tatapan itu buru-buru azzam menjawabnya.
"Kebetulan, fikri anaknya om arman itu sahabat azzam saat di khaira abi umi. Dan azzam ingin bersilaaturahim dengannya karna sudah lama tidak bertemu " jelas azzam

"Yang bener zaam ? " tanya umi tak percaya

"Iya umi " ujar azzam

"Abi kira kamu mau ikut karna mau khitbah anak gadisnya " goda abi pada azzam yang langsung membuat azzam salting

"Ahh abi ini bisa saja. Azzam ke kamar dulu abi umi. Assalammualaikum " ujar azzam tanpa menunggu jawaban azzam langsung masuk ke kamarnya dan menutup pintunya rapat-rapat

"Waalaikumsallam " jawab mereka serempak dan tersenyum penuh arti

"Rasa-rasanya tidak lama lagi umi bakal punya mantu deh bi " ujar umi nurul cukup keras agar azzam dapat mendengarnya

"Iya umi. Ternyata anak kita sudah dewasa umi " ujar abi tak kalah kerasnya dan mereka berdua pun langsung terkekeh pelan saat melihat azzam keluar dari kamarnya dan langsung pergi terburu-buru ke luar rumah tanpa mengucapkan sallam.

"Waalaikusallam " ujar abi rada keras dan sedetik berikutnya pasangan yang sudah tidak muda lagi itupun tertawa bersama.

----------------------------

Maafkan daku readers karna terlalu lama post nya.

Oke next nya di tunggu oky !!

Dendam Dan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang