23. Tantangan Resmi

3.4K 323 10
                                    

"Ketika menjebaknya adalah hal termudah. Disaat melepaskan, adalah hal tersulit yang tak pernah kau bayangkan sebelumnya."

Vous Me Voyez

Selamat Membaca

******

Anin mengetuk pintu kamar Darel beberapa kali dengan raut kesal. Ia sudah menunggu selama hampir lima belas menit di luar kamar Darel.

"Darel! Buka dong!" teriaknya meringis pelan menahan emosi.

"DAREL!"

Brak!
Pintu terbuka menampilkan sosok pria dengan boxer hitam tanpa atasan. Ia menguap begitu lebar sembari meregangkan tangannya yang terasa pegal karena sudah tertidur cukup lama.

"Lo ngapain sih ganggu hari libur gue?"

Anin terdiam mendengar jawaban kakak laki-lakinya.

"Libur? Treksa libur?" Ia tidak tahu jika kakaknya libur sekolah.

Darel memicingkan matanya melihat Anin yang terdiam di tempat. Gadis itu sudah mengenakan seragam dan berdiri di depan pintu kamarnya. Ia menatap sinis Anin.

"Gue gak mau anter lo, gue ngantuk!"

Otomatis, Anin menghalangi jalan Darel agar tidak kembali masuk ke kamarnya. Tak lupa, ia merentangkan tangan menghalangi pintu setelah mendorong Darel keluar kamarnya.

"Gak bisa! Lo harus anter gue ke sekolah!

"Lo punya supir, 'kan? Gak usah manja!"

"Supir lagi sakit, makanya gue nunggu lo selama berjam-jam!"

Oke, Anin sedikit melebih-lebihkan alasannya. Ia hanya berdiri selama kurang lebih lima belas menit, catat.

Darel menarik baju Anin bermaksud mengusir adiknya keluar dari kamar. "Minggir! Gue mau tidur."

Mau tak mau karena ia kalah kuat dengan kakaknya, Anin tertarik keluar dan menjauhi pintu. Tanpa rasa bersalah sedikitpun, Darel kembali masuk dan membanting pintu kamarnya tepat di depan mata Anin.

"DAREL! GUE MAU ULANGAN! LO GAK KASIAN SAMA GUE?"

"Gak." Pria itu bahkan masih mampu menjawab ocehan Anin.

"DAREL! gue itung sampe tiga. Kalo gak-"

"Gue bakar nanti koleksi baju lo!" potong Darel mengancam Anin sebelum ia mengeluarkan sumpah serapah kepada kakak menyebalkannya itu.

Mata Anin berkedut tidak tahan ingin mengerjai Darel. Awas saja nanti! Anin pasti akan membalasnya.

Ia turun dengan raut wajah tak mengenakan lalu meraih tasnya yang semula ia taruh di atas meja makan. Anin berjalan ke pintu luar sembari menenteng tas sekolahnya.

Jika bukan karena supirnya tidak bisa masuk kerja, ia takkan mau menunggu Darel dan memohon kepadanya. Kalian semua pasti tahu, jika Anin tidak bisa menaiki kendaraan umum sekalipun itu taxi pribadi. Ia juga tidak diperkenankan untuk membawa mobil sendiri ke sekolah. Apa yang harus Anin lakukan sekarang?

Vous Me Voyez? ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang