Kwon Soonyoung,
Panggilan Soonyoung.Gerbang kedua dari para pelindung.
Posisi pencari makan.
Sang penerus kekuatan angin.Tidak bisa berhenti, tidak ada pula yang bisa menghentikannya. Dia bergerak sesuai keinginan sendiri dan berlari ke mana pun yang dia mau. Meski sakit sedikit pun, dia tidak akan kehilangan energi. Kekuatan dan daya tahan yang tidak ada batasnya itu pun membuatnya memiliki kemampuan untuk mengendalikan tubuh orang lain.
Tapi, kekuatan itu tidak bisa digunakan tanpa adanya pengorbanan besar, yaitu efek sakit pada tubuhnya sendiri. Jika ingin mengendalikan tubuh orang lain bagai boneka, dia harus siap merasakan tulang yang patah. Tidak hanya itu! Terkadang, kekuatan itu akan balik mengendalikannya saat memproses hasrat kebebasannya. Dia akan dibawa keluar tengah hari terik saat tubuh dia sendiri tidak boleh terkena sinar ultraviolet. Untuk menghindarinya, dia harus menjadi lebih kuat dan terus menguat dari dirinya sekarang.
Meskipun menjadi vampire terkuat dan daya tahan tubuh yang hebat, dia tidak pernah merasa senang. Dia tidak bisa menerima kekuatan ini harus dibayar dengan kebebasan hidupnya yang direnggut paksa. Bahkan dengan bumbu kebohongan. Dia menyimpan dendam dari vampire yang telah menjebaknya. Dan dendam itu memperkuat kekuatan dan tubuhnya dari rasa sakit.
🍃💦❄🔥
Bibirku maju-maju hampir mengalahkan manyunnya seekor bebek. Gondok. Jengkel. Kesal. Semua jadi satu menggambarkan perasaanku yang dibuat geram dengan tindakan Wonwoo. Bisa-bisanya dia menciumku untuk minta diajari main handphone!!
Wonwoo memanggilku lagi sambil mengarakan ponselku. Bukan berniat mengembalikan. Tapi dia kembali menanyakan perihal ponsel yang belum diketahui. Kini dia menanyakan soal layar ponsel yang menghitam tidak terlihat apa pun.
Untung ganteng, kalau tidak...
Dengan malas aku mengambil ponselku sendiri dan kembali menjelaskan padanya. "Daya handphone-ku sudah habis. Harus diisi ulang lagi. Nanti aku minta Chan untuk menumpang listrik di rumah atasannya."
"Apa itu listrik? Bagaimana cara mengisi daya pakai listrik?"
Mataku refleks memberikan tatapan tidak santai ke arahnya. Baru saja aku ingin mengiklaskan ponsel ini padanya. Jika dia tidak tau tentang listrik, bagaimana bisa dia menggunakannya dikemudian hari?
"Memangnya pencahayaan di zamanmu menggunakan apa?" Aku menanyakan hal paling dasar terlebih dahulu
"Obor kayu."
Pantas saja! batinku berteriak gemas. Tapi aku berusaha sabar untuk menjelaskan yang kali ini. Jika tidak tau, masa harus dipaksakan?
"Untuk sekarang, orang-orang tidak lagi menggunakan kayu. Kita memakai yang namanya listrik. Kita memakainya untuk banyak hal, termasuk menyalakan bohlam untuk penerangan dan mengisi daya handphone agar bisa kita gunakan lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Outcast Castel
FanfictionDahulu ketika para vampire masih menguasai kota, kami hidup dalam kegelapan yang diselimuti darah kawanan kami sendiri. Hidup dengan ketakutan dan bau darah yang menyebar di penjuru kota. Namun itu sudah ratusan tahun berlalu. Kini para manusia ting...