Aku berjalan-jalan di sekitar kamar itu. Melihat dan menyentuh setiap benda dengan rasa kagum. Semua yang disentuh, sungguh terasa lembab seperti menyentuh air. Aku jadi penasaran bagaimana bentuk kastil ini dari luar.
Siang tadi aku tidak sempat melihat penampakan kastil ini. Aku mau tau bentuk kastil yang terlihat di siang hari, tapi hilang saat malam. Pasti sangat keren.
Tiba-tiba saja saat aku menyentuh gagang pintu, kastil ini berguncang. Aku segera menutup mulut dengan tangan. Tidak boleh ada suara. Aku sudah diperingatkan. Tapi itu apa? Bolehkah aku keluar?
Gagang yang ku pegang, berubah panas dalam sekejap. Tanganku terasa terbakar. Rasanya seperti baru saja terkena air mendidih. Ku tiup-tiup tangan yang mati rasa dan kemerahan ini untuk meminimalisir rasa sakit yang terasa.
Lalu, untuk kedua kalinya kastil ini kembali berguncang disertai hembusan angin kencang layaknya angin badai. Aku pun memutuskan untuk bersembunyi di sudut ruangan dekat pintu. Meringkuk sambil memeluk kedua lututku. Tubuhku bergetar ketakutan.
Tapi aku tidak tau apa yang ditakutkan. Apa mungkin ini gempa dan badai secara dadakan? Aneh sekali.
"Kastil Dino menghilang." Mataku melebar mendengar suara yang dengan terburu-buru mengatakan hal itu. Tanganku seketika melupakan rasa sakitnya dan akhirnya bekerja sama untuk menutupi bibirku.
"Energi Dino sudah hilang sejak malam lalu. Apa kau tidak merasakannya?" Omelan seseorang bersuara tegas itu membuatku sedikit ketakutan. Dari suaranya saja sudah menyeramkan.
"Semalam aku mengurangi sedikit energi untuk pemulihan. Aku terlalu banyak menggunakannya untuk mengambil makanan Dino. Kemarin dia tiba-tiba saja ingin ayam." Ayam itu dari salah satu antara mereka. Aku makin bergetar.
"Kastil Dino menghilang tadi malam. Aku baru menyadarinya siang tadi." Vampire blasteran itu membelaku. Ku gigit jari-jari tangan ini. Aku ingin mereka yang entah siapa itu pergi secepatnya.
"Benarkah begitu?" Kecurigaan mereka menghentikan detak jantungku.
"Pasti wanita itu. Dia sudah berhasil mendapatkan Dino." Air mataku terasa ingin keluar. Tapi aku tidak boleh menangis sekarang. Chan-ah, kenapa kau tidak muncul-muncul? Kau tidak mau membantuku?
"Ani. Dia belum muncul di hadapanku." Vampire blasteran itu terlihat berusaha meyakinkan mereka. Suaranya yang stabil dan santai mungkin bisa meminimalisir kecurigaan mereka.
"Hm, kau bersungguh-sungguh?" Suara menyeramkan itu terdengar makin dekat. Jantungku terasa ingin meledak karena debaran yang sangat kuat. "Kau tidak mungkin lupa bukan jika aku bisa merasakan energi kalian."
"Dan energi Dino terasa jelas di kastil ini."
Aku meneguk liur keras. Tanganku bergetar ekstrim. Seketika, punggungku terasa panas. Terlalu panas hingga tubuhku tidak sanggup bersandar pada tembok itu. Dengan ruangan yang gelap, aku dapat melihat beberapa uap mulai bermuncul di seisi ruangan. Gambaran ini seperti sebuah air yang sedang direbus.
"Karena itu aku ke sini. Aku adalah penjaganya, energi Dino adalah energiku juga." Refleks aku segera menyentuh cincin Chan ini. Aku berusaha melepaskannya, tapi cincin ini terasa menyangkut. Dia tidak mau bergerak sedikit pun.
Tubuhku sudah banyak mengeluarkan keringat. Melebihi sauna, aku tidak mungkin bisa bertahan lebih lama lagi jika dipanaskan seperti ini. Aku pun belum makan seharian ini. Tenagaku tidak tersisa banyak.
"Mungkin gadis itu ada di kastil Seungkwan sekarang. Kastil kami berjarak tidak terlalu jauh." Sebuah alasan kembali dilontarkan vampire blasteran. Semoga kali ini, mereka mempercayainya.
"Kau tau," Suaranya berhenti sebentar. "Bagaimana jika kita pastikan dulu ke sana? Malam sebentar lagi berakhir. Kita tidak bisa berlama-lama di sini."
Aku akhirnya dapat bernapas lega saat rasa panas yang mengelilingiku mulai memudar. Ruangan ini tidak lagi mengeluarkan uap, hanya hawa panas yang tersisa. Dengan napas terengah-engah, aku meringkuk kelelahan di lantai. Terbaring cukup tragis pada lantai yang masih cukup panas.
"Ok. Jika gadis itu belum muncul di antara kalian, besok aku akan datang. Dengan dua pelindung lainnya."
"Ne."
Suara para tamu itu tidak lagi terdengar bersama guncangan yang kembali terasa, tapi tidak terlalu kuat. Entah karena mereka tidak menggunakan kekuatan seutuhnya atau aku yang sudah terlalu lelah. Aku tidak dapat berpikir lagi.
Ku dongakkan kepala melihat keluar jendela. Bulan besar dan terang terlihat di sana. Bulan yang sebelumnya tidak terlihat saat dirinya duduk di lantai, sekarang begitu jelas. Menandakan malam sesaat lagi akan berganti.
Tapi ketika aku sedang menikmati pemandangan indah itu, sebuah bayangan gelap menghalanginya. Sayap besarnya yang terkepak, dua kali lipat dari milik vampire yang ku temui. Vampire itu diam untuk beberapa saat di sana. Seakan melihat ke dalam ruangan ini dan tersenyum sinis padaku.
Setelah itu menghilang dalam sekali kedip. Menyisakan beberapa angin kencang yang membenturkan tubuhku pada tembok. Aku akhirnya mengeluarkan suara ringisan.
Punggungku yang sedikit terbakar, kembali berbenturan dengan tembok yang panas. Tulangku terasa remuk sekarang. Bagaimana aku bisa menghadapi mereka, jika tidak bertatapan saja, aku sudah kalah telak?
Vampire yang sempat melihatnya tadi, apakah dia memang sengaja meloloskanku? Kenapa? Vampire seperti apa dia? Aku takut bertemu dengannya lagi.
Mataku mulai terpejam. Tubuhku seluruhnya sudah terjatuh di lantai. Keringat yang masih menempel pada tubuhku, sebagian sudah terserap baju yang ku kenakan. Lama-kelamaan, suhu panas yang mengelilingiku, sudah dingin. Bibirku refleks mengukir senyuman.
"Apa kau baik-baik saja?" Suaranya kembali. Suara vampire yang sudah membantuku menunda sesaat kematian yang di depan mata ini.
Aku bisa merasakan tubuhku di angkat oleh tangan-tangan dinginnya. Nyaman. Tangannya seperti air yang menyejukkan. Aku semakin nyaman memejamkan mataku.
Dia menaruhku di kasurnya. Memberikan kesejukan lain yang tidak tau berasal darimana. Rasanya ada air yang mengalir masuk ke tubuhku. Melewati setiap cela pakaian yang masih melekat pada tubuh in. Apa yang sedang dia lakukan? Aku sudah tidak mau memikirkanya. Aku mau tidur saja.
"Tidurlah. Tenagaku tidak tersisa banyak hari ini. Besok aku akan menyembuhkanmu."
Ternyata daritadi aku mengatakan semua isi pikiranku. Memalukan. "Gomawoyo." Ucapku sebelum benar-benar membaringkan diri dan membawa kesadaranku ke alam mimpi.
🍃💦❄🔥
Ada 2 vampire datang bertamu 😳
Kira-kira siapa? Akankah mereka selanjutnya setelah Vernon? Tapi kok serem sih udah main serang aja 😖Penasaran? Ayo tunggu sampai minggu depan lagi. Kita lihat apa yang akan Vernon lakukan setelah ini. Akankah karakter perempuannya kenapa-kenapa?
Sampai ketemu minggu depan
Annyeong~
KAMU SEDANG MEMBACA
Outcast Castel
FanfictionDahulu ketika para vampire masih menguasai kota, kami hidup dalam kegelapan yang diselimuti darah kawanan kami sendiri. Hidup dengan ketakutan dan bau darah yang menyebar di penjuru kota. Namun itu sudah ratusan tahun berlalu. Kini para manusia ting...