Objek Penelitian

311 71 8
                                    

"Ja-jadi kau mau balas dendam?" gugupku.

Dia mengangguk tanpa ragu. "Bukan dengan manusia, tapi dengan vampire itu."

Aku sedikit bisa bernapas lega. Sedikit canggung setelah mengetahui semuanya. Aku sudah terlalu banyak berpikir negatif padanya.

"Kenapa rautmu itu? Menyesal karena sudah menuduhku?" Aku tersentak karena tebakan jitunya. Namun tidak lama kemudian, dia menertawakanku. Suasana kembali mencair.

"Sudahlah. Santai saja. Aku bukan orang yang pemendam jika bukan hal serius."

Yang tadi bukan hal serius baginya? Aku hanya mengangguk-angguk patuh kali ini. Kami diam untuk beberapa saat, sampai Jeonghan mengajukan sebuah pertanyaan, "Sebelum kau menuduhku, apa kau tidak pernah tau wujud si pemberontak itu sebelumnya?"

Aku bergumam sebentar, setelah itu menjawab dengan spontan, "Pikiranku kosong."

"Jadi kau tidak paham semua yang kutulis dong?" serangnya.

"Bukan itu maksudku!" Aku berteriak kesal. Agak jengkel oleh tuduhan tidak benarnya. Tapi, sehabis itu aku mengendalikan emosiku karena sadar sebelumnya aku juga menuduhnya macam-macam.

"Pikiranku kosong untuk mendeskripsikan bentuk dari si pemberontak itu," jelasku lebih lengkapnya.

Jeonghan bergumam sembari memiringkan kepalanya. Tampak berpikir dengan mata yang lekat melihatku. "Yakinkah jika kau mengerti dengan tulisanku?"

Memangnya kenapa sih?! Batinku sinis.

"Mungkin sedikit tidak mengerti. Hanya sedikit. Sedikittt sekali!" tekanku kuat-kuat.

Dia menghela napasnya. Kenapa dia begitu?!?

"Bukan menyinggung, tapi kalau kau tidak mengerti yang sebelumnya, bisa jadi sulit mengerti apa yang akan kujelaskan ini."

Selanjutnya?

"Tentang apa?" tanyaku penasaran. Meskipun pembahasan soal pemberontak itu belum selesai, aku tidak masalah dialihkan. Aku memang plin-plan.

Matanya menatapku penuh selidik. Hanya sejenak tapi aku merasakan seluruh pertimbangannya sebelum mengatakan, "Kau mungkin sudah dengar tentang vampire murni dan setengah vampire."

Kepalaku terangguk otomatis. Lalu dia kembali melanjutkan, "Sudah tau tentang perbedaannya?"

"Aku pikir itu hanya omong kosong kalian," balasku tanpa pikir panjang. Itu berhasil mengundang tawanya.

"Aku tidak menyalahkanmu jika kau tidak percaya," kata Jeonghan, "ini memang sedikit aneh."

"Jadi, biar kuperjelas perbedaannya." Dia membenarkan posisi tubuhnya untuk lebih rileks. Rileks dalam artian agak mendekatiku. Dia memanfaatkan kertas yang ada padaku untuk digunakan kembali.

Pantas saja dia tiba-tiba mau menjelaskannya secara langsung. Dia tidak menemukan kertas lagi rupanya, tawaku dalam hati disaat-saat serius ini.

Dengan pena yang dia miliki, Jeonghan menggambar dua jenis tubuh manusia. Lebih tepatnya, rangka manusia layaknya gambaran anak taman kanak-kanak. Namun bedanya, salah satu tubuh memiliki sayap.

"Ini adalah gambaran fisik manusia setengah vampire dan vampire murni sebelum kekuatannya masih tersegel. Masih bentuk manusia biasa."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Outcast CastelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang