Pada sore hari dengan langit yang sudah berubah malam, hyung tertingginya datang berkunjing tanpa memberitahu terlebih dahulu. Lalu tidak ada salam pembuka, dia bertanya, "Kau ingat percakapanku dengan pembohong itu?"
"Tidak secara keseluruhan, tapi ingat. Wae?"
"Ceritakan pada Wonwoo dan minta dia untuk memberitahu gadis itu. Aku ingin tau bagaimana reaksinya."
Tubuhnya menengak dengan mata terbuka lebar. "Serius?"
Dia mengangguk yakin sambil menduduki salah satu kursi di kastilnya. Menyantaikan tubuhnya dengan posisi masih serius selama memainkan jari di sisi kursi. "Dia akan menemuku setelahmu dan aku malas jika harus menceritakan kejadian itu kembali."
"Ada satu hal lain yang ingin kubahas dengannya. Di luar semua konteks berbau darah."
👑
Gelap dan dalam. Aku tidak tau sedang berada di mana. Rasanya seperti di lorong panjang tiada akhir. Aku hanya terus berjalan lurus ke salah satu cahaya putih yang ada di depan. Lalu saat aku mencapai gerbang itu, mataku menyipit karena silau.
Beberapa saat aku mengucek mata agar lebih cepat membiasakan diri dengan cahaya. Hingga mataku bisa terbiasa dan menemukan ruangan luas yang tidak asing. Sepi tapi suasananya terasa mencekam. Aku menggosok-gosok lenganku yang mendingin.
Aku berjalan sedikit melihat dekorasi yang terlihat tua itu. Menyentuh beberapa permukaan di sana. Ada beberapa berkas dengan gambar sketsa tubuh dan anatominya. Ini adalah gambar tubuh manusia pada umumnya. Manusia normal dan bukan vampire. Penjelasan yang terlihat, meyakinkan persepsiku. Aku tidak melihat adanya taring atau sayap pada gambar tersebut.
Aku ingin melihat lembaran lainnya, tapi tanganku tertanya tidak bisa menggeser kertas tersebut, alias tanganku menembusnya. Jantungku berdebar. Namun tidak ada suara yang keluar dari tenggorokan saat tidak sengaja berteriak. Mau dicoba bicara berapa kalipun, aku tetap tidak bisa mendengar suaraku.
Kupikir, aku sudah tidak bisa bicara lagi. Namun saat aku mendengar seseorang bersuara berat, aku dasar aku bukan tuna wicara, melainkan berada di alam mimpi. Tapi bagaimana aku bisa tau? Aku sendiri merasa sadar tempat ini ada hubungannya dengan vampire. Aneh.
Dua orang muncul. Aku mengenal salah satu dari mereka, sedangkan aku tidak mengenal satunya lagi. Orang yang bersuara berat dan memburu-buru orang yang bisa kusebut atasanku. Apa hubungan Tuan Chang dengan semua ini?
Aku menghampiri mereka tanpa takut diketahui. Mereka masuk ke ruangan dan aku justru tertabrak pintu tersebut. Aku tidak bisa menembus kertas, tapi kenapa tidak bisa menembus pintu. Padahal aku kan transparan. Keadaan ini semakin kompleks.
Suara mereka terdengar samar-samar dan sedikit berteriak. Karena aku tidak bisa masuk dan melihatnya, berarti itu saatnya telingaku yang bekerja. Kuharap di mimpi ini, tidak membuatku ikut tuli.
Aku menempelkan telinga di daun pintu tersebut. Memejamkan mata untuk mempertajam pendengaranku. Suara kedua orang itu lebih terdengar jelas.
"Mau sampai kapan kau mengelak dariku? Buktimu sudah jelas. Aku sudah tau semua kebusukanmu." Karena tidak melihat langsung, aku jadi tidak bisa memastikan siapa yang bicara tersebut. Saat mereka bersautan, suara mereka terdengar sama.
"Kebusukan apa yang kau maksud?" tanyanya dengan suara santai.
Bruk! Buk! Mataku refleks terbuka saat suara baku hantam yang keras itu terdengar mengerikan. Tapi menemukan seseorang ikut menguping denganku, perasaan takut itu berubah jadi gemas.
Mata merah yang menghiasi wajah putih itu, memberiku keyakinan jika dia yang ada di depanku bukanlah seorang manusia. Hanya bermata merah, tapi tidak bersayap. Kulitnya yang putih bersih membuatku merasa iri.
Dia mengepalkan tangan. Urat-uratnya tampak jelas di sana. Suara baku hantam di dalam juga sedikit berkurang. Berganti dengan teriakan.
"Kau bilang ingin membantu kami kembali seperti semula! Tapi kenapa tujuanmu sekarang berubah!!"
"Aku tidak pernah merubah tujuanku."
Vampire di depannya menggertakkan gigi. Aku mulai melihat kepalan tangannya memunculkan hawa dingin yang perlahan membekukan sisi tangannya. "Cih! Kekuatan sialan."
Ternyata dia juga tidak nyaman dengan kekuatan ini, batinku.
"Aku memang sengaja mengumpulkan kalian dan membuat penelitian ini."
Sumpah serapah diteriakkan tanpa ragu. Kasar dan terasa panas karena pintu besi itu tiba-tiba menghantarkan panasnya. Telingaku sampai terbakar dan terpaksa melepaskan tempelan itu. Namun vampire yang ikut menguping itu seakan tidak merasakan panasnya. Bahkan dia memanfaatkan es sebagai kekuatannya untuk mendinginkan diri.
Aku merasa terinspirasi.
Namun es itu tidak sepenuhnya bisa mengalahkan gelombang api yang tiba-tiba terpancar. Vampire itu mengeluarkan kekuatan es untuk melindungi dirinya sendiri. Tapi dengan cepat gelombang itu melelehkannya dan membuat kulit putih vampire tersebut terbakar hebat. Sedangkan aku hanya merasakan panas terbakar.
Pintu tersebut rusak. Vampire yang mengintip itu kabur secepat mungkin agar tidak ketahuan menguping. Saat pintu itu terlepas dari engsel, aku bisa melihat kekacauan di dalam ruangan tersebut sangatlah hebat. Banyak benda terbakar dan barang-barang lain yang berserakan. Tubuh mereka terluka, tapi tidak berbekas parah. Yang lebih membuatku terkejut adalah Tuan Chang bisa menahan api yang keluar dari tangan orang tersebut selama tangan mereka bersentuhan.
"Tidak akan kubiarkan kau menemukan mereka yang terpilih," kata pria tidak kukenali itu.
"Kau, bukan sainganku. Setengah vampire sepertimu, tidak ada tandingannya bagiku," seringaian Tuan Chang tampak menyeramkan sampai aku mundur perlahan. Meski mereka tidak bisa melihatku.
"Aku adalah.."
👑
Tubuhku langsung menegak dari posisi terbaring. Mata terbuka lebar seakan aku tidak habis bangun dari mimpi. Namun tatapanku kosong berusaha mengingat isi mimpi yang janggal itu. Tidak ada hal yang kuingat selain Tuan Chang di sana.
Tubuhku merinding. Bukan karena angin yang kian mengencang saat malam. Tapi dengan sosok hitam di dekat jendela yang melihatku dari luar. Mengilangkan tangannya di depan dada. Meyakinkanku akan hubungan mimpi itu dengannya.
Tapi aku rasa, dia bukan vampire yang ada di dalam mimpiku tadi. Beberapa saat aku menatapnya tanpa rasa takut karena pikiran kosong. Dia yang tertutup kegelapan, membuatku tidak bisa melihat jelas. Lalu tidak berselang lama, dia yang pergi duluan dariku tanpa melakukan apa-apa. Atau justru dia sudah melakukan sesuatu selama aku bermimpi?
Aku segera membangunkan diri. Mengibaskan selimut dan berjalan tanpa merasakan angin menusuk yang mengusik kulitku. Aku keluar kamar. Membuka pintu untuk mencari Joshua. Namun tidak perlu susah-susah mencari, dia sudah ada di samping pintu kamar seakan telah mempersiapkan diri.
Tanpa pikir panjang, aku menanyakan, "Apa kau kenal Tuan Chang?"
Bukan reaksi yang kuharapkan. Joshua menatapku dengan mata bingung dan untuk menjawab tebakanku, dia berkata, "Ada banyak orang bermarga Chang. Meski tidak sebanyak Lee dan Kim. Siapa yang kau maksud dengan Chang ini?"
Aku tidak ingat nama asli dari Tuan Chang. Tidak menjawab pertanyaan Joshua sepenuhnya. Aku berucap, "Seseorang yang saat aku mengatakannya, mungkin akan dikenal oleh para pimpinan kalian."
Joshua berseru. "Maksudmu.."
🍃💦❄🔥
Ada yang mau double up? Aku belum selesai buat sih.. Tapi kalau masih sempat up sore ini, aku akan update untuk kalian. Semoga bisa ya
Dari chapter ini mungkin kalian menyadari sesuatu dan sudah bisa mengaitkan semuanya 🤭
Sedikit lagi kisah misterius mereka teekuak. Jangan sampai ketinggalan setiap minggunya ya 😉
See you next chapter 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Outcast Castel
FanfictionDahulu ketika para vampire masih menguasai kota, kami hidup dalam kegelapan yang diselimuti darah kawanan kami sendiri. Hidup dengan ketakutan dan bau darah yang menyebar di penjuru kota. Namun itu sudah ratusan tahun berlalu. Kini para manusia ting...