Tidak ada istirahat atau basa-basi mengajakku mampir melihat-lihat kastilnya terlebih dahulu, vampire di depanku ini langsung saja memberikan kekejaman yang dia sebut 'latihan'.
Napasku ikut berlarian bersama kaki yang tidak berhenti untuk melaju kencang. Dengan tangan menengadah ke atas demi menampung air yang tidak banyak untuk menyiram sebuah pohon kecil berjarak 4 meter dari sungai. Jika tidak salah menghitung, aku sudah melangkah 13 kali setiap kali bulak-balik mengambil air. Sekarang aku sudah kelelahan.
Tubuhku ambruk di tengah perjalanan untuk berbalik mengambil air. Aku menjatuhkan diri di atas tanah sambil memandang bengis ke arah vampire yang dengan santai duduk di tepian sungai menontonku.
Dia tidak main-main dengan penyiksaan yang ditawarkannya. Tidak sedikit pun dia memberi kelonggaran waktu beristirahat.
Dengan senyum yang begitu indah, bibir itu berkata, "Kenapa berhenti? Kau baru 5 kali menyiramnya."
"CAPEKK!!" Aku berteriak dengan sengaja untuk mengeluarkan kekesalanku padanya. Percuma tampan jika kejam begini. Menyesal aku tadi memujinya rupawan.
"Padahal kau sudah berjalan sejauh dari berbatasan hutan sampai bertemu denganku di sini. Itu sudah berapa langkah kaki yang kau lalui? Apa kau tidak lelah?" tanyanya.
Tidakkah itu dia berpikir jika setiap kali aku bertemu satu vampire, aku selalu mendapat waktu istirahat. Aku bisa menghabiskan waktu untuk duduk setidaknya 1 jam. Bahkan saat bertemu Chan, aku lebih banyak tidur. Apa dia tidak ingin memberiku keringanan?
Dia menikmati hamparan angin di hutan ini dengan nikmatnya seakan dia seorang pendaki yang beristirat dari perjalanan panjang menuju puncak. Sedangkan aku sebagai teman yang baru melakukan pendakian pertama, sehingga begitu kelelahan dan ingin menyerah sekarang juga.
"Energimu sungguh menggiurkan. Aku tidak tahan untuk tidak menghisapnya."
Lagi-lagi dia berkata demikian. Aku bingung setiap kali dia membahas tentang menghisap energiku. Energi apa yang dia hisap? Apa ada hubungannya dengan tubuhku yang jadi cepat lelah?
Itu mustahil. Aku kehabisan energi juga karena berlari. Tubuhku sendiri juga jarang berolahraga. Pasti jadi cepat lelah. Lalu apa yang dia maksud?
"Mau berapa lama beristirahat? Ini sudah mau sore. Kau mau bertemu hyung di sini? Masih ada delapan siraman lagi sampai aku membawamu ke kastilku," katanya. Aku serasa ingin menangis. Menangisi ketidakberdayaanku.
"Ya! Beri aku sedikit waktu. Ini namanya bukan latihan, tapi wajib militer. Aku tidak pernah melakukannya," balasku tanpa rasa takut.
"Memangnya kau kira aku pernah ikut wajib militer?"
Tubuhku refleks menengak. "Tidak pernah?"
Dia menggelengkan kepala. "Memangnya umur terakhirmu sebelum jadi vampire berapa?"
"Ini bukan masalah umur. Tapi aku mendapat hak istimewa untuk menghindari kegiatan wajib itu," jawabnya. Tidak ada nada kesombongan untuk memamerkan hak istimewa itu. Aku merasa aneh.
"Kau seorang petinggi negara?" tanyaku.
Tidak ada jawaban. Dia hanya tersenyum, lalu kembali memerintahkanku untuk kembali latihan. Sontak aku kembali manyun.
"Aroma negatifmu begitu menyegarkan." Dia membahas-bahas energi negatif-ku lagi. Bukannya mencium darah, vampire ini justru merasakan energi negatif. Jangan-jangan dia termasuk vampire spesies lain. Vampire langka atau vampire gagal?
Daripada membuang waktu lebih banyak. Aku memaksakan kaki untuk berlari menyelesaikan latihan yang tidak tau dimaksudkan untuk apa. Meski sudah lemas, tetap kupaksakan agar ini segera berakhir. Langit juga sudah mulai gelap. Aku sungguh tidak mau jika bertemu dengan hyung mereka. Apalagi aku merasa, vampire ini terlihat dekat dengan hyung tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Outcast Castel
FanficDahulu ketika para vampire masih menguasai kota, kami hidup dalam kegelapan yang diselimuti darah kawanan kami sendiri. Hidup dengan ketakutan dan bau darah yang menyebar di penjuru kota. Namun itu sudah ratusan tahun berlalu. Kini para manusia ting...