Sequel 11

250 37 29
                                    

Halo~~
Aku balik lagi nih bawain Soonyoung sebagai pacar selanjutnya 🤭
Kira-kira, bagaiamana tingkahnya ya? Apa masih ngajak buat ke sungai? 😂

Daripada lama-lama, yuk kita langsung aja 😉

Happy Reading ^^

🍃🐯🍃

Jika langit sedang cerah tanpa matahari yang terik ataupun awan mendung, hal pertama yang pasti ingin dilakukan adalah jalan-jalan di luar rumah. Dan ... di sinilah aku sekarang. Menghabiskan waktu menyenangkan di tengah hutan yang masih asri dan merendamkan kaki ke dalam sungai dingin.

Sangat tenang dan damai. Aku menikmati suasana bersantai ini sambil mengayunkan kaki di dalam air yang mengalir tenang. Rutinitas yang kulakukan saat menemani Soonyoung. Kekasih yang tingkahnya seperti anak kecil jika bertemu air.

Di jarak yang tidak terlalu jauh dariku, aku mendengar Soonyoung bersorak riang saat memasukkan setengah tubuhnya ke sungai. Aku pun segera menegurnya. "Ya! Kau tidak malu sama badan dan usia?"

Soonyoung mencelupkan kepala dan membasahi rambutnya secara menyeluruh. Setelah puas menyegarkan wajah, pria itu mengangkat kepalanya dan mengibaskan rambut ke belakang. Menambah kegagahan pada ototnya yang sengaja dipamerkan.

"Memangnya kenapa dengan badan dan usiaku?" Namun, dibalik tubuhnya yang jadi secara menyeluruh, cara berpikir pria itu masih cukup polos.

Kepalaku menggeleng. Aku cukup memakluminya saja sambil menjawab, "Usiamu sudah terlampau tua. Badanmu juga ... ya begitulah. Masa iya, kau masih senang saat bermain air. Seperti anak kecil saja."

Meskipun sudah terbiasa melihat tubuh bagian atasnya tanpa pakaian, tetapi aku tetap sulit jika harus mendeskripsikan ototnya dengan kata-kata. Terkadang aku pun masih sulit untuk melihat tubuh Soonyoung. Mau berapa lama pun, aku seorang wanita yang bisa tergoda dengan tubuh kotak-kotak.

"Biarin," jawabnya santai, "Masa mudaku dihabiskan untuk jadi vampire. Sekarang waktunya aku menikmati masa pensiunku."

Aku terkekeh. "Dari mana kau mendapat kalimat seperti itu?"

Soonyoung mendekat dan memajukan wajahnya hingga berjarak beberapa senti dariku. Refleks aku menahan napas dan menelan liur gugup. Aku tidak berani melihat ke mana-mana selain matanya.

"Begini-begini, kekasihmu ini tidak bodoh, sayang," bisiknya dengan suara menggoda dan diakhiri kecupan ringan di telingaku.

Aku sontak mendorongnya kuat hingga tercebur ke sungai. Kemudian, membasuh wajahku sendiri untuk menghilangkan sensasi panasnya. Aku berteriak dan mendinginkan telingaku juga. Setelah itu, lanjut menyiksa Soonyoung dengan mencipratkan air sampai pria itu susah untuk mengeluarkan keluhan.

"Ya! Berhenti! Pinggangku sakit!!" teriak Soonyoung sekencang mungkin agar aku bisa mendengar dan berhenti menyiramnya.

Dengan agak tertatih, Soonyoung berjalan keluar dari dalam air sambil memegangi pinggangnya. Karena tidak tega, aku ingin bantu menariknya keluar. Namun, dia justru berteriak kembali.

"Ya! Ya!! Ya!!! Tanganku juga sakit!" teriaknya lagi saat aku memegang lengannya untuk menarik pria itu keluar.

Bibirku manyun. Pada akhirnya, aku tidak melakukan apa-apa sampai pria itu naik sendiri.

Dengan tubuh yang basah, Soonyoung terbaring lemas sambil menyentuh bagian tubuh yang sakit, yaitu semuanya. Pria itu hanya bisa meringis dan terbaring di tanah. Tidak bisa melakukan apa pun, selain menunggu rasa sakitnya hilang sendiri.

Outcast CastelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang