Akan kumulai dengan sebuah pembukaan agar buku ini bisa dipercaya dan aku tidak dianggap sebagai pembual yang menciptakan buku dongeng.
Aku hanya seorang gadis perempuan yang beranjak dewasa tanpa seorang pun di sisiku. Orang tuaku meninggal saat aku masih anak-anak dan saat ini, aku hanya punya seorang saudara laki-laki. Dia yang menghidupiku seorang diri. Menggantikan sosok kedua orang tuaku dengan baik. Aku menyayanginya lebih dari siapa pun. Namun, tiba-tiba dia menghilang.
Banyak orang beranggapan itu perbuatan vampire. Mereka juga berkata demikian dengan kematian kedua orang tuaku. Tapi aku menganggapnya sebuah lelucon karena saat itu dunia sudah aman tanpa makhluk mitologi lainnya.
Karena aku tidak percaya, aku menunggu saudaraku di depan pintu setiap hari dengan polosnya. Berhadap dia akan kembali dari kerjanya yang tidak kunjung usai.
Orang-orang mengasihani kebodohan dan malapetakaku yang jadi anak yatim piatu dan kehilangan seorang kakak. Semua orang menaruh iba layaknya sindiran. Namun aku percaya, kakakku masih hidup. Aku masih sering mendapatkan makanan setiap pagi petang yang sama seperti jam keberangkatan kerjanya. Aku juga menemukan secarik kertas dengan tulisan tangan yang kukenali itu. Aku masih penuh berharap meski tidak bisa melihat wujudnya.
Sampai suatu malam, aku tidak lagi bisa menahan rinduku. Hitungan malam dalam beberapa putaran bulan, aku sudah kian dewasa untuk mencari kebenaran. Aku tidak mau terus berdiam diri membiarkan perasaan rindu ini hanya terbayar dengan makanan yang setiap hari datang.
Aku akan mencari tau dengan menunggu satu malam penuh di depan pintu yang dingin.
Dan aku menemukannya..
Dengan wujud yang orang-orang benci.🍃💦❄🔥
Aku melihat kumpulan pria tampan yang bersemangat mengelilingiku. Gugup karena perhatian mereka membuatku tidak nyaman. Bahkan mereka mengenaliku, mengetahui identitas, bahkan tentang keluargaku. Sebenarnya, di mana kita pernah berkenalan?
Suara langkah pada lantai yang terbuat dari kayu itu membuatku sadar akan keberadaan seseorang yang berlari ke arahku. Orang itu menubrukku dan memelukku sangat erat sambil mengatakan, "Noona! Neomu bogosipeo!"
"Noona?" Mataku membelalak terkejut.
"Chani-ya, dia tidak akan mengingat kita secara utuh," ucap seseorang yang terdengar paling pintar itu.
Bibirku hanya bisa terbuka tanpa ada kata yang keluar. Rasanya, aku sangat ingin bicara, tapi tidak tau apa yang harus dikatakan. Dengan gerakan yang sangat samar, aku menghitung jumlah mereka satu-persatu. Tujuh orang. Jumlahnya tidak sama dengan vampire yang ada dibuku.
"Ledakan itu sungguh berpengaruh pada manusia," ujar salah satunya yang paling tinggi.
Setelah itu mereka saling menimpali satu sama lain. Aku hanya mendengarkannya seksama saat mereka membicarakan tentang peperangan, cahaya, dan kaum bumi yang hilang ingatan karena ledakan seseorang bernama Chang. Keningku mengerut dan bibirku pun mengucap, "Kalian membicarakan apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Outcast Castel
FanfictionDahulu ketika para vampire masih menguasai kota, kami hidup dalam kegelapan yang diselimuti darah kawanan kami sendiri. Hidup dengan ketakutan dan bau darah yang menyebar di penjuru kota. Namun itu sudah ratusan tahun berlalu. Kini para manusia ting...