Tidak ada informasi yang jelas di buku ini. Mana ada tertulis kelemahannya? Yang ada dia menulis harus berteman dengannya. Masa iya aku berteman dengan vampire. Bisa-bisa dia menyerangku duluan.
Mana pada halaman pertama ini banyak kata-kata yang tidak ku mengerti. Jangan percaya pada kepolosan. Siapa yang polos? Vampire? Kalau vampire polos, akan banyak vampire yang dimanfaatkan. Belum lagi dibuku ini berkata kekuatannya adalah meniru manusia.
Ahh.. aku harus bagaimana ini? Mengenali anak kembar saja aku bingung, apalagi jika vampire yang bisa berubah jadi manusia.
Vampire tidak akan mampu menyembunyikan mata dan taringnya dalam waktu 5 jam.
Memang sih 5 jam. Tapi kalau dia mulai dari saat bertemu denganku bagaimana? Itu kan tidak sampai 5 jam. Aku jadi takut masuk ke hutan ini.
Kakiku tepat berdiri di garis pembatas yang dibuat para polisi beberapa hari lalu. Kasusnya karena sudah banyak orang-orang yang melewati garis ini dan akhirnya tidak ada yang kembali. Hingga hutan ini menjadi hutan terlarang.
Ku tarik nafas panjang dan membuangnya cukup keras. Mengambil buku itu kembali, memastikan jika tidak ada hal yang ku lewatkan. Membacanya kembali dan mencernanya baik-baik. Setelah dirasa aku mengingatnya betul, aku berjalan melewati garis kuning itu. Yang artinya aku sekarang sudah melanggar aturan.
Aku masuk lebih dalam ke hutan itu. Semakin jauh kakiku melangkah, hawa dari hutan itu semakin mencekam. Udaranya semakin dingin dan semakin gelap. Walau waktu masih menunjukkan jam 2 siang, tapi berkat pepohonan-pepohonan yang rindang ini, langit jadi tertutup.
Tanganku dingin. Hawanya begitu tidak bersahabat. Sangat menyeramkan. Aku terus menatap langit berharap langit menjadi sore dengan cepat. Menurut buku ini, kastil ini akan terlihat bercahaya dengan langit keunguan.
Srekk.. Srekk..
Bulu kudukku merinding kala suara semak-semak tiba-tiba terdengar. "Di sini tidak ada binatang buas kan??" Takutku.
Aku hanya mempersiapkan pertahanan untuk vampire, bukan binatang buas. Batinku merisau.
Kakiku refleks berlari masuk lebih dalam ke hutan. Karena berjalan asal-asalan, aku sampai tidak tau sudah berjalan sejauh mana. Aku tersesat.
Srek.. Srekk..
Suara yang awalnya ku hindari justru semakin terdengar jelas. Makin mendekat dan makin sering. Ketakutan mengusai diriku. Akhirnya aku hanya bisa berjongkok. Bersembunyi di balik pohon dan menutup seluruh kepalaku demi menghilangkan suara yang terus terdengar itu.
Ditambah dengan suara tangis yang sekarang menemani. Tangis yang tidak hanya milikku. Tapi ada orang lain.
Oh god. Selain vampire dan binatang buas. Sekarang ada hantu. Kurang lengkap apa lagi hutan ini. Bagaimana bisa di Seoul ada hutan seliar ini?? Suara tangisku makin kencang. Begitu juga suara tangis yang menemaniku.
Semakin aku mengencangkannya, suara tangis itu berubah jadi teriakan. Tentu saja aku terkejut. Teriakan itu sungguh khas anak laki-laki.
"Noona.." Panggilan yang tidak tau dari siapa mengundang perhatianku. Dengan rasa takut, ku angkat kepalaku dan siapa yang ku temukan.
Mataku sontak melebar melihat sepasang mata yang begitu indah milik seorang anak remaja dihadapanku sekarang. Wajahnya begitu tampan, sepertinya lebih muda beberapa tahun dariku. Terlihat imut. Bagaimana anak sepertinya ada di dalam hutan?
"Ternyata noona nyata. Noona manusia kan?" Tanyanya dengan polos. Wajahnya memerah dan kembali menangis. Jadi dia yang tadi menemaniku menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Outcast Castel
FanfictionDahulu ketika para vampire masih menguasai kota, kami hidup dalam kegelapan yang diselimuti darah kawanan kami sendiri. Hidup dengan ketakutan dan bau darah yang menyebar di penjuru kota. Namun itu sudah ratusan tahun berlalu. Kini para manusia ting...