Aku terbangun dengan napas terengah-engah. Keringat bercucuran dan tubuhku terasa panas. Aku menyentuh setiap tubuhku demi memastikan semuanya baik-baik saja. Kulihat sekelilingku dan kusadari jika tiga vampire itu masih melingkariku.
"Itulah yang terjadi pada Soohyun," kata Soonyoung dengan kepala tertunduk.
"Kau hanya melihat sedikit dari yang diperlihatkan. Kenyataannya, Soohyun mengalami lebih banyak hal demi menolong Seungcheol hyung." Jihoon ikut bicara. "Wonwoo yang tau dan melihat semua perjuangan Soohyun dengan kemampuannya."
Aku meremas-remas baju yang membalut perutku. Rasa panas, sakit, dan takut itu terasa jelas meski hanya sebuah bayangan. Begitu terasa jelas sampai aku menangis sambil menggigit bibir. Perasaan benci mengalir di dadaku.
Wonwoo menghembuskan napasnya. Dia melihat sekeliling sampai berakhir pada seorang vampire yang memunggungi mereka di dekat jendela.
"Jauh sebelum Soohyun menikah, dia pernah menemui Chang langsung ke tempat persembunyiannya. Anak itu memohon agar Chang mau melepaskan kami dari pencahariannya." Wonwoo menunduk sembari tersenyum teduh. "Dia sangat berani dan hebat," pujinya.
"Tapi itu tindakan yang tidak berguna," ucap Jihoon terang-terangan. Sebuah serangan api langsung menghampiri, tapi dengan cepat Jihoon membuat perisai es yang melindunginya. "Jika bukan karena Wonwoo kebetulan memantaunya dan Soonyoung bergerak cepat menyusul, nyawanya akan melayang lebih cepat. Dia bahkan tidak mengatakan tindakannya dulu pada kakaknya."
Soonyoung menyenggol Jihoon dan menegurnya dengan keras. "Ini bukan saat yang tepat untuk memulai pertengkaran."
Wonwoo terbatuk. "Bisa kulanjutkan?" Semua berdiam diri, sedangkan Seungcheol masih tidak bergeming, setelah menembakkan bola api itu.
"Sejak kejadian itu, Soohyun diam-diam dijadikan target untuk memancing kami. Soohyun menyadarinya dan untuk beberapa waktu yang cukup lama, dia tidak datang berkunjung ke hutan dan hanya berkomunikasi dengan pikiranku." Wonwoo menunjuk kepalanya sendiri.
"Tapi dia tidak tahan dengan pengintaian yang hampir membuatnya gila karena anaknya ikut dijadikan sasaran. Dia pun mengambil langkah yang mengancam nyawanya untuk menyelamatkan anaknya dan membuat keberadaan kami tetap menjadi misteri yang tidak bisa Chang temukan. Kejadian menakutkan di mimpi itu pun terjadi." Akhiri Wonwoo dengan suara lemah.
"Jika aku cepat sadar dengan keganjilan yang terjadi, Soohyun mungkin tidak akan meninggal di depan mataku sendiri," sahut Seungcheol. Aku bisa melihat tangannya yang mulai berapi-api dan aku juga bisa merasakan sebesar apa kemarahannya itu.
"Aku boleh tanya satu hal?" tanyaku dengan wajah terus mengarah pada punggung Seungcheol yang belum mau berbalik. Suaraku terdengar penuh penekanan. Begitu jelas menggambarkan kekesalanku yang terpendam bersama air mata yang tergenang.
"Apa kalian sudah menyusun rencana pemusnahan si brengsek itu?"
Kini kuputuskan untuk bergabung dengan mereka. Aku akan ikut dengan mereka dan menanggalkan niatku untuk menolong mereka. Dan aku akan memulainya dengan ikut memanggil Chang dengan sebutan 'si brengsek'.
Mereka tampak terkejut dengan ucapanku yang kasar. Mereka pasti tidak pernah mendengarku bicara banmal karena sekesal-kesalnya aku pada mereka, aku masih menggunakan bahasa yang sopan.
Aku terlalu kesal. Benar-benar kesal dan marah. Aku tidak mengerti lagi dengan dunia vampire ini. Apa memang sekejam ini? Hanya dipenuhi tipu daya dan persaingan untuk berkuasa. Dia melakukan semua ini sampai membuat hidup banyak manusia hancur dengan membentuk jenis vampire buatan. Memanfaatkan keempat orang dengan tipuannya dan juga memanfaatkan kekurangan ekonomiku. Dia membohongiku dari awal bertemu. Vampire-vampire ini tidak pernah jahat. Penjahat sebenarnya adalah dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Outcast Castel
FanfictionDahulu ketika para vampire masih menguasai kota, kami hidup dalam kegelapan yang diselimuti darah kawanan kami sendiri. Hidup dengan ketakutan dan bau darah yang menyebar di penjuru kota. Namun itu sudah ratusan tahun berlalu. Kini para manusia ting...