4 Penguasa

344 79 12
                                    

Pada pagi-pagi buta yang belum disambut sang mentari, Jun sudah datang menyuruhku bangun. Belum lama dia menyuruhku tidur, sekarang sudah dibangunkan lagi. Alhasil dengan mata terpejam, aku duduk diposisi sambil menunggunya mencari sesuatu entah apa itu. Sesekali menguap dan hendak berbaring di lantai.

Namun vampire itu dengan menyebalkannya, mengangkat kepalaku dan membuat tubuhku duduk tegak lagi. Aku mengerang malas. Bibirku yang manyun, tiba-tiba saja dikecupnya hingga kedua mata ini terbuka lebar.

"Kau suka sekali cium-cium!" omelku sambil menutup bibir dengan tangan.

"Sudah biasa kan dicium cium? Bibirmu sudah disentuh 7 vampire."

Iya juga. Aku tidak mengelak. "Setidaknya kau juga tidak boleh seenaknya begitu!" Tapi aku masih mengedepankan harga diriku.

"Itu cara terapuh membuka matamu." Dia melontarkan alasannya lagi.

Ya sudah, kali ini aku menerima alasannya itu. Walaupun wajahku masih masam karena tindakannya.

Jun lanjut menggeledah isi kastil mencari benda yang menghilang itu hingga frustasi sendiri. "Ah sudahlah! Cerita langsung saja."

"Kau mencari apa memangnya?" tanyaku basa basi.

"Buku bahasa Korea yang diberikan hyung. Itu ada penjelasan tentang 4 kekuatan kami. Biar aku tidak salah menjelaskan, aku kasih saja langsung. Biar kau baca sendiri."

Rasa kantukku berubah sepenuhnya dengan perasaan jengkel. Mataku menyipit dan melihat tajam makhluk astral yang katanya sempurna itu. Tapi tidak dengan sifat dan sikapnya. Di saat vampire lain menjelaskan dengan ucapan, dia justru menyuruhku membacanya sendiri. Kurang unik apa lagi? Masih subuh, sudah disuruh membaca. Aku bersyukur buku itu hilang.

"Bagaimana kalau aku salah menyampaikan padamu? Aku tidak mau ada kesalahpahaman." Dia bicara ada hubungan gelap antara kami.

"Aku akan coba menyaring informasi darimu. Aku sudah tau sedikit tentang kekuatan kalian. Minghao menjelaskannya padaku secara singkat."

Dia bernapas lega sambil memegang dada bidangnya. "Untunglah. Hǎo! Sekarang biar aku ingat-ingat dulu," ucapnya sambil menepuk-nepuk tangan.

"Kita ada 4 kekuatan. Air, angin, es, dan api." Dia berkata sambil bergumam. Matanya menatap ke atas menunjukkan bukan itu yang ingin dia sampaikan.

"4 elemen dari 4 vampir terkuat." Lalu dia mendesis.

"Kau tau tentang 4 penguasa vampire?" Aku menggeleng cepat dan dengan antusias membalas tatapannya. 

Jun berseru, "Kalau begitu aku akan mulai dari sini."

"Jadi, ini seingatku. Dulu ada 3 vampire terkuat dari 3 kerajaan. Api, air, dan angin. Hanya tiga. Lalu vampire dengan energi angin dan air menikah. Jika tidak salah, yang perempuan itu air. Terus salah satu anak yang mereka lahirkan, memiliki dua kekuatan itu dan dengan pintarnya menggabungkan kekuatan tersebut jadi es." Jun bercerita seperti ini cerita anak-anak.

"Singkat cerita, hingga keturunan mereka yang keseribu, klan air, angin, dan es, ingin keturunannya cukup menjadi manusia. Sedangkan satu klan lainnya tetap ingin jadi vampire yang abadi. Terjadi keributan besar pada keturunan itu. Keturunan dari tiga klan, seluruhnya menikah dengan manusia, sedangkan dua anak dari klan api, hanya satu yang menikah dengan manusia. Satunya lagi memberontak dan berbelok ingin menguasai mereka setelah mengetaui cara untuk menyatuhkan kekuatan mereka untuk menguasai kerajaan vampire." Aku tampak serius mendengarkan, hingga tidak sadar bibirku membulat sendiri.

"Lalu terciptalah empat keturunan manusia yang jadi pimpinan kami."

Aku memotongnya dengan protes. "Kok tiba-tiba ke kalian? Terus apa yang terjadi sama pemberontak itu?"

Outcast CastelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang