Orang-Orang Kesulitan

347 77 13
                                    

"Hyung..."

Wonwoo menyambut sosok kakaknya yang tiba-tiba datang. Namun hyung-nya tidak langsung menghampirinya, melainkan melirik gadis yang sedang tertidur di sofa kastilnya. Seseorang yang tengah mengarungi mimpi dari kejadian masa lalu mereka agar tau siapa yang benar dan siapa yang salah.

"Aku datang ke sini untuk menanyakan keadaan yang lain," ucapnya setelah puas meneliti gadis itu. Sudah dua kali Wonwoo menanggap basah ketuanya memperhatikan gadis itu dalam-dalam, tapi dia tidak mau memedulikan itu. Dia tidak mau membuat hyung-nya marah, mengingat emosi yang tidak stabil tersebut.

Wonwoo menghembuskan napas. "Aku khawatir dengan Jeonghan hyung. Dia yang paling banyak menerima imbas."

Setelah kembali pada tubuh mereka masing-masing di laboratorium, dia memang masih mengawasi kesembilan temannya melalui pikirannya. Apa mereka bisa terbiasa dengan tubuh manusia setelah bertahun-tahun hidup dengan sebagai makhluk tanpa raga? Apa tubuh mereka tetap sama setelah ratusan berlalu? Apa dia memanfaatkan tempat pendingin yang dibuat Jeonghan?

Banyak hal yang Wonwoo khawatirkan. Belum lagi kenyataan, kini teman-temannya hanya setengah vampire yang tidak memiliki kekuatan dan harus menangani kebengisan Chang. Teriakan Jeonghan yang sempat dia dengar saja masih terus terbayang-bayang.

"Kita harus cepat," kata hyung-nya, "sampai mana dia tau tentang kita?"

Wonwoo menaikkan bahu. "Mungkin baru sampai di mana kita menemukan satu sama lain."

Hyung-nya menggeram. "Ini terlalu lama."

Mulai lagi. Wonwoo menahan helaan panas karena emosi yang mulai menggebu-gebu itu. Dia tidak tau apa ini efek dari kekuatan api atau memang sifat alamiahnya, tapi Wonwoo sedikit lelah jika harus terus-terusan melihat kemarahan itu.

"Cerita kita terlalu panjang jika harus diberitahu dalam sehari. Dia juga belum tau jika vampire yang dia temui, sebenarnya hanya jiwa bergentayangan yang sudah kembali ke tubuh masing-masing setelah menyerahkan kekuatan kita padanya."

Kening ketuanya mengerut. "Memangnya yang dia tau apa?"

"Dia taunya jika mereka semua ada di dalam dirinya, makanya kekuatan mereka juga ada padanya." Sebelum ada ocehan, Wonwoo menambahkan, "Jeonghan hyung sengaja membohonginya. Waktu itu dia belum bisa percaya pada gadis itu, jadinya dia minta bantuanku untuk pura-pura menjadi Chan, Vernon, dan Seungkwan untuk bicara dengan pikirannya saat itu."

Dengusan keluar dari bibir tersebut. "Jeonghan membuat semuanya rumit."

Wonwoo tidak membalas apa-apa. Semuanya memang rumit. Dia tidak bisa mengucapkan apa-apa. Tapi, jika tidak ada Jeonghan pun, mereka tidak mungkin bisa sampai di sini ini, di mana waktu pembalasan dendam mereka makin dekat dan matang.

🍃💦❄🔥 

"Wonwoo-ya, kau bisa membaca pikiran mereka, kan?" Wonwoo melihat setiap orang yang ditunjuk Jeonghan dari kejauhan. Tidak berpikir lama, dia mengangguk.

"Beritahu padaku, siapa namanya? Apa yang sedang dia pikirkan saat ini? Yang paling penting, apa mereka sedang mengalami kesulitan?"

"Kesulitan?" gumam Wonwoo yang bingung. 

Jeonghan mengangguk. "Kita butuh orang-orang yang kesulitan, seperti orang yang kesulitan ekonomi, punya masalah keluarga atau dengan teman, dan masalah dengan batin atau fisik mereka sendiri."

"Wae?" 

Jeonghan bergumam sebentar. "Kurasa, hanya orang-orang kesulitan yang mau menolong kita dan bersedia menerima permintaan aneh kita untuk jadi setengah vampire. Orang yang butuh kekuatan untuk hidup dan tidak akan mati meski tidak makan."

Outcast CastelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang