Sang Mata

277 53 29
                                    

Jeon Wonwoo,Panggilan Wonwoo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeon Wonwoo,
Panggilan Wonwoo.

Gerbang pertama dari para pelindung.
Posisi pemantau hutan.
Sang penerus kekuatan Air.

Bagai sebuah buku yang ingin terus mencari tahu. Hidupnya banyak dihabiskan untuk membaca dan menjelajahi dunia yang belum dia sentuh. Dia ingin mengetahui lebih banyak hal sebelum ajalnya menjemput dan dia pun mendapatkannya, beserta kekuatan yang mempermudahnya melihat dunia orang lain.

Dia menjadi vampire dengan kemampuan yang cukup ditakuti. Selain bisa melihat dan menelusuri masa lalu orang tersebut, dia juga bisa mengendalikan dan mengubah jalan pikiran orang itu sesuka yang dimau. Namun, untuk melakukan itu, dia harus mempertaruhkan banyak hal. Semakin jauh dia melihat masa lalu orang lain, energinya akan semakin terkuras. Semakin besar dia mengubah pikiran orang lain saat energinya habis, maka sebagian ingatannya sendiri yang akan hilang.

Meskipun ingatannya akan berangsur kembali, tapi dirinya harus menahan rasa sakit yang ada di kepalanya. Dia pun tidak bisa memilih ingatan yang tidak diinginkan. Karena pada akhirnya, semua akan kembali padanya.

🍃💦❄🔥

"Yoon Jeonghan!!!"

Aku tidak henti-hentinya menggedor pintu kamar Jeonghan hingga mengganggu tetangga-tetangga di kamar lain. Bahkan sampai ada yang berteriak lebih kencang dari suaraku. Teriakanku menciut karena merasa sungkan sekaligus takut.

Orang itu berteriak sangat keras. Suaranya terkesan marah dan juga menahan sakit secara bersamaan. Beberapa kali aku mendengarnya berteriak dari kamar yang tidak pernah terbuka itu, tapi bar kali ini aku mendengar suaranya yang begitu kesal.

Tidak lama kemudian, ada bunyi kunci pintu yang terbuka. Knop dari pintu yang ada di depanku pun bergerak dan mengeluarkan seseorang yang jadi pemicu keributanku itu.

Jeonghan berlari keluar kamarnya secepat mungkin tanpa memedulikanku. Aku pun tidak ingat lagi dengan emosiku sebelumnya. Kakiku hanya bergerak mengikutinya menuju kamar dari sumber suara tersebut.

Tidak hanya Jeonghan, Seokmin juga ikut keluar dengan tergesa-gesa. Mereka berdua masuk ke kamar tersebut dan menutupnya. Lalu, ketika aku ingin masuk juga, tanganku ditahan Mingyu.

"Tunggu mereka keluar, baru kau minta izin masuk," katanya dengan suara serius.

"Wonwoo sedang kesakitan, apa aku tidak boleh melihatnya?"

Mingyu mengerjapkan matanya berkali-kali. Dia tampak terkejut saat aku menyebutkan nama Wonwoo dengan lantang. Namun, dia segera menggeleng untuk mengatakan, "Wonwoo hyung tidak kenapa-kenapa. Dia hanya kesakitan karena ingatannya datang dalam jumlah yang besar hingga kepalanya mengalami rasa sakit hebat. Kita percayakan saja pada Jeonghan hyung, Seokmin, dan Wonwoo hyung sendiri."

"Lagi pula.." Mingyu menggantungkan ucapannya sesaat. "Ini bukan pertama kalinya dia berteriak seperti itu."

"Eonje? Aku lebih sering mendengarnya mengerang. Itu pun tidak sampai sekencang ini."

Outcast CastelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang