Hong Jisoo,
Panggilan Joshua.Gerbang kedelapan penentu kedua.
Posisi eksekusi akhir.
Pemeluk kekuatan es terakhir dari sang penerus.Sejak kecil tinggal di daerah barat, yaitu Amerika. Memutuskan kembali sendiri ke Korea untuk hidup mandiri tanpa bantuan orang tuanya. Rencananya berjalan lancar dan baik. Namun, dia dengan sukarela menjadikan dirinya sebagai vampire setelah bertemu 'mereka' yang disebut sang penerus dan sang otak yang mengaku kembarannya karena satu alasan. Ingin hidup damai tanpa teror vampire dan tidak ingin keluarga dan dirinya mengalami kesengsaraan karena makhluk pengisap darah.
Menurut kesaksiannya, dia tidak memiliki kekuatan apa pun dari egonya itu. Namun, seiring berjalannya waktu, dia merasa rindu dengan keluarganya. Keadaannya sekarang, membuatnya sulit berkomunikasi, apalagi bertemu. Ego untuk bersama kembali pun muncul dan membuatnya memiliki kekuatan untuk bisa membagi diri. Harap-harap dirinya yang lain, bisa mengunjungi orang tuanya.
Sayangnya, bayangannya itu hanya bisa berada di dekat dirinya yang asli. Berbentuk seperti dirinya yang asli dan akan berubah jika dia menampakkan sisinya yang lain.
🍃💦❄🔥
"Omo!" ucapan terkejut dari seseorang menghentikan ciuman Jun.
Ekor mataku melirik gusar ke arah balik pintu yang baru terbuka. Aku bergetar karena gugup sudah tertangkap basah berciuman dengan salah satu temannya. Tamatlah riwayatku!
Jun menyapa dengan semangat. "Hyung! Kau sudah mendapatkannya?" Dia menghampiri Joshua yang masih mencerna keadaan yang terjadi. Meski terlihat bingung, senyum manisnya tetap tampil dengan indah.
"Aku mengganggu?"
"Tidak hyung. Urusan kami baru saja selesai." Cengirnya. Jun sendiri masih bisa menanggapnya dengan santai dan tawa yang bahagia.
Ya.. Hanya dia yang seperti itu, sedangkan aku stres berat karena perbuatannya. Suhu panas yang mengumpul di dalam tubuhku sampai membuatku pusing. Aku pun hanya diam tanpa bisa mengatakan apa-apa di sofa hingga aku mengingat sesuatu.
Chakkaman! Bukankah Joshua pergi dengan Jeonghan??!
"Terus pesananku mana?" tanya Jun sambil membantu Joshua mengangkat kardus besar itu.
"Semuanya ada di dalam sini sama yang dipegang Jeonghan." Joshua mengarahkan jempol ke belakannya. Namun, saat dia menengok ke belakang, sudah tidak ada orang lagi di sana. Hanya tersisa sebuah kardus yang tidak kalah besar telah tergeletak di tanah. "Tadi dia di belakangku."
Dengan wajah tak acuhnya, Jun mendekati kardus tergeletak itu. Dia menyusun kedua kardus tersebut menjadi dua tingkat dan mengangkatnya bersamaan. Tidak ada raut berat sama sekali. "Jeonghan hyung masih seperti memiliki kekuatan menghilangnya saja," ucapnya. Lalu, berjalan keluar rumah dengan membawa kedua kardus itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Outcast Castel
FanfictionDahulu ketika para vampire masih menguasai kota, kami hidup dalam kegelapan yang diselimuti darah kawanan kami sendiri. Hidup dengan ketakutan dan bau darah yang menyebar di penjuru kota. Namun itu sudah ratusan tahun berlalu. Kini para manusia ting...