Hembusan napas yang berat datang ditemani suhu panas di atas normal manusia pada umumnya. Suhunya adalah 700 °C. Suhu yang setara dengan gunung berapi. Dia memang tidak normal karena dia adalah seorang vampire. Seorang manusia yang ternyata memiliki darah vampire. Jenis keturunan yang tidak pernah dia pikirkan.
Dia sibuk meremas-remas benda kecil yang selalu menemaninya di setiap pagi. Bersama-sama menunggu matahari terbenam agar tidak menyakiti kulit vampire-nya yang lebih sensitif dari sebuah kaca.
Tapi pagi ini, dia tidak hanya bersama kalung peninggalan pentingnya ini. Dia bersama dengan seorang perempuan yang berhasil menembus dinding perlindungan 12 teman vampire-nya. Sosok manusia yang tidak pernah dia perkirakan akan jadi pilihan teman-temannya.
Orang itu hanya seorang wanita lemah. Bertubuh kurus, memiliki riwayat gangguan mental, dan tidak berpikiran panjang. Jika bukan karena kondisi ekonominya yang berantakan, gadis itu tidak akan terjebak dalam keadaan yang membahayakan ini. Dia tidak menyangka mereka akan mempertaruhkan semuanya pada seorang wanita yang tidak berdaya.
Dan dia tidak akan mempertimbangkan jika gadis itu memiliki kalung yang sama dengannya. Kalung yang sebenarnya adalah sebuah liontin dengan selembar foto di dalam. Foto dari seseorang yang dia harapkan akan kembali bereinkarnasi.
Namun dia sudah yakin jika gadis itu bukanlah sosok yang diharapkannya. Dia tidak bisa merasakan ikatan itu dengan tubuh gadis tersebut.
"Soohyun-ah, siapa yang kau kirim sebenarnya?"
Suara decitan membuatnya terkejut. Dia segera menyembunyikan kalung miliknya dan membalikkan kepala. Menampilkan sorot mata yang marah pada keberadaan orang tersebut.
🍃💦❄🔥
Aku mempertimbangkan apa yang Soonyoung katakan sebelumnya terkait kalung Jaemi ini. Beberapa kali dalam tidur, aku juga merasa ada seseorang yang menyentuh dan hendak mengambil kalung ini. Awalnya kukira itu hanyalah sebuah mimpi, tapi setelah kuingat-ingat, beberapa dari vampire di sini sering kali memberikan perhatian lebih pada kalungnya.
Apa yang spesial dari kalung ini?
Tanganku berhenti menyuap makanan pemberian Soonyoung. Aku menyingkirkan surai panjang yang menghalangi tanganku untuk membuka kaitan di kalung yang melingkari leherku sejak datang ke hutan ini. Aku melepaskannya dan mengamati dengan cermat pada detail liontin yang tampak tua.
Aku mengusapnya. Mengangkat, memutar, dan melepaskan pengunci yang menghubungkan dua sisi liontin tersebut.
Mataku berkedip beberapa kali. Dengan kaku, tanganku membuka liontin tersebut. Aku bangun dari kursi dan bergerak menuju jendela berbau hangus itu. Meminta bantuan cahaya dari sana untuk menyinari liontin sampai aku bisa melihat sebuah foto usang seorang laki-laki remaja.
Jantungku seketika berhenti berdetak melihat seseorang yang berada di foto itu. Aku tidak percaya dengan apa yang ada di penglihatanku. Pria di foto ini adalah..
Vampire itu??
Kepalaku mengarah pada sebuah pintu yang selalu menjadi tempat tujuan menghilangnya vampire itu kemarin malam. Aku baru bisa melihat pintu itu setelah matahari menampakkan diri. Aku agak ragu untuk mendekati pintu itu, tapi tubuhku bergerak sendiri tanpa perintah.
Tidak mengetuk terlebih dahulu, aku langsung membukanya. Pintu itu mengeluarkan suara decitan yang mampu menarik sorot mata marahnya kembali terarah padaku.
Aku menunduk. "Jeosonghamnida."
"Apa manusia zaman sekarang tidak lagi memiliki aturan sebelum masuk ke kamar orang lain?" ketusnya. Sekali lagi aku meminta maaf dan diam di tempat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Outcast Castel
FanfictionDahulu ketika para vampire masih menguasai kota, kami hidup dalam kegelapan yang diselimuti darah kawanan kami sendiri. Hidup dengan ketakutan dan bau darah yang menyebar di penjuru kota. Namun itu sudah ratusan tahun berlalu. Kini para manusia ting...