"Jihoon-ah, kau siap?" Wonwoo memberikan tanda. Dia sudah berada pada posisi meditasi. Ketika mereka memulai, dia siap untuk memejamkan mata.
Begitu juga dengan Soonyoung. "Awas jika kau bengong lagi!" peringatkannya.
Jihoon mendesis. Dia menjawab Soonyoung dengan geram karena sudah kesekian kalinya pria itu mengingatkannya. Dengan aba-aba darinya, mereka akan memanipulasi Chang.
Di kondisi lain, Seungcheol dan Chang masih saling melempar api. Keduanya berguling membentuk bola api raksasa. Namun, keadaan Seungcheol makin mengkhawatirkan. Kali ini Chang yang mendominasi serangan. Dia menyerang Seungcheol habis-habisan dan berniat melumpuhkannya sekarang juga.
Wajah Seungcheol sudah babak belur dibuatnya. Darah yang harusnya tidak keluar ditubuh vampire, mengalir lembut dari bibirnya. Mata merah itu seakan berasal dari darah yang pecah di sekitarnya. Seungcheol terkulai lemas. Dia tidak memiliki tenaga lagi untuk melawan.
Ketika Chang berpikir dirinya sudah berhasil menghabisi Seungcheol, dia bangkit bersiap membakar jasad pria itu hidup-hidup. Namun, ombak besar datang membanjiri mereka di tengah jalan berhutan lebat ini. Semua api yang keluar dari tubuh mereka berdua, seketika padam. Dia ingin menyalakan kekuatannya kembali, tapi ada yang salah dengan tubuhnya dan dia tau siapa penyebabnya.
Dengan setengah paksa, Chang memutar tubuhnya. Memberi perhatian pada ketiga orang yang sudah memperhatikannya lekat. Bibirnya menyeringai. Ketiga kekuatan inilah yang dia inginkan. Semangat membara memunculkan kekuatannya kembali.
Soonyoung kewalahan sendiri. Tangannya benar-benar kesakitan saat memaksa tubuh Chang diam bagai patung. Dia berteriak, "Ya! Berapa lama kalian harus memulai??!"
"Tahan sedikit. Kami masih mencari titik kesedihan di lubang hitamnya," balas Jihoon.
Gigi Soonyoung menggertak. Tubuhnya mulai terdorong saat Chang melangkahkan satu kakinya. "Kerja kalian sangat lama!"
Jihoon menghela napas. Karena dia butuh konsentrasi penuh, dia putuskan untuk membantu Soonyoung. Jihoon menghembuskan angin dari bibirnya. Suhu dingin itu bergerak ke arah Chang dan membekukan kedua kaki yang berusaha menghampiri mereka. Dia membuat es yang cukup besar dan padat agar Chang bisa tertahan, setidaknya beberapa menit sebelum kembali dicairkan api abadinya.
"Kenapa kau tidak melakukannya sejak tadi?" Ocehan Soonyoung sedikit lebih santai karena tangannya tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga. Dia sudah bisa menguasai Chang sepenuhnya dan mencegah vampire itu mengeluarkan api.
Jihoon tidak menganggapi lagi. Dia berusaha tidak terganggu pada ocehan Soonyoung. Dia ikut memejamkan mata agar fokusnya terpusat pada satu orang. Selama Wonwoo mencari, dia juga akan berusaha menemukan letak perasaan Chang.
Sebelum Jihoon bergerak lebih jauh, dia mengucapkan beberapa kata pada Wonwoo. Memintanya untuk segera menemukan memori berkesan yang bisa menciptakan sebuah perasaan kasih. Itu bisa membantunya membangkitkan kekuatan Seokmin dan membentuk perasaan palsu.
Wonwoo menerima sinyal Jihoon. Dia juga sedang berusaha mencarinya. Beberapa menit sebelum pertengkaran mereka, serta saat Seungcheol dan Chang masih bertarung, dia sudah mulai mencari bekas kenangan yang ada di dalam pikiran vampire itu. Namun, selama apa pun penelusurannya, dia hanya bisa melihat ketamakan, keserakahan, dan kebencian yang mendominasi. Jika dia membangkitkan memori-memori tersebut, hanya dendam yang akan terbentuk di benak Chang. Hal itu bisa membuat hati Chang semakin redup.
Dia menarik napas sekali lagi. Menjelajahi pikiran vampire serakah membuatnya merinding. Ada banyak hal keji yang sudah dilakukannya, tapi tidak ada perasaan menyesal sedikit pun. Bahkan memori tentang tragedi mereka semua, hanya bagian tidak penting dalam otaknya. Wonwoo mendadak kesal. Namun dia berusaha mengendalikannya. Untuk saat ini, dia harus memiliki kontrol diri penuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Outcast Castel
FanfictionDahulu ketika para vampire masih menguasai kota, kami hidup dalam kegelapan yang diselimuti darah kawanan kami sendiri. Hidup dengan ketakutan dan bau darah yang menyebar di penjuru kota. Namun itu sudah ratusan tahun berlalu. Kini para manusia ting...