Chwe Vernon Hansol,
Panggilan Vernon.Gerbang kedua penunjuk sungai.
Posisi penjaga utama.
Pemeluk kekuatan air terakhir dari sang penerus.Berada di lingkungan yang buruk, membuatnya tidak bisa merasakan arti pertemanan sesungguhnya. Kekuatannya pun bereaksi dan membuatnya bisa mengubah wajah sesuai keinginan untuk menemani dirinya.
Namun karena ego ini, dia sering kali melupakan jati diri, tidak memiliki prinsip teguh untuk membenarkan pikirannya sendiri, dan terperangkap pada masa lalu.
🍃💦❄🔥
Tidur di sofa tidak menjadi masalah besar bagiku. Aku bisa tidur dengan nyenyak tanpa harus menumpang di salah satu kamar mereka dan tidur bersama. Bahkan kurasa, ini tidur ternyamanku.
Suara kicauan burung merdu pun menyambut dan memanggilku untuk bangun. Aku memutar tubuh jadi telentang dan melakukan peregangan. Bunyi pada persendian memberikan kenyamanan tersendiri padaku. Aku tidak pernah tidur senyaman ini sebelumnya. Meninggalkan rumah penuh hutang untuk tinggal di hutan memang terbaik.
Saat aku membuka mata dan mengubah posisi lagi, pergerakanku berhenti otomatis di tempat. Tubuhku membeku. Mata sayuku pun tidak jadi mengedip.
"Good morning."
Aku menelan liur untuk membasahkan tenggorokan. Namun, masih belum bisa memberikan reaksi apa pun pada orang yang tiba-tiba ada di samping sofa tempatku tidur.
"Ada waktu? Aku ingin pergi denganmu."
Aku sudah dijemput malaikat maut?
👑
Setelah olahraga jantung dadakan di pagi hari, sekarang pria di depanku ini tidak melakukan serangan kejut mendadak lainnya. Untunglah. Aku bisa mengidap serangan jantung jika dia terus melakukannya.
Apakah pernah membayangkan? Ada seorang pria sengaja duduk di lantai demi menunggu seorang gadis bangun dari tidurnya. Pria itu sendiri belum melakukan apa-apa sejak bangun tidur. Habis bangun, dia langsung duduk di lantai dekat sofa tempat gadis itu tidur dan hanya diam menunggu sambil memandanginya.
Apa masih ada pria seperti itu? Jika pria itu sambil menunjukkan senyum, sudah jelas itu hanya sebuah mimpi. Sayangnya, wajah pria itu hanya datar. Jadi, aku tau itu hanya perbuatan di luar nalar Vernon.
Dan dengan wajah datar tersebut, dia mengajakku pergi ke perpustakaan. Hanya untuk ke perpustakaan, harus menunggu seperti itu? Aish! Aku benar-benar tidak bisa menebak isi pikirannya.
Sekarang orangnya sedang mencari-cari dan melihat isi buku yang ada di jajaran rak perpustakaan. Aku belum tau niatnya. Dia tidak mengatakan, dan aku pun belum menanyakannya. Dari buku yang sejak tadi diambil, dia membaca buku-buku berbahasa inggris. Buku yang tidak pernah kusentuh sebelumnya. Untuk apa dia belajar bahasa inggris? Wajahku sudah seperti keturunan asing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Outcast Castel
FanfictionDahulu ketika para vampire masih menguasai kota, kami hidup dalam kegelapan yang diselimuti darah kawanan kami sendiri. Hidup dengan ketakutan dan bau darah yang menyebar di penjuru kota. Namun itu sudah ratusan tahun berlalu. Kini para manusia ting...