Kalung Sang Pemimpin

314 56 46
                                    

Halo yorobun 🥰

Aku mau kasih aba-aba dulu nih kalau cerita bakal lumayan panjang dari biasanya 😂

Jadi, siapkan diri ya 😁
Happy reading 💕

🍃💦❄🔥

Seungcheol menarikan dua kursi agar kami bisa nyaman mengobrol di luar. Kurasa alasan dia memilih berbincang di luar supaya aku tidak melihat bekas luka bakar di tangan itu. Mungkinkah lukanya ada di sekujur tubuh?

"Kenapa melihatku?" tegurnya yang menyadari lirikanku.

Aku mulai salah tingkah dan hanya menunduk sambil mengusap leher. "Tidak ada."

Seungcheol pun tidak berniat mengatakan apa-apa lagi. Tangan itu hanya sibuk mengusap kedua kalung berharganya.

Mataku melirik kedua liontin yang paling bersinar di tengah malam ini. Buku ini dan kalung tersebutlah yang telah membantuku mengingat mereka. Jika tidak melihat nama dan foto dari liontin itu, mungkin aku tidak akan penasaran sampai mau masuk ke dalam hutan.

Aku juga sempat mengenali wajah Seungcheol. Ada perasaan tidak asing sampai aku ingin menemuinya. Dia adalah orang pertama di tempat ini yang ingin kutemui dan akhirnya aku bisa berhadapan dengannya sekarang.

"Ini!" Seungcheol menyerahkan salah satu liontin padaku.

Aku menerimanya dengan bingung. Karena tidak bisa membedakan kedua liontin itu, aku membukanya terlebih dahulu. Foto Seungcheol pun ada di dalamnya.

"Yang itu kukembalikan karena milikku hanya yang ini." Dia menggenggam erat kalung itu seakan tidak mau kehilangannya.

"Ini juga bukan punyaku. Aku hanya dipinjami oleh temanku," ungkapku.

Seungcheol menyandarkan punggungnya pada tembok. Kepalanya menatap langit yang mulai berhiaskan cahaya kecil. "Berarti kau harus berterima kasih pada temanmu itu. Karena kalungnya menyelamatkanmu dariku." Napasnya terhembus berat. "Saat itu aku mengira ... kau reinkarnasi Soohyun, adikku."

"Kalau boleh jujur, temanku ini mirip dengan adikmu. Dan karena kemiripan itu, aku jadi ingin mencari tahu tentangmu dan kalian yang ada di buku ini." Aku menyerahkan buku yang sejak tadi hanya kubawa tanpa berani mengembalikannya. "Kurasa, buku ini juga harus kukembalikan karena sejak awal milikmu."

Seungcheol menerima buku itu dan melihatnya sekilas. Bibirnya tersenyum miring, lalu melempar buku tersebut ke tanah. Dia mengeluarkan sebuah korek api dari saku celananya. Saat pemantik dinyalakan, dia melemparkannya ke arah buku itu.

Aku sangat keterkejutan. "Kenapa kau membakarnya?"

"Lebih baik semua hal tentang vampire ini tidak pernah diketahui siapa pun lagi. Biarkan vampire jadi makhluk mitologi yang benar-benar hanya sebuah kisah belaka. Agar tidak ada lagi yang membuat penelitian gila semacam ini untuk menguasai dunia. Dan ... agar kami bisa hidup tenang selayaknya manusia biasa." Karena keputusannya sudah bulat, aku tidak ada pilihan selain menghargainya.

Kami pun hanya bisa memandangi buku itu mulai terbakar sedikit demi sedikit menjadi abu yang beterbangan. Memanfaatkan sisi hangat dari api untuk mengurangi dinginnya malam.

"Lalu, bagaimana dengan kenangan tentang Soohyun? Semua yang ada dibuku itu adalah kenangan tentang adikmu." Aku mengatakannya karena tahu, seberapa berharganya Soohyun bagi pria itu. Aku pun dulu selamat dari Seungcheol karena adiknya yang tidak pernah kukenal.

"Cukup dengan ini." Seungcheol menunjukkan liontinnya lagi. "Ikatanku dengan Soohyun sudah berakhir sejak Chang musnah. Meski selamanya dia akan tetap jadi adikku, tapi kenyataannya dia sudah tiada. Aku harus merelakannya."

Outcast CastelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang